Part 1

350 18 0
                                    

....Panggilan kepada Danuarta, harap segera ke ndalem belakang....

Suara speaker itu menggema diseluruh kawasan pesantren sabilut taubah.

"Mas.. Mas.. Mas danu ditimbali gus e.. "

Mataku terbuka lebar menatap tsabit yang berusaha membangunkanku, aku pun beranjak duduk diatas kasur lipat yang kutiduri.

"Tenan a? " Kataku sembari mengerjap beberapa kali
"Yo tenan mas, aku gak goroh kok" Kata tsabit meyakinkan.
"Awas lo ya nek sampek nggoroh i tak takzir"
Aku pun beranjak berdiri mengambil songkok diatas lemari dengan sedikit pusing berjalan keluar menuju ndalem belakang.

....

"Assalamu'alaikum" Ucapku sembari menundukkan pandangan dan badan sedikit membungkuk.

"Waalaikumsalam" Jawab gus iqdam yang tengah duduk di teras menikmati segelas kopi

"Mobil ku wis dicuci a? " Lanjut beliau
"Sampun gus"

"Nanti setelah dzuhur ada acara walimah di kediri,kowe iso ngeterno? "

Aku mengangguk takzim"enggeh saget"

....

Lelaki itu pun merebahkan badannya diatas kasur lantai sembari menunggu adzan dzuhur. Namanya Muhammad Danuarta difarolly, siapa yang tidak mengenalnya semua santri khususnya santri putri pasti mengenalnya. Tak heran jika mas danu disebut selebnya pesantren sabilut taubah apalagi dia termasuk personil hadroh bagian vokal  yang pastinya digandrungi kaum hawa.

"Loh.. Gak sido tah" Tanya badol temannya

"Nanti ba'da dzuhur" Jawab danu

"Eh...aku ono sesuatu "

Badol mengeluarkan kertas kertas dari saku nya, danu mengernyit ia sudah faham pasti ini seperti biasa surat dari mbak mbak.

"Halah seng biasae kan" Kata danu malas
Badol tertawa hingga terlihat giginya yang tanggal

"Nyapo mbak mbak iku kirim surat tiap hari gak entek a bukune, mesti wes istiqomah mbak mbak seng nang koperasi mas badol nitip ya buat mas danu, salah salah mas danu mariki tak suruh jaga koperasi"

Danu cekikikan mendengar celotehan sahabatnya itu ia pun beranjak duduk disamping badol.

"Yowes dol dijalani wae seng ikhlas eleng kan dawuh e gus e Barokah kui koyok angin tak terlihat tapi bisa dirasakan" Tangan danu seraya menepuk nepuk pundak badol.

"Masuk juga kata2 e"

"Yo mesti bolo.. Dekengane pusat".

***

... Ngomongo njaluk mu piye tak turutane tak...

" Loh cah ayoo.. "Satu tepukan dipundakku, kepalaku menoleh 90 derajat mataku sedikit melebar melihat gus iqdam berdiri disampingku.

" Nggeh gus, ngapunten"kataku malu setelah kepergok tiktok an disebelah mobil beliau.

"Tiktokan ae cah" Ucap gus iqdam dan kubalas senyuman malu, lalu segera ku bukakan pintu untuk beliau.

#Nayla pov

Kuregangkan jari jemariku yang terasa pegal setelah memangku gus el lebih dari satu jam, lumayan lelah memangku anak berusia dua tahun. Hampir setiap hari bersamaku dan tidak bisa jauh dariku. Gus novel namanya tapi kami memanggilnya gus el dia adalah putra dari gus iqdam dan istrinya ning Nila.

"Hallo nda... Capek ya tangan nya" Kata Danu yang duduk di kursi pengemudi menatapku dari kaca depan, aku hanya melihatnya malas.

"Nda... Anak e bubuk tho? " Lanjutnya , kali ini danu menoleh kearahku di kursi belakang.

DanuartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang