Jennie pov
Pagi, sebelum kami berangkat ke perusahaan. Ahjumma datang mengunjungi kami dan yeah.. dia ingin berpamitan pda kami untuk mengundurkan diri menjadi asisten rumah tangga kami.
Anak anak belum turun, dan kami memiliki kesempatan untuk bicara dengannya.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih terkhusus untuk jennie Maam karna sudah memberikan saya pekerjaan selama ini. Maaf jika saya harus berhenti bekerja seperti ini" ahjumma berkata dan ya aku sangat tidak masalah. Itu keputusannya dan lagipula dia benar, dia sudah terlalu tua untuk ikut dengan kami mengerjakan pekerjaan rumah.
"Tidak apa apa ahjumma... kami tidak masalah. Setelah kami diskusi memang lebih baik kau berhenti bekerja.. kau juga sudah harusnya banyak banyak berisitirahat" kataku tersenyum ke arahnya.
"Istriku benar, nanti kami akan memberikan uang pesangon, gaji terakhir mu dan sebuah rumah di desamu.. anggap saja itu tanda terima kasih kami atas dedikasi mu bekerja bersama kami dan merawat nanon dari kecil" Lisa bwrkata dan aku setuju.
Itu benar, ahjumma membantuku merawat putri keduaku selama aku sibuk bekerja. Dia sangat baik merawat nanon seperti anaknya sendiri. Aku menceritakannya pada lisa dan lisa sangat terhanyut sehingga dia berfikir ingin memberikan banyak hadiah pdanya.
"Ah Maam.. itu tidak perlu.. gaji dan pesangon saja sudah cukup" dia berkata dengan rendah hati.
"Tak apa ahjumma.. kau sudah merawat nanon sepeti anak mu sendiri dan apa aku tak boleh memberikan apapun pdamu?" Kataku dan dia berkaca kaca hampir menangis.
Dia mendekati kami dan bersimpuh di depan kami mengucapkan terima kasih berkali kali. "Terima kasih Maam... terima kasih.." katanya dan ya ampun.. ini berlebihan.
Kami menahannya dan menyuruhnya untuk bangun. "Ah ahjumma kau tak perlu melakukan ini" kataku dan kami membantunya bangun.
Dia sudah selesai, dan akan pergi meninggalkan rumah dengan sisa sisa barangnya yang masih tertinggal disini. Lisa menyewakan taksi untuknya agar dia bisa kembali naik kereta di stasiun.
"Kalau begitu aku pamit Maam.. terima kasih untuk semuanya... aku.. benar benar berhutang pda kalian" katanya dan tidak, aku merasa tidak perlu ada yang berhutang disini.
"Tidak ahjumma.. jangan merasa seperti itu.. kau juga sudah kami anggap keluarga kami" kataku menyentuh bahunya.
Sebelum dia pergi aku memeluknya, dia menangis dan itu wajar karna dia ikut denganku hampir 19 tahun lamanya.
"Lisa Maam.. terima kasih ne.. semoga kau panjang umur dan sehat selalu.. semoga kau dan keluargamu di lindungi Tuhan selalu" dia berkata dan lisa tersenyum ke arahnya. Mereka juga saling memeluk berpamitan.
"Terima kasih ahjumma... hati hati di jalan ne.. jika kau butuh sesautu bisa datang padaku" katanya dan ahjumma menganggukan kepalanya.
Tak lama kemudian anak anak kami turun. Nanon, atasa dan Danielle turun bersamaaan.
"Loh ahjumma? Ahjumma disini? Kapan datang?" Putri keduaku berkata dan dia segera mendekati kami. Oh mungkin dia terkjut melihat ahjumma disini karna sudah beberapa lama ahjumma tak kembali.
"Ah nanon shi.. maaf.. aku kesini hanya ingin berpamitan pada kalian bahwa mulai hari ini sudah tak bekerja lagi di sini" katanya dan anak keduaku terdiam. Dia memandangi ahjumma kosong.
"Oh ahjumma resign?" Atasa bertanya dan kami mengangguk.
"Yeah.. ahjumma berhenti karna dia memiliki alasan kesehatan dan sudah tidak bisa bekerja lagi" lisa berkata dan kedua anak ku merasa tak masalah soal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 2
FanfictionBuku kedua dari sky dan butterfly 1. Biar gk bingung baca dulu yang pertama ok? Futa! G!P 20+++ Gk boleh salpak anjir!