2. Daycare

107 23 1
                                    

૮₍´start'₎ა

Sepulang sekolah, Haruka dibawa oleh Yoshi untuk ke Daycare tempat Haruka akan menghabiskan waktunya sebelum dijemput kembali oleh Haruto.

"Terima kasih, Paman Yoshi." Haruka membungkuk sebentar sebelum mengikuti gurunya yang bertugas mengantarnya ke ruang dalam dari ruang tunggu.

Yoshi yang hendak menegur perbuatan Haruka barusan mengurung niat, ia merasa sungkan karen Haruka anak boss nya.

"Kak Minji, di sini ada guru baru ya?" mata kecil itu menatap lurus ke arah laki-laki yang tidak pernah ia lihat sedang menenangkan teman laki-lakinya entah menangis karena apa.

Minji mengikuti arah pandang Haruka, "namanya Kak Asahi, iya dia baru di sini hari ini."

"Ayo ke sana, sekarang waktunya tidur siang." Minji membawa Haruka untuk menuju Asahi, laki-laki itu menggendong Juhoon karena anak kecil itu merindukan orangtuanya yang tidak dapat menjemput lebih awal.

Melihat kedatangan Minji dan Haruka, Asahi tersenyum manis menyambut keduanya. "Namamu pasti Haruka. Aku Asahi, salam kenal."

"Haruka!" Kepala Juhoon terangkat otomatis mendengar nama Haruka, Asahi sedikit kaget karenanya.

"Haruka di sini." Juhoon mencari Haruka ke bawah, melihat dirinya digendong, ia meminta Asahi menurunkannya hanya untuk melihat Haruka lebih dekat.

Air mata yang mengalir dihapus dengan kasar oleh tangan Juhoon sendiri, tersenyum singkat kepada Haruka. "Aku tidak menangis, kok."

"Kamu tidak tidur?"

Juhoon menghindari tatapan mata Haruka, "aku... hendak tidur dengan Kak Asahi tadi, hanya saja rinduku terhadap ibuku terlalu besar hingga tanpa sadar aku merepotkan Kak Asahi yang harus membawaku keluar."

Haruka menatap sekilas Asahi yang dengan tenang melihat ke arah dirinya dan Juhoon, entah kenapa perasaan merasa tidak suka akan kehadiran laki-laki itu.

"Aku tidak menyukainya," balas Haruka langsung menuju kamar tidur, banyak anak sepantarannya yang sudah lebih dulu tidur siang.

Minji melihat bagaimana Asahi tersenyum kecut mendengar perkataan Haruka, "Haruka—"

"Jangan dengerin perkataan Haruka ya, Kak. Aku suka kok sama Kak Asahi!" Juhoon memeluk kaki Asahi sebelum membawa tangannya yang kecil menggandeng Asahi untuk menuju kamar tidur satunya.

Minji masuk ke dalam kamar tidur khusus perempuan, melihat ke arah kasur tempat Haruka berbaring di sana. Kemudian, Minji menutup pintunya dan berjaga di meja dekat pintu.

Jam menunjukkan pukul 2 siang, sebagian anak-anak yang lain sudah bangun untuk dijemput orangtuanya dan juga ada beberapa yang melanjutkan kegiatan di Daycare.

"Kak Minji, Juhoon masih di sini?"

Minji yang sedang berjaga karena masih ada beberapa anak yang tertidur menjawab pertanyaan Haruka, "aku kurang tau... mungkin bersama Kak Asahi?"

Haruka keluar begitu jawaban tidak pasti Minji tidak begitu menjawab pertanyaannya. Minji yang melihat hanya menggeleng saja, sudah terbiasa dengan sikap Haruka, ingin menegurnya tetapi percuma karena akan langsung seperti itu juga nantinya.

"Kenapa balik lagi? Sekarang waktunya makan siang, Kakak-kakak yang lain tidak ada?"

"Di tempat makan ada Juhoon, tetapi ada Kak Asahi. Aku tidak suka melihat wajahnya, jadi aku menunda terlihat dahulu."

Minji sangat tau perkataan itu tidak ditunjukkan untuknya, hanya saja ia merasa sakit hati mendengar perkataan anak kecil di depannya.

"Kenapa tidak suka melihat wajah Kak Asahi."

"Terlihat palsu, senyumnya terlihat sangat palsu." Kemudian Haruka berlalu pergi menuju tempat tidurnya.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Renjun yang memanggil Haruka untuk makan—membuat Haruka mau tidak mau menurutinya.

Di ruang makan, dengan masih ada Juhoon dan Asahi yang di mata Haruka terlihat sangat dekat itu membuatnya kesal.

"Juhoon," Haruka tersenyum ramah ke arah Juhoon.

"Haruka, ayo duduk di sampingku dan Kak Asahi." Juhoon menepuk kursi di sampingnya tetapi Haruka tidak kunjung duduk. Anak itu fokus menatap bolak-balik kursi dan Asahi, seakan peka bahwa Haruka tidak ingin dirinya ada di sana, Asahi segera mengundurkan diri.

"Lho, kenapa Kak Asahi pergi? Aku 'kan masih ingin mengobrol dengan Kak Asahi," ujarnya sedih.

"Kalau ada Kak Asahi di dekatmu, aku tidak mau berada di dekatmu." Pergelangan tangannya digenggam oleh Juhoon yang memintanya untuk tetap duduk dan tidak usah memikirkan Asahi lagi.

TMHE: HaruSahi

"Dadah, Haruka..." Juhoon melambaikan tangannya, orangtuanya sudah menjemput dan ia harus segera pulang.

Ketika Juhoon sudah pergi, Haruka kembali menuju ruang bersantai dan membaca buku di sana sampai ia kembali dipanggil dan melihat siapa yang memanggil.

"Bisakah Penanggung Jawab di sini mengecualikan mu untukku? Aku tidak suka melihatmu!" Asahi yang hendak menghampiri Haruka terdiam di tempatnya berdiri. Renjun, yang mungkin mendengar perkataan Haruka mengambil alih tugas Asahi dan mengantarkan Haruka untuk menemui Ayahnya.

"Ayah!" Haruka memeluk Haruto yang kemudian dirinya dicium.

"Apakah menyenangkan?"

"Tentu saja sejauh ini menyenangkan." Haruto menggandeng tangan Haruka dan mereka masuk ke dalam mobil.

"Nenek masih di rumah atau tidak?"

Melihat Haruto yang menggeleng pelan, membuat Haruka kecewa. "Kemungkinan besar Nenek tidak bisa berkunjung selama beberapa bulan karena Nenek sedang mengurus Kakek di luar negeri."

"Dan Haruka harus lebih lama di Daycare seandainya Ayah sedang lama di kantor." Lanjut Haruka, Haruto merasa bahwa anaknya terlihat lebih dewasa dari anak seumuran dirinya.

Haruto berdehem, "maaf."

૮₍´tbc'₎ა

halo, halo, halo!

maaf-maaf aku udah lama banget ngga update :(
semoga kalian suka, yaa!

till my heartaches end; harusahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang