Tadi pagi aku mengantar Hyunsu ke atas walaupun hanya sampai depan pintu. Dia sudah mau berbicara padaku, semoga sedikit demi sedikit Hyunsu mau membuka dirinya. Ku lihat jam tanganku dengan resah, biasanya Hyunsu pulang dari setengah jam yang lalu. Tapi ini dia belum kembali.
"Kau mau kemana?." Tanya kak jieun, aku dan kak jieun bertugas menjaga area depan, takut ada monster yang datang. Gerakanku terhenti ketika akan membuka pintu.
"Hanya... Hyunsu belum kembali dari tadi. Aku hanya akan melihatnya sebentar."
"Sangat berbahaya bagi kita. Sebentar lagi Hyunsu pasti datang." Kata kak jieun menenangkanku.
"Semoga..." Balasku lesu.
"Kau takut?." Tanya Eunyu berjalan ke arahku, menaiki tangga satu persatu.
"Kau juga." Eunyu tertawa palsu mendengar balasanku.
"Padahal aku mengira kau punya sembilan nyawa." Ucap Eunyu sembari smirk.
"Ah....Sayang sekali, nyawaku hanya satu."balasku acuh tak acuh.
"Sangat disayangkan."
"Kalau kita jadi monster, kita harus berduel. Dan....harus ada pemenangnya." Tantangku padanya.
Eunyu mengangkat satu alisnya, "kenapa harus menjadi monster? Sekarang bagaimana?." Dibalas dengan tantangan.
"Boleh saj-" ucapanku terhenti ketika mendengar peluit yang dibunyikan kak jieun. Aku dan Eunyu buru-buru menghampiri nya.
Dengan cepat penghuni green home berkumpul guna menangkap monster, dari yang ku lihat monster nya tidak berbahaya. Hanya monster kecil dikelilingi rambut yang panjang, gerakannya pun sangat lambat.
"Itu suamiku." Ucap bibi swalayan, aku terkejut. Ternyata dia bapak tua yang menyebalkan itu. Ku pejamkan mataku ketika bibi swalayan memukul suaminya sendiri. Hatiku resah memikirkan Hyunsu. Jika bibi swalayan saja tega membunuh suaminya, apalagi dengan Hyunsu yang hanya orang asing bagi mereka. Ku gelengkan kepalaku agar pikiran negatifku pergi.
Terdengar bunyi dering bel dari arah tangga, aku dengan cepat menghampiri nya. Itu pasti Hyunsu, tapi aku juga bimbang. Ku buka perlahan, disana Hyunsu bersender dengan kedua mata yang menghitam dan napas yang tersengal-sengal. Dia tersenyum kecil membuat matanya berubah seperti semula.
Hyunsu berjalan didepanku, aku mengikuti nya dari belakang. Dia terpaku melihat kejadian didepannya, tas dipundaknya ia jatuhkan dengan sengaja. Ku lihat Eunyu yang sedari tadi menatapku, Eunyu terlihat berkaca-kaca.
Aku mengejar Hyunsu yang berjalan dengan lesu, aku tau apa yang ada dipikiran nya. Ku genggam tangannya, memberi kekuatan bahwa aku selalu bersamanya.
*Ilustrasi by pinterest
"Kau anggap aku apa?." Tanya Hyunsu setelah tiba di tempat karantina nya. Genggamannya tak kulepas sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET HOME ••• [ FIGHTING to STAY ALIVE ]
أدب الهواةwabah virus yang menjangkit manusia perlahan meluas dan menyebar. kehidupan manusia sudah tidak seperti dulu. apa mereka akan punah? tergantikan makhluk yang lebih kuat.