Only a monster can destroy a monster too

22 1 0
                                    

Rich boy X World is spinning
01:43 ━━━━●───── 03:50
⇆ㅤ ㅤ◁ㅤ ❚❚ ㅤ▷ ㅤㅤ↻

©

Suara pintu terbuka menarik perhatian seluruh audiens di ruang rawat Vijendra. Tidak sopan langsung buka pintu tanpa mengetuk, begitu pikir mereka. Tapi begitu melihat sosok Caramello yang muncul dari pintu dengan menangis, mereka terdiam sejenak menerka apa yang telah terjadi pada gadis gula yang biasanya selalu aktif membacot juga tertawa brutal ini?

"Kenapa lu?" Ujar Nandio sedikit menertawakan. Mengira Caramello mengalami bullying di sekolah baru. Baru di tanya seperti itu sudah membuat dada Caramello sesak semakin meletup letup membangkitkan derita yang sudah ia tumpuk bersama dengan pikiran akan hari esok bertemu Jordan lagi di sekolah. Isakan nya malah semakin menjadi dan tidak bisa di tahan tahan lagi.

"Suruh duduk dulu kek--" Davelio berdiri menghampiri Caramello sebab kakak nya sendiri malah terlihat tidak terlalu menanggapi dengan malah asik membuat penderitaan Caramello menjadi candaan. Kalau ada hal serius yang terjadi pada Caramello siapa lagi yang akan di salahkan jika bukan dia. Sebagai seorang kakak. Davelio merangkul Caramello duduk di samping Nandio, sementara itu Naren mengambil segelas air putih untuk menenangkan Caramello.
"Minum dulu dik?"

"Caramello sebenernya kenapa?" Tanya Davelio lagi, kali ini pemilihan kata nya lebih halus dan lebih bisa di terima daripada pertanyaan awal Nandio tadi. Sembari mengusap punggung Caramello dengan lembut.

Caramello dengan gemetaran menunjukkan rambut nya rontok akibat di tarik oleh Jordan tadi,
"Jordan- sekolah di Rajawali--"

"Jordan siapa?" Tanya Nandio lagi. Bodoh.

"Jordan leader Street Killer Slaves yang lu lawan semalem blok!!"

"Oooh. Hah? Kok bisa??"

Davelio memutar mata malas menanggapi, lebih menunjukkan ke hawatiran pada Caramello. Caramello datang dengan menangis, gemetar membawa rontokan rambut nya. Pasti terjadi sesuatu pada nya disana.
"Jordan ada ngapa ngapain Caramello?"

Baru lah Caramello menceritakan dari awal bagaimana kontak nya dengan Jordan di mulai, dengan suara tersendat sisa sisa dari isakan tangis nya.

"Langsung di tarik rambut kamu nya gitu?" Davelio shok sambil memijit kening nya.

"Parah banget anji*g sama perempuan." Naren menggebrak meja kesal.
"Kalo gue jadi Dio tuh orang udah gue sate." Lanjut nya di tengah emosi dan kedongkolan sambil memegangi gelas bekas minum Caramello.

"Ah, kamu jadi gak sengaja masuk ke dalem masalah kami dik. Kami minta maaf ya, you didn't deserve this. Kita gak bisa biarin ini gitu aja, Roadrichs harus tau."

Nandio diam diam mengusap kepala Caramello di bagian rambut nya di tarik oleh Jordan dan menemukan helaian rambut dari sana. Nandio hanya diam. Ia mengantongi rambut tersebut di balik saku jaket nya.

"Udah gak usah di pusingin. Yuk Ra, bangun. Pulang kita."

Davelio sontak langsung ikut berdiri saat Nandio yang akan menarik lengan Caramello untuk pulang. Davelio menahan Nandio. Dengan tatapan sinis serta sebal Davelio sedikit mendorong Nandio menjauh dari Caramello.
"Gak bisa gitu dong bro. Adik lu enih, kalo dia kenapa kenapa gimana."

"Siapa suruh tiba tiba muncul? Lagian Vijendra udah minta lu sembunyi kan? Ngapain sok muncul gitu, caper lu? Ini Salah lu sendiri. Jangan bikin repot orang lain." Nandio kini menatap adik nya yang masih sesenggukan itu dengan tak kalah sebal nya.

Untold: Animal Like Behavior With A Bit Of Humanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang