Chapter 10

3.1K 395 108
                                    

"Melindungi dia~?"

Shidou tertawa lepas mendengar pernyataan itu. Dia tiba-tiba saja mengambil sebatang kayu panjang, bertekstur mulus seperti bambu.

"Agar aku lebih cepat mengalahkan mu, izinkan aku memakai benda ini~"

Shidou berlari cepat dan dengan penuh tenaga, berusaha memukul wajah Rin. Dia pula berusaha menyangkal nya dengan tangan kosong.

"Apa-apaan?!"

"Apanya~? Apa harapanmu akan luntur?"

Pertarungan mereka tentu saja tidak main-main. Masing-masing pihak sangat serius untuk mengalahkan satu sama lain, bahkan membunuh. Tidak peduli seberapa besar risikonya.

Masing-masing dari mereka adalah pengguna pedang yang begitu mahir. Tentu saja, pertarungan ini tidak akan berakhir cepat.

Hingga 1 jam setelahnya, Rin benar-benar kelelahan. Dia menunduk kebawah, mengatur nafas dan keringatnya yang bercucuran. Lalu kembali mendongak, menatap Shidou.

"Ow~? Apa tuan Rin sudah lelah?" Ejeknya sembari memainkan batang kayu di tangannya.

Rin menatap dingin, dia tidak akan memberikan Shidou kesempatan untuk mengalahkannya.

"Berisik, brengsek."

Shidou hanya menyeringai nakal.

"Aku jadi merasa bangga idiot~"

"Apa?"

"Aku bangga bisa membuat gadis Pribumi itu tak punya apapun lagi selain dirinya~! Pada awalnya, aku memang mengagumi kecantikan nusantaranya. Tapi sekarang, aku lebih mengagumi bagaimana dia bisa bertahan...

"Aku tidak peduli bagaimana Pribumi itu menderita. Selama dia melawan perintah, aku akan memberikan hadiah tanpa memandang mereka berharga ataupun tidak~! Aturan adalah aturan~!"

Shidou mengusir rambut nya kebelakang, bernafas berat dengan keringat mengalir.

Urat terlihat di dahi nya, Rin mengepalkan tangannya sekuat mungkin. Hingga buku-buku tangannya mengeluarkan darah.

"Aku tidak akan membiarkan mu menyakiti nya lagi." Tuntut nya keras seraya memelototi Shidou.

"Uhhh~ takutnya~" Ia memutar mata.

"Aku ikat ucapanmu."

Rin melesat cepat menenteng sebuah tongkat besi. Sorot matanya bagaikan pisau, seakan Shidou adalah titik tumpuannya.

Shidou sangat terkejut, itu kecepatan yang tidak pernah dia lihat.

Rin langsung memukul leher nya, melompat tinggi dan menggunakan kakinya untuk menendang perut nya. Shidou terbatuk, mengeluarkan sedikit darah yang menyentuh tanah.

"Kau!"

Shidou tak Terima.

Hingga suara perkelahian mereka membangunkan para tentara lain yang segera bergegas menuju ke bagian belakang markas Nippon. Betapa terkejutnya mereka melihat Rin dan Shidou sedang berkelahi hebat. Masing-masing dari mereka mengalami pendarahan dari luka-luka mereka.

Mereka bergerak dan memisahkan keduanya. Shidou terlihat tidak ingin berhenti meski bawahannya mulai menarik nya menjauh dari Rin.

Shidou menjulurkan lidahnya, "Ayo! Pukul aku petinju bajingan!" Teriaknya memprovokasi. Rin menggeram kesal dan berusaha bebas dari tahanan para bawahannya.

"Pergilah ke neraka! preman brengsek!" Bentak Rin tak sudi.

Mereka berhasil di pisahkan. Rin terduduk diam setelah pertengkaran menghebohkan itu, dia meratapi tanah tanpa memedulikan pendarahan setiap luka.

Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang