59. Deeva bundir?!

18 5 0
                                    

Hari gelap menyambangi, mendekap bulan dengan ajaibnya. Tak tampak awan, tak ada bintang, hanya cahaya rembulan remang-remang. Gadis berambut lebat nan bergelombang yang duduk di teras rumahnya sembari melihat ponsel-menatap lurus ke depan jalan di mana banyak kendaraan berlalu-lalang.

Mulutnya terkatup rapat, lalu tanpa aba-aba memijat pangkal hidung merasa pening. Sudah setengah jam ia habiskan waktu menonton video lucu, sayangnya tidak ada yang bisa meredam kegundahannya.

Seminggu belakangan ini ia sangat jarang berbaur bersama sahabat-sahabatnya. Jarang ikut ke kantin, membaca novel horror kesukaannya bersama Shana, atau mengobrol pagi seperti biasanya. Abel pikir semuanya akan berjalan semestinya, namun, makin lama dicoba Abel malah makin mengingatnya.

Kehilangan dua orang sekaligus bukanlah hal yang mudah.

Ralat, satunya kan makhluk halus.

Kembali ia buka sebuah nomor tanpa keterangan online di atasnya. Nomor yang Abel pikir sudah tidak aktif lagi. Ia baca seluruh isinya dari atas sampai bawah.

Aksayangg

6 Bulan lalu

Anda

|cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|cantik

beneran?|

|iya, abel kan selalu cantik


coba kirim foto|

coba kirim foto|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


kanapa kedip sih?//emot nangis|


|kenapa memangnya?


kamu terlalu ganteng klo gitu|

Ineffable |End|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang