36. rencana untuk mendekatkan Bunda Zaura Zico dengan om nya Ravel

57 10 0
                                    

"Jadi kak Zau punya rencana menjodohkan Bunda? Apa? Siapa tau Zico bisa bantu kak Zau" tanya Zico.
"Ini usulan dari kak Ravel sebenarnya kakak tidak kepikiran buat jodohkan Bunda dengan om nya Ravel" jawab Zaura, sementara Zico mengangguk paham.
"Kamu setuju Coco?" tanya Ravel.
"Nama ku Zico bukan Coco tapi Zico setuju banget! Lagipula kasian juga Bunda selalu sendirian kita sekolah ya kan kak Zau" jawab Zico setuju.
"Benar Co kita harus pikirkan" ucap Zaura.
"Aku dan kak Alexondra bakal bantu!" ucap Assyifa berceloteh.
"Mau ikut Zico! Plis ya libatkan aku dalam rencana kalian bertiga ini" mohon Alya.
"Tidak boleh entar kamu mengacaukan lagi" larang Zico.
"Jefri Zico!" tekan Zaura memperingati.
"Co jangan begitu dia akan teman kamu" nasihat Galaxsi, bocah itu menghela nafas panjang.
"Ya sudah deh Alya kamu boleh ikut" pasrah Zico luluh.
"Benarkah? Asyik! Terima kasih kak Rara kak Gala karena berhasil membujuk Zico! Hore!" senang Alya.
"Panggilan khusus ya sama sama" kekeh Zaura.
"Beli es krim yuk kak Axel" ajak Akira tiba tiba pada Axelio.
"Sudah banyak coklat di tangan kamu masa beli es krim juga Kira nanti kamu sakit gigi bagaimana?" tanya Axelio khawatir.
"Cuma dua kak Axel hehehe atau tiga eh empat! Kira mau lima!" jawab Akira ricuh.
"Katanya tadi dua kok jadi lima sekarang? Akira!" panggil Axelio, ia berkacak pinggang.
"Hua! Kak Axel tidak mau menuruti permintaan kecil Kira padahal tidak susah tau! Kak Axel jahat!" tangis Akira lebay.
"Berapa? Sepuluh kan tadi? Oke aku belikan kamu tunggu di sini saja Lia jaga Akira" final Axelio sembari beranjak dari tempat duduknya.
"Siap! Nah Kira kita harus menunggu kak Axel aku ada permainan baru di tablet ku" beritahu Axelia.
"Wah aku mau main!" pekik Akira, gadis kecil itu bermain bersama Axelia.
"Yah aku kalah mulu kamu menang Kira payah banget sih aku" keluh Axelia.
"Aku bisa kok ajarkan kamu kak Can Can juga pernah main ini tapi kalah terus kayak kamu begini Lia" lirih Akira polos, Cantika melotot tak terima ia ingin mengomel gadis kecil tersebut namun ditahan oleh Daven.
"Anak kecil jangan kamu lawan cerewet" malas Daven.
"Dia menyebalkan sih kacamata" tunjuk Cantika.
"Kamu juga sama kali cerewet jadi jangan menyalahkan dia" bisik Daven.

Cantika merenggut ia pun menginjak kakinya Daven sehingga pemuda itu meringis kesakitan.

"Kacamata seharusnya kamu itu belain aku! Bukan Akira!" rengek Cantika.
"Aku bisa apa? Iya iya ampun maaf! Jangan di jewer juga telinga aku cantik" pinta Daven merayu.
"Dasar tukang gombal! Kamu pikir aku termakan rayuan basi! Tau ga?! Ih sebal!" sungut Cantika.
"Ketahuan bercanda tapi kamu memang beneran cantik nama kamu saja Cantika" gombal Daven.
"Berlanjut terus tuh menggombal nya aku sama sekali tidak ada tersipu!" sentak Cantika berbohong.
"Ah masa?" tanya Daven tak percaya.
"Kalau mau masak di dapur sana!" jawab Cantika ketus.
"Siapa bilang aku mau masak telinga kamu itu harus di perbaiki seperti nya supaya tidak tuli" saran Daven enteng, Cantika mengeram pelan.
"Huh Daven kamu selalu membuat masalah dengan Cantika" lelah Alviro.
"Itu adalah hobi kesukaan ku Vir jadi terserah aku" santai Daven.
"Ya ya ya bawel banget kamu" gerutu Alviro.
"Kamu yang bawel!" rutuk Daven.
"Ck kalian berdua sama sama bawel makanya diam!" suruh Erland berdecak, ia merasa terganggu.
"Kembar kamu juga selalu mengesalkan Land" peringat Erick.
"Aku sedang tidak berbicara dengan kamu Rick jangan ikut campur" tajam Erland, Erick mengangkat bahunya acuh.
"Ini Kira puas kamu sekarang baby?" tanya Axelio tersenyum tipis.
"Puas banget! Terima kasih kak Axel!" jawab Akira kesenangan.
"Buat Lia mana kak?" tanya Axelia penuh harap.
"Tuh di tangan si Darren katanya mau membawakan es krim kamu" jawab Axelio.
"Darren!!" teriak Axelia, Darren langsung memberikan es krim milik Axelia.
"Nih tidak aku makan juga Lia takut sekali, aku tidak doyan es krim" balas Darren.
"soalnya kamu selalu bersama Raka dia kan suka es krim dan dia pernah makan es krim milik Zoya" ujar Axelia.
"Ga mungkin lah aku ketularan si Rak buku itu Lia" yakin Darren.

"Rak buku matamu!" marah Raka.
"Sabar sabar Raka Darren benar" celetuk Zoya.
"Zoya kamu harus membantu ku!" paksa Raka.
"Tidak mau itu karma buat kamu Raka karena selalu jahil dan usil" ejek Zoya.
"Gabriella Zoya!" ngambek Raka.
"Kayak perempuan saja kamu Raka ngambekan, hahaha atau aslinya kamu perempuan makanya tukang ngambek" tawa Axelia.
"Mengejek seseorang itu tidak baik my Lia" tegur Darren.
"Hehehe oke Ren" cengir Axelia.
"Mereka berdua sangat sama menjengkelkan dan menyebalkan!" umpat Raka.
"Kamu juga gitu Rak mana kamu mengumpat lagi tidak baik!" sela Zoya
"Sebutkan dendam kamu pada ku Zoya? Masa kamu belain mereka berdua daripada aku?" tanya Raka.
"Gapapa aku hanya suka menjahili kamu ble hihihi kasian" jawab Zoya sambil menjulurkan lidah nya.
"Zoya kamu benar-benar deh" renggut Raka, Zoya memeluk erat nya.

Love school children[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang