part 27

72 4 0
                                    

Sudah tiga hari berlalu sejak dimana Baby berkunjung ke rumah Mira ataupun ibu kandungnya. Dan sejak saat itu Mira tidak lagi mendatangi nya ke rumah. Bahkan Baby tak melihat Cici masuk sekolah selama tiga hari ini.

Apa dia sakit?

Baby menggeleng kan kepala mengusir pikirannya. Buat apa dia memikirkan mereka?

"Mikirin apa hmm?" Tanya Dewa melihat Baby yang tiba-tiba bengong terus mengerutkan kening seperti orang berpikir lalu menggeleng kan kepala.

"Bukan apa-apa" Elak Baby.

Gadis itu kembali menyantap sepiring batagor di hadapannya.

"Cici gak masuk tiga hari katanya ada urusan keluarga" jelas Dewa peka apa yang sebenarnya dipikirkan Baby.

Mungkin sebenarnya ada sedikit rasa peduli di hati Baby untuk ibu kandung dan saudara tirinya itu, meskipun rasa kecewa dan marah masih mendominasi di hatinya.

Siapa yang tidak kecewa dan marah jika ditinggalkan oleh sang ibu sejak kecil?

Mungkin jika ditinggal karna meninggal Baby tidak akan se kecewa ini. Tapi Baby ditinggalkan karna alasan ibu nya memilih orang lain dibanding dirinya.

Sesakit apa hatinya? Se kecewa apa dirinya?

"Ngapain lo tiba-tiba bahas cici?"

Baby menyerngitkan kening tidak suka Dewa membahas nama cici, tapi ada sedikit rasa penasaran di hatinya.

Urusan keluarga?

"Gue tau lo kepikiran soal dia kan?" tebak Dewa memandang Baby dalam.

Baby membuang muka, ia gak suka memikirkan Cici tapi hatinya berkata lain.

"Gak, jangan sok tau"

Dewa mengambil tangan Baby untuk ia genggam, menatap gadis yang masih membuang muka itu.

"Tatap gue hei"

Baby pun akhirnya perlahan menatap ke arah Dea yang juga menatap nya dengan teduh.

"Gakpapa, pelan-pelan aja jangan dipaksain. Gue yakin di hati lo ada sedikit rasa peduli buat dia. Mungkin sekarang lo belum menyadari ini karna rasa kecewa dan marah masih mendominasi. Tapi suatu saat gue yakin, ada masa dimana lo bakal menerima semua itu dengan ikhlas" ucap Dewa mengeratkan genggaman tangannya.

Baby gak jawab apapun dia cuma diam. Karna dia juga bingung. Ada perasaan tidak tega kemarin saat ia tidak sengaja mendorong Cici kemarin. Ada perasaan lega juga saat ia duduk berdua dalam satu mobil dengan Mira.

Tapi seperti yang Dewa bilang rasa kecewa dan marah itu lebih mendominasi daripada rasa sayang itu.

________

Pagi-pagi sekali Baby sudah mendatangi kelas Dewa dengan satu buku paket dan satu buku tulis di tangannya. Bukan pemandangan biasa memang bagi warga sekolah melihat seorang Baby memegang buku.

"Dewa bantuin gue gak paham gue sama soal matematika, gue lupa ternyata ada pr" rengek Baby duduk di sebelah Dewa.

Dewa hanya tertawa ringan melihat tingkah Baby yang menurutnya menggemaskan.

"Dewa ih jangan ketawa bantuin gue, biar gue cepat siap" rengek Baby lagi, membuka buku halaman yang sudah dia tandai dengan dilipat.

Dewa mengambil hidung Baby untuk ia jepit "emang sejak kapan lo peduli sama pr hmm?" Tanya Dewa gemas.

Selama pacaran Dewa memang selalu mengingatkan Baby untuk belajar atapun jangan lupa untuk mengerjakan PR. Tapi gadis itu selalu menjawa.

"Gak penting dewa, mending telponan sama kamu"
"Ngapain ngerjain pr, males gue"
"Nanti dulu deh, lagi mager"

BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang