Bismillah semoga sampai beribu-ribu bahkan sampai berjuta-juta pembaca😊Vote komen follow!
Happy Reading
Fayyana melempar tasnya asal lalu merebahkan badanya di sofa, ia tersenyum tipis mengingat kejadian di toilet namun senyuman itu langsung sirna ketika mengingat gerald.
Mengingat gerald untuk saat ini membuat mood fayyana memburuk. fayyana mendesah berat ia melirik jam tanganya, yang sudah menunjukan jam 16:32 menit.
Fayyana menutup matanya menggunakan lenganya "fayyana!" Suara teriakan dari vania, kakaknya membuat fayyana berdecak.
"Kenapa kamu enggak bilang sama kakak, kalau kamu mau kesini"
"Ngapain?" Tanya fayyana terdengar tidak masuk akal.
Vania mengeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat tas fayyana tergeletak di lantai, adiknya ini memang sulit di atur.
"Kamu udah ngasih tau ayah, kalau kamu kesini?"
Vania duduk menatap fayyana yang masih berbaring malas "naa, kakak nanya loh"
Fayyana menyingkirkan lenganya dari matanya "kenapa?" Cetus fayyana.
"Kamu udah bilang enggak sama ayah?" Tanya vania lagi.
"Ngapain?, enggak penting juga" Jawab fayyana lalu kembali menutup matanya.
"Nanti ayah khawatir na" Kata vania menatap adiknya.
Fayyana tersenyum smirk "lo yakin ayah khawatir sama gue?" Tanya fayyana membuat vania terdiam
Melihat vania yang menunduk fayyana mengubah posisinya menjadi duduk "suami lo mana?" Tanya fayyana mengalihkan pembicaraan.
"Masih kerja"
Fayyana mengangguk mengerti melirik sekeliling ruangan, "ada makanan enggak?, gue laper" Ucap fayyana langsung pada intinya.
"Kamu lapar, kebetulan tadi kakak habis coba belajar masak dan udah jadi, kamu cobaan gih" Ucap vania sumringah.
Fayyana melirik vania aneh "elo?, masak?" Fayyana menatap tak yakin kepada vania, mendengar vania masak sendiri rasanya sangat aneh karna sejak kecil vania begitu di manjakan oleh arga, ayah mereka.
Vania mengangguk "iya"
"Pembantu lo kemana emang?"
"Oowh bik nisa kebetulan ngambil cuti tiga hari karna katanya anaknya lagi sakit" Jelasnya. Fayyana mengangguk ragu.
Vania berdiri lalu mengenggam pergelangan tangan fayyana "ayok cobain masakan kakak" Ucapnya bersemangat.
"Enak enggak?"
"Enggak tau" Jawaban dari vania membuat fayyana semakin ragu untuk mencoba masakan kakaknya.
"Kamu tunggu disini ya kakak ambilin dulu" Vania terlihat sedikit berlari ke arah dapur saking semangatnya menyuruh fayyana mencicipi makanannya.
"Semoga saja" Guman fayyana.
"Dan ini diaa...." Vania menaruh sup daging ke meja makan.
Dari tampilannya saja fayyana sudah tau kalau itu pasti tidak enak "hampa banget masakan lo" Ejek fayyana.
"Iyakah?, tapi kakak yakin rasanya sempurna, kamu cobain gih" Vania menyodorkan sendok ke arah fayyana.
Fayyana menelan ludahnya mengambil sendok itu dengan ragu. "Kamu cobain ya, kakak mau ngabarin ayah kalau kamu disini biar ayah enggak khawatir, nggak papa kan?" Tanya vania hati-hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Two twilight (HIATUS)
Teen FictionDijadikan musuh oleh ayah sendiri itu bukanlah kemauan ataupun pilihan, itu adalah takdir, takdir yang tidak bisa seorangpun yang mengubahnya. Fayyana shazana adhiyaksa, gadis cantik yang sebentar lagi berusia 18 tahun. gadis pemberontak sekaligus...