Jangan lupa vote oi_________________________________________
Sore ini, rumah Zee dan Marsha sudah didekor untuk menyambut anak mereka yang rencananya akan lahir dalam kurun waktu kurang dari satu minggu lagi.
Rencananya hari ini Marsha dan Zee akan mengadakan acara makan malam bersama. Jinan dan Cindy sudah sampai di rumah mereka beberapa jam lalu, untuk ikut acara makan-makan bersama.
Zee ikut membantu menyiapkan acara. Dia membantu memindahkan makanan yang sudah dimasak keatas meja.
"Sayang, kamu ga usah angkat-angkat barang gitu" ujar Zee ketika melihat Marsha mondar-mandir membawa box paket yang baru saja sampai.
"Gapapa, Kak Zee. Kamu tenang aja, aku kan super mom"
Zee hanya menggeleng melihatnya. Sambil mengawasi Marsha, Zee melanjutkan beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Beberapa tamu sudah datang, seperti biasa, yang datang adalah Jasson, Kathrina, Indah, dan Oniel suaminya, serta Olla, anak suaminya— Indah baru menikah 2 bulan lalu. Kalau kalian bertanya tentang Chika dan Takeo, mereka tidak bisa menghadiri acara ini karena urusan lain.
Para tamu sudah duduk di meja yang disediakan. Zee juga sudah duduk disana, tinggal menunggu Marsha saja yang belum selesai berdandan.
Marsha sudah terlihat disana, sedang menuruni anak tangga satu persatu. Dia mengenakan dress warna putih, dengan rambut yang digerai, poni tipis menutupi dahinya.
"Ibu negara kita sudah datang, ayo dong, bu, bisa dipercepat tidak? Kasihan tamunya sudah keroncongan" ucap Zee.
"Ih, sabar dong. Aku ga bisa gerak cepet" jawab Marsha.
"Hati-hat.... MARSHA!"
DUBRAKK
Marsha tergelincir dari tangga. Zee lamgsung berdiri untuk menangkap Marsha, tapi terlambat. Marsha sudah jatuh. Terlihat darah mengalir di paha bagian dalam Marsha, membuat Zee panik pastinya.
"Kak, sakithh" rintih Marsha. Ujung matanya sudah berair.
"JESS, TOLONG SIAPIN MOBIL GUA! KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!" Zee berteriak, lalu menggendong Marsha menuju arah mobil.
Jasson membuka pintu mobil di baris kedua. Zee meletakan Marsha berbaring, dia juga duduk disana, menjadikan pahanya sebagai bantalan untuk kepala Marsha. Sedangkan Jasson menyetir di depan.
Dewi Fortuna tidak berpihak pada Zee malam itu. Kondisi malam itu sangat padat, membuat kemacetan dan mobil ini nyaris tidak bergerak selama 5 menit.
"Kak, sakit. Aku ga kuat" kalimat itu beberapa kali keluar dari mulut Marsha, bersamaan dengan keluarnya bulir air mata di sudut matanya.
Zee hanya bisa mengecup kening Marsha sebagai bentuk support, dan mengelus pipinya.
"Kamu harus kuat, Sha" Zee mengatakan kalimat itu sambil bercucuran air mata.
Marsha menggeleng. "Aku ga kuat, ini sakit banget, Kak Zee" dia masih menangis.
"I know, Sha. Tapi aku tau kamu kuat, sabar, sayang, sebentar lagi"
Marsha menggeleng. Penglihatan Marsha mulai kabur, kepalanya terasa pusing, dan petutnya terasa nyeri luar biasa.
"Kak, aku mau tidur sebentar" lirih Marsha. Zee menggeleng, tapi Marsha sudah lebih dulu memejamkan matanya.
"MARSHA! BANGUN!" Zee menepuk pipi Marsha, mencoba membangunkannya sambil menangis. Zee beralih menatap kedepan, kearah Jasson.
"JESS, CEPETAN NYETIRNYA! ISTRI GUE UDAH KESAKITAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Kita [END]
ChickLitTentang bagaimana seorang Marsha Lenathea dan Arzhie Adriano Harlan bisa mengubah kata "aku" dan "kamu" didalam kamus hidup mereka menjadi satu kata. Kita.