ketulusan

2.3K 131 16
                                    

Jangan lupa vote dan komennya biar aku makin semangat buat up. Enjoy bacanya 🫶🏻

Seoul South Korea.

"Kau benar-benar akan memecat Koeun kan Mark?" Tanya Haechan yang kini sedang bersandar di bahu Mark sambil menonton film. Mereka memutuskan untuk kembali ke Korea karena Haechan sudah tidak sabar membuka grand opening cafe miliknya.

Mark mengecup puncuk kepala Haechan. "Tentu. Ia juga sudah lama menjadi sekertarisku. Jadi kupikir sudah waktunya ia istirahat dari kemarahanku selama ini."

Haechan mendongak. "Kau masih saja pemarah?"

Mark menggeleng. "Aku sudah bisa mengontrol emosi sekarang. Berkat dirimu.." Mark tersenyum dan mengecup hidung Haechan karena merasa gemas melihatnya.

Haechan tersenyum dan memegang rahang Mark lalu mengecup bibir Mark singkat. "Kurasa aku harus berhati-hati dengan sekertarismu. Aku takut ia mengambilmu dariku." Haechan mengerucutkan bibirnya, mengingat perkataan Yeri bahwa Koeun sangat menyukai Mark.

Mark terkekeh dengan perkataan Haechan ia mengecup bibir Haechan dan memberi sedikit lumatan lalu melepaskannya. "Tidak akan. Kau pikir aku mudah tergoda?"

"Kau lupa dulu kau sangat ba.jingan?!" Haechan menekankan setiap perkataannya.

Mark tertawa dan semakin memeluknya dengan erat. "Kau sangat galak." Mark mengelus perut Haechan. "Kuharap akan ada princess di perut ini."

Haechan tersenyum melihat Mark mengelus perutnya. "Kau sudah ingin memiliki anak lagi?"

Mark menangguk. "Aku ingin merasakan masa-masa kehamilanmu, aku melewatkan masa kehamilanmu saat kau mengandung Leon." Mark merasa bersalah telah membiarkan Haechan melewati masa kehamilannya seorang diri.

"Saat aku mengandung Leon untungnya Leon tidak rewel, aku juga tidak terlalu banyak mengidam. Hanya pernah satu kali aku tiba-tiba ingin kau memelukku." Ujar Haechan ketika mengingat masa kehamilannya dulu. Saat itu ia sangat merindukan Mark dan ingin sekali Mark memeluknya dan tidur disampingnya seperti sekarang. Ia hanya bisa menangis ketika mengingat bahwa Mark tidak berada di sisinya dan ia harus melawan kerinduannya seorang diri.

Melihat wajah Haechan yang berkaca-kaca Mark langsung mengeratkan pelukannya. "Mulai sekarang aku akan memelukmu setiap saat." Mark memejamkan matanya sambil mengelus perut rata milik Haechan.

"Haechan..." Mark memanggil.

"Hmm."

"Aku sangat beruntung memilikimu." Haechan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Mark ia juga mencium aroma maskulin milik suaminya ini, sungguh membuatnya nyaman. Mark mengelus punggung Haechan dan mengecup puncuk kepala Haechan dengan penuh kasih sayang.

                                         ***

"Jeno kenapa kau selalu mengikutiku?" Tanya Jaemin kesal, sejak tadi ia diikuti terus oleh Jeno. Bahkan Jaemin merasa tidak nyaman untuk mendaftar ke kampus barunya. Setiap orang meliriknya karena Jeno berpakaian seperti bodyguardnya.

"Saya disuruh tuan Mark untuk mengawasi anda."

"Tidak perlu. Ia pikir aku bocah 6 SD?" Jaemin mendengus kesal.

Jeno menghela nafasnya. LTuan Mark hanya khawatir padamu. Karena kau mengatakan padanya sedang menyukai seseorang jadi tuan Mark menyuruhku memantau kegiatanmu nona."

Jaemin melotot tak percaya kakaknya benar-benar menyebalkan. "Aku memang sedang menyukai seseorang, lagipula kakakku mengenalnya." Tunggu.... Apa baru saja Jeno berbicara santai padanya? "Apa kau baru saja berbicara santai padaku?" Jaemin tersenyum menyelidik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURTS (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang