[TWIST N TURN ON GOING]
--------
Lika-Liku kisah cinta Denira Primadona memandang Bharratala Darris sebagai pria yang dia cari dahulu.
Bukan, ia hanya tidak menyangka bahwa anak laki-laki yang menjadi teman kecilnya dulu adalah musuh bebuyutannya ki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅡTwist n Turnㅡ
Prima tengah menyelesaikan catatannya dibawah pohon taman dekat dengan kantin. Adem, ini suasana yang Prima cari sedaritadi. Mika udah duluan ninggalin dia, katanya mau latihan buat dance akhir bulan besok. Dia mau tampil di acara perpisahan guru pensiun soalnya. Ya.. Mau nggak Mau Prima terima ditinggal sendiri, dan akhirnya Yah.. Me time gini sambil dengerin lagu, sambil nyelesaiin tugas atau bahkan sambil makan. Sebenernya baru sekarang sih Prima ditinggal Mika, biasanya kan dia tuh yang ninggal Mika.
Yaudahlah ya... Mau gimana lagi..
"Barra!!!"
"Barra!"
Suara Bu Jenny, selaku guru piket. Suara dia menggema seisi kantin, memekik nama Barra sambil berjalan kearah Prima--ah kearah Barra yang duduknya satu arah dengan Prima.
Prima yang merasa terganggu, dia menoleh kearah belakang. Mendapati Barra dengan headphone-nya yang terpasang ditelinga, orang itu tengah sibuk memakan cemilannya sambil melihat kearah Prima--lebih ke memantau Prima sih.
Barra masih santai memakan cemilannya, sedangkan Bu Jenny suaranya sudah menggema satu kantin memekik nama Barra terus-terusan.
Sambil menurunkan headphone yang dikenakan Barra. Bu Jenny berkacak pinggang, "Barra! Maksud kamu apa?!"
"Udah rambut panjang begitu nggak dipotong! diwarnain cokelat pula! Maksudnya apa?!" teriak Bu Jenny.
"Gabut aja Bu, lagian bagus juga warna cokelat daripada item. Iyakan? Bu Jenny aja rambutnya warna cokelat.." kata Barra.
"Malah dibandingin sama saya... Saya ini guru, kamu murid!"
Sambil dengan santainya mengambil minum, Barra menghadap kearah Bu Jenny. "Harusnya guru ngasih contoh yang baik nggak sih Bu? Kalo Bu Jenny aja semir cokelat, kenapa saya enggak?"
Bu Jenny yang udah kepalang kesal, dia meninggikan suaranya sambil menunjuk kearah keluar menggunakan tangan kirinya. "UDAH! CEPAT KE LAPANGAN!" Bu Jenny kemudian pergi meninggalkan Barra.
Barra yang dilihat oleh satu kantin akhirnya berdiri sambil benerin jerseynya dan mengalungkan headphone ke lehernya.
Sembari berjalan menuju lapangan, Barra menghentikan langkahnya berada disamping Prima. Sambil meletakkan beberapa jajanan dan cokelat dimeja Prima, "Nih, buat temen lo belajar." kata Barra kemudian berlalu pergi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
