CHAPTER 7

199 17 2
                                    

'Hia....'

Tanpa Newie sadari nama itu tiba tiba muncul di benaknya. Hatinya berteriak dengan keras menyebut perkataan itu. Kalau saja Zero berada di sini sekarang.

Newie yang saat ini sudah memejamkan matanya rapat-rapat, bersedia menerima impak pukulan itu, berdiam saja di tempatnya. Namun pukulan itu tak kunjung sampai kepadanya. Perlahan lahan Newie membuka satu matanya.

Di sana Newie melihat tangan pria itu benar benar di hadapannya namun tertahan dengan seseorang.

"Siapa kau se enaknya saja memukul dia?"

"Hah! Itu seharusnya menjadi soalan ku!"

"Kau pergi sekarang atau aku bakal memanggil security"

"Siapa lo mengarahkan aku seperti itu, ini bukan soal urusan lho! Berambus!"

Pria itu berkata sambil melayangkan penumbuknya ke arah pria yang menahan sebelah tangannya itu. Namun belum saja sempat penumbuk itu menyentuh wajahnya, tanpa sangka wajah pria 30-an itu sudah awal awal di tumbuk dengan keras. Jadinya pria itu jatuh ke lantai sambil tak sadarkan diri.

Saat itu orang orang mulai berdatangan melihat keributan di sana.

"Ada yang bisa memanggil security guard?"

Dan tidak lama setelah itu ada securiti yang membawa pria yang terbaring tadi ke kantor polisi. Gapapa, ada CCTV semua penjelasan sudah terekam di sana.

"Hia...."

Yah benar guys!! Itu Zero yang melayangkan satu tumbukan kepada paman mesum tadi. Zero datang tepat pada masanya. Iya, di saat Newie nyaris nyaris saja di pukuli.

"Kamu kemari"

Zero dengan singgap menarik tangan Newie menjauh dari tempat kejadian tadi. Mereka ke kawasan kulkas minuman dingin.

"Kamu bagaimana bisa terjebak sama situasi tadi.."

Newie diam saja melihat wajah Zero yang tampak marah padanya. Mana suara Zero agak tinggi saat itu. Kan Newie jadi takut menjawabnya.

"kenapa kamu terjebak dalam perkelahian... Kamu bisa tidak jangan cari masalah sama orang lain?"

Newie yang mendengar itu merasakan kalau hatinya terguris dengan dalam. Padahal bukan dia yang memulai perkelahian tadi...justeru pria tadilah yang secara tiba tiba datang dan mau mengganggunya.

Zero yang melihat kalau Newie diam aja sambil menundukkan kepalanya mengedarkan pandangannya ke sekitar. Dia mengusap wajahnya dengan kasar.

"Kamu kenapa gak ngomong apa apa?"

Zero yang tak mendapat respon dari Newie mengerutkan keningnya. Dia memegang pundak Newie dengan kedua belah tangannya dan menundukkan sedikit kepalanya. Yah karna Newie itukan lebih pendek darinya jadi dia tidak bisa melihat wajahnya Newie.

Isakan halus mulai kedengaran. Air mata Newie mulai berlinangan menuruni wajahnya. Zero terdiam melihat Newie menangis. Tiba tiba Zero merasakan kalau hatinya juga turut merasa terluka melihat itu.

"Mengapa kau menangis?"

Karna Zero juga tidak tau mau bilang apa lagi... makanya dia bertanya. Tapi Newie menggelengkan saja kepalanya sambil menangis teresak esak. Orang orang yang mulai bertambah mulai memandang mereka.

"Kau kenapa Newie?? Apa kau terluka?"

Newie menggelengkan kepalanya dengan keras. Namun tangisnya belum juga berhenti.

"Mengapa hia memarahiku?..hiks..hiks..Newie gak-hiks..hiks.."

Zero yang melihat kalau tangisan Newie itu menangkap banyak atensi dari orang orang segera menenangkan Newie.

Rumah Singgah(Indo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang