Seperti biasa aku mau mengingatkan untuk selalu vote cerita aku. karna vote itu sangat sangat berharga bagiku. jadi mohon di vote ya
Jangan lupa untuk komen juga!
Kalau ada ke typoan dalam menulis maka tandai lah, biar author bisa memperbaikinya😊🙏
🙏Bismillah rame🙏
Happy Reading
_Fayyana mengerutkan keningnya masih tak percaya dengan keadaan sekarang, ia sangat binggung. entah apa yang di pikiran oleh kepala sekolah baru itu sehingga membuat dirinya dan teman-temanya di pindahkan ke kelas 12 A, yang dimana kelas itu di huni oleh murid-murid yang terpintar di amorfati.
Apakah murid-murid lainya, tidak ada yang protes tentang dirinya dan teman-temannya yang di pindahkan secara tiba-tiba. secara dirinya bukan notabe murid pintar dan yang serius dalam belajar.
Seluruh murid-murid pintar di kelas 12 A juga sering meliriknya tajam, memandang dirinya redah dan tentunya dengan tatapan kebencian juga.
Fayyana melirik nick yang sudah menidurkan kepalanya di atas meja dengan earphone yang senantiasa menempel di telinganya.
Fayyana mendesah berat, mungkin hanya dirinya yang terlalu memikirkan apa yang terjadi sekarang, sedangkan liam dan aurora nampak sibuk dengan ponselnya.
"Buk!" Alisha mengangkat tangannya. murid dengan predikat kepintaran nomer tiga di amorfati.
"Iya, kenapa alisha?"
"Dari tadi saya enggak bisa konsen denger penjelasan dari ibuk, gara-gara mereka" Alisha menoleh ke belakang lalu menunjuk fayyana, liam, nick dan aurora tentunya.
Alisha mendengus "kenapa mereka bisa semudah itu masuk ke kelas ini buk, padahal kan mereka bodoh!"
Fayyana melirik alisha tajam, apa-apaan beliau itu, menilai orang seenak jidat. Walaupun apa yang di katakan itu benar tapi tetap saja fayyana merasa tersinggung.
"Dan saya yakin bukan cuma saya yang terganggu, murid-murid lain juga pasti terganggu, ya-kan?" Mendengar perkataan dari alisha membuat teman-temannya mengangguk setuju.
"Iya buk, saya setuju dengan alisha. dan saya juga enggak terima mereka bisa masuk segampang itu, sedangkan kita harus berjuang keras dulu baru bisa masuk ke kelas ini, ini sangat tidak adil buk!"
Buk laina mendesah berat "saya mengerti apa yang kalian rasakan, saya sangat mengerti, ibuk juga tidak setuju dengan keputusan dari kepala sekolah, tapi... mau gimana lagi, ibuk tidak bisa berbuat apa-apa"
"Ck" Fayyana berdecih, jika tidak setuju kenapa tidak protes saja, pikirnya. daripada mendengar ocehan tidak berguna dan sangat tidak berfaedah itu fayyana lebih memilih menidurkan kepalanya lalu menutupinya dengan buku paket.
Gerald melirik fayyana lalu menghela nafasnya. "Lo juga setuju kan al?"
"Ya" Jawab gerald singkat lalu kembali membaca bukunya.
"Ibuk tidak bisa bantu kalian banyak, tapi ibu akan coba bicarakan dengan kepala sekolah" Final buk laina.
"Kalau pak kepsek belum setuju, kami kelas akan melakukan protes buk"
Buk laina mengangguk lalu tersenyum tipis "iya, ibuk akan mendukung kalian dan-"
"Hei" Suara yang terdengar sedikit berat itu mengalihkan pandangan seluruh murid, mendengar suara yang cukup asing itu membuat mereka yang tadinya brisik kini diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two twilight (HIATUS)
Teen FictionDijadikan musuh oleh ayah sendiri itu bukanlah kemauan ataupun pilihan, itu adalah takdir, takdir yang tidak bisa seorangpun yang mengubahnya. Fayyana shazana adhiyaksa, gadis cantik yang sebentar lagi berusia 18 tahun. gadis pemberontak sekaligus...