B3

79 11 0
                                    

Bagi seseorang yang sangat berani, menyukai seseorang secara terang-terangan dan berkata jujur pada pujaan hati sangat lah mudah, tapi untuk Anjani yang memiliki rasa malu, insecure, dan dengan harapan yang takut tidak sesuai keinginan nya, ia memilih untuk menyukai dalam diam, selama 5 tahun lamanya.

Dan tidak mudah baginya, bisa melalui semua itu, banyaknya rasa cemburu dan rindu yang harus ia pendam sendiri, dengan kemungkinan besar pun orang itu, tak perduli padanya walau ia hidup atau mati.

Seperti dua kali pertemuan pertama nya setelah sekian lama ia tak bertemu, ada sedikit lagi harapan untuk nya bisa dekat dengan Rian, walau ia berfikir, takkan bisa menyingkirkan seseorang yang disukai Rian selama ini.

Kini ia menyingkirkan semua ketakutan-ketakutan itu, karna ia sedang senang bisa bersama Rian, walau mungkin hanya beberapa waktu saja.

"Terus kegiatan lo sekarang ngapain?"

"Kerja kak"

"Dimana?"

"Di Diamond Cafe"

"Loh, berarti lo kenal Bila"

"Kakak kenal?"

"Dia adik sepupu gue"

Saking terkejut nya, Anjani sampai menutup mulutnya yang menganga, dunia ini begitu sempit.

"Kaget banget lo?"

Anjani langsung menormalkan ekpresi wajahnya.

"Padahal hidupnya udah enak, tapi dia malah susah-susah buat kerja"

"Iya, seandainya aku, lebih milih kuliah daripada harus kerja"

"Emm, lo kenapa gak kuliah?"

"Buat makan aja susah" Jawab Anjani santai.

Rian terdiam, ntah kenapa, jawaban Anjani begitu membuat hatinya mencelos, diusia nya yang masih muda, ia harus mencari uang untuk makannya sendiri, sedangkan ia, hanya tau meminta uang kepada kedua orang tuanya.

"Eh kak, aku pulang duluan ya, udah malem soalnya, Nenek sendiri dirumah"

"Emang orangtua lo dimana?"

"Aku cuma tinggal berdua sama Nenek, kalo gitu aku pulang duluan ya kak"

"Biar gue anter aja"

"Gausah, deket ini kok"

"Gapapa, bahaya perempuan malem-malem pulang sendiri, ini juga gara-gara gue karna udah ngajak lo sampe malem gini" Ucap Rian sembari membereskan barang-barang .

"Ayo"

"Tapi kak"

"Udah gausah tapi-tapian, ayo naik" Rian sudah menaiki motornya.

"Kak, beneran?"

"Emang gue keliatan bercanda? Cepet naik"

Anjani pun dengan segera menaiki motor Rian, ia mendadak merasa gugup, ini pertama kalinya ia sangat dekat dengan pria itu.

"Tunjukin rumah lo dimana?"

====

"Sekali lagi makasih ya kak, udah repot-repot mau nganterin aku"

"Gapapa kok, gak ngerepotin"

"Kakak mau masuk dulu?"

"Gausah, gaenak juga udah malem"

"Maaf ya kak, rumah aku emang kecil"

"Bukan gitu, gue beneran gaenak, udah malem, nanti disangka yang engga-engga lagi, lain kali aja ya"

Bayangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang