Bab 88

248 15 3
                                    

Selama beberapa tidak ada kabar apapun. Xiao Zhan tidak bisa tidur. Hidupnya kacau seperti orang kehilangan arah. Anak-anaknya tidak lagi Xiao Zhan rawat. Hari-hari nya ia habiskan mengunci diri di dalam kamar. Sedikit makan dan minum, karena jika ia makan seperti biasanya, makanan itu akan ia muntahkan. Si kembar Wang berusaha membujuk mamanya untuk keluar kamar tapi terkadang tidak ada jawaban.

"A-Zhi, A-Lin" panggil Zhoucheng
"Jiu jiu"
"Zhanzhan belum keluar?"
"Mama tidak menjawab panggilan kami hari ini" jawab Tianzhi
"Terkadang aku berfikir apa mama masih hidup"
"A-Lin!! Apa yang kau katakan!?" seru Tianzhi
"Saat mama mengambil makan pagi hari tadi baru aku tau mama masih hidup. Tapi berhari-hari aku tidak melihat sosok mama. Dan ini sudah hampir gelap. Dan biasanya mama keluarkan piringnya. Tapi ini tetap di dalam. Dan apakah kau sadar? Jika piring dan sisa makanan kemarin juga belum keluar kamar" seru Tianlin
"Benarkah?" tanya Zhoucheng lalu menghampiri pintu kamar Xiao Zhan. Zhoucheng mengetuk pintu kamar Xiao Zhan perlahan "Zhan. Aku ada kabar tentang mereka. Kau tidak ingin mendengarnya?" tanya Zhoucheng

Xiao Zhan yang berada di dalam dengan semangat, walau langkah terasa berat, ia berjalan pelan, sangat pelan, menuju pintu kamarnya. Ia buka kuncinya dan ia buka perlahan. Tampak sinar memasuki kamar tersebut.

Xiao Zhoucheng, dan si kembar Wang tampak kaget dengan penampilan Xiao Zhan. Xiao Zhan yang biasanya gagah, rapi, dan menawan, sekarang tampak, mata merah, tumbuh kumis, rambut berantakan dan wajah yang pucat.

"Ma/ Zhan" panggil mereka
"Ehm... Bau" komentar si kembar,
"Kamarmu gelap?" tanya Zhoucheng
"Kabar apa?" tanya Xiao Zhan
"Biarkan aku masuk" kata Zhoucheng lalu masuk ke kamar Xiao Zhan. Ia menyalakan lampu kamar Xiao Zhan. Lagi-lagi Zhoucheng berhasil di buat kaget begitu pula si kembar
"Ma. Berantakan sekali?" ujar Tianlin lalu segera membereskan  kamar Xiao Zhan di ikuti Tianzhi
"Makanannya tidak kau makan?" tanya Zhoucheng, lalu Tianzhi dan Tianlin memebereskan sisa makanan tersebut, bukan sisa, tapi makanan yang tidak Xiao Zhan sentuh. Mereka buang ke dalam plastik dan untuk alat makanannya ia minta maid membawanya ke dapur untuk di bersihkan
"Kabar" kata Xiao Zhan
"Akan ku beritahu jika kau mau makan dan mandi. Bersihkan dirimu" kata Zhoucheng

Xiao Zhan berjalan lemah kearah meja dekat pintu kamar mandi. Yang awalnya di pikir Zhoucheng untuk mandi, tapi Zhoucheng salah. Xiao Zhan buka salah satu laci, dan ia ambil sebuah pisau kecil disana. Ia tempelkan pisau kecil itu ke lehernya. Zhoucheng dan si kembar Wang kaget. Bahkan Tianlin sampai menangis dan berteriak, yang membuat semua orang datang ke kamar Xiao Zhan.

"Nyonya... A.. Apa yang anda lakukan?" tanya Cheng Jun
"Katakan. Apa Yibo tidak selamat? Apa dia benar hilang? Apa ini yang akan ge ge katakan? Aku memilih ikut dengannya ge" kata Xiao Zhan
"Nyonya... Tuan.. Tuan" ujar Cheng Jun
"Jiu jiu tenang" kata Jingyi
"Zhan... Kau ingin meninggalkan anakmu? Lihat A-Wei dia masih sangat kecil" kata Zhoucheng menunjuk Mingwei yang tidur dalam dekapan Sun Anke
"Nyonya. Bukankah masih ada tanda di kening" kata Yang Yimin
Xiao Zhan menangis. Genggamannya semakin erat "tanda itu hilang!! 2 malam lalu!! Aku harus menahan sakitnya seperti dulu!!!" kata Xiao Zhan yang sebenarnya itu hanyalah ilusi
"Benarkah?" tanya Zhoucheng yang langsung mendekati Xiao Zhan dan memeriksa Xiao Zhan
"Ge... Jangan mendekat lagi" kata Xiao Zhan lalu mundur dan semakin dalam menempelkan ujung pisau kecil itu hingga sedikit terluka
"Zhan. Badanmu baik-baik saja. Coba kemari" kata Zhoucheng lalu mencium bibir Xiao Zhan. "Tandamu dan Yibo muncul. Berarti kau dan dia masih terhubung"

Mata Xiao Zhan membulat begitu pula yang lain. Tapi bersamaan dengan tanda Xiao Zhan dan Xiao Zhoucheng yang muncul. Xiao Zhan dan Xiao Zhoucheng merasakan sesak dan kesakitan.

"Ge!! Apa yang kau lakukan?" ujar Zhan yang semakin mundur ke belakang dan tangan terlukai lemas, namun pisau kecil itu tetap ia genggam
"Tandaku. Muncul. Tandamu. Muncul. Pasangan kita masih ada" ujar Zhoucheng yang terengah-engah
"Ge... Kemarin kening ku sakit ge. Sangat sakit seperti saat Bobo melakukan hubungan dengan Ouyang Nana"
"Hah?" pekik Jingyi, dan si kembar Wang
"Zhan... Mereka di temukan" kata Zhoucheng
"Nyonya, semua penumpang selamat. Mereka terdampar di pulau kecil. Selama hampir 2 minggu ini mereka bertahan hidup dengan bahan makanan disana" kata Sun Anke
"Bahkan saat penumpang sampai di sini, mereka langsung dibawa kerumah sakit untuk di periksa" imbuh Cheng Jun
Xiao Zhan tertawa. Membuat semua orang saling berpandangan "kalian... Kalian jangan berbohong!!! Tandaku hilang 2 malam lalu. Yibo... Wo Laile" kata Xiao Zhan yang bersiap menusuk lehernya dengan pisau tersebut
"Zhan. Sayang" panggil suara berat yang sangat Xiao Zhan kenal

Tangan Xiao Zhan berhenti di udara. Lehernya tergores dah lebih banyak mengeluarkan darah. Pandangan mata Xiao Zhan mulai kabur, tapi ia bisa merasakan jika ini Yibo. Wang Yibo segera menolong Xiao Zhan yang sudah jatuh lemas.

"Aku disini. Kenapa kau sangat gegabah?? Aku hidup. Tapi apa kau ingin mati?" tanya Wang Yibo
"Kau hidup?" tanya Xiao Zhan
"Aku hidup. Bukankah aku berjanji, aku akan bersamamu?"
"Hao.. Hao... Xie xie... Xie xie..." Kata Xiao Zhan lemas lalu menutup mata.

Wang Yibo dan yang lainnya membawa Xiao Zhan kerumah sakit. Xiao Zhan kelelahan, dia tidak tidur, dan tidak makan. Lukanya 4 hari lalu di tangan kiri terinfeksi, karena tidak di bersihkan. Apa lagi sudah beberapa kali dada Xiao Zhan sakit. Hal ini yang membuat kondisinya kurang baik. Tapi 3 hari setelah Xiao Zhan sadar ia hanya ingin dirumah. Ia tidak ingin di rumah sakit lebih lama.

Awalnya dokter tidak memperbolehkan. Karena kondisi Xiao Zhan masih butuh pengawasan, akhirnya setelah usaha panjang, dokter menyerah dengan keputusan Xiao Zhan. Wang Yibo sendiri berusaha menuruti istrinya.

"Kami pulang" sapa Zhoucheng membawa pakaian Xiao Zhan.
"Ma/ jiu jiu..." sapa anak-anak Xiao Zhan dan anak-anak Zhoucheng
"Sssttt, dia tidur" kata Wang Yibo yang menggendong Xiao Zhan menuju kamar
"I... Itu... Jiu jiu masih di pakaikan infus?" tanya Jingyi
"Emn. Zhanzhan sebenarnya belum boleh pulang. Tapi dia tidak mau di rumah sakit. Jadi sementara waktu kamarnya akan kita rubah jadi kamar rawat, dan akan ada perawat kemari untuk beberapa hari kedepan" kata Zhoucheng
"Jiu jiu. Apa kondisi mamaku parah?"
"Masih perlu pengobatan panjang. Kalian berikan ini ke maid. Ini makanan yang boleh Zhan konsumsi" kata Zhoucheng memberikan kertas ke si kembar Wang
"Aku saja ma" kata Peili lalu mengambil kertas di tangan Zhoucheng dan menyerahkannya ke Sun Anke
"Jingyi, kau paling dewasa disini. Jika aku atau Yibo tidak ada kau yang harus menjaga Zhanzhan. Mungkin badannya terlihat baik, tapi tidak pikirannya. kau tau kan dia kenapa? Perlu proses penyembuhan. Kau. Kalian. Harus membuatnya semangat lagi. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya atau kalian. Jangan sampai kalian menghilang hingga dia sendiri. Paham?" tanya Zhoucheng ke Jingyi dan kembar Wang
"Jangan sampai terjadi sesuatu dengan kami?" tanya Tianzhi
"Jangan sampai kalian sakit karena menjaga Zhan"
"Ah... Kami mengerti" jawab mereka
Zhoucheng mendekati kembar Wang dan memeluknya "kalian, benar-benar dewasa sebelum waktunya. Jiu jiu berterima kasih ke kalian, karena kalian mengerti dengan keadaan Zhanzhan" kata  Zhoucheng
"Jiu jiu. Dia mamaku" kata Tianlin
"Dia melahirkan kami. Tidak mungkin kami tidak berusaha mengerti mama" kata Tianzhi
"Emn" kata Zhoucheng

Di kamar Xiao Zhan ia sudah terbangun karena aktivitas Wang Yibo. Beruntungnya Wang Yibo masih menyimpan Infus Stand milik Xiao Zhan dulu. Jadi sekarang hanya tinggal menciptakan suasana nyaman untuk Xiao Zhan.

"Bo" panggil Xiao Zhan lemah
"Sayang. Kau bangun. Kau butuh sesuatu"
"Temani.... Aku" kata Xiao Zhan. Namun ini hanya alasan. Karena Wang Yibo dapat mencium aroma feromon Xiao Zhan yang menguar
"Kau heat sayang"
"Emn. Ayo" ajak Xiao Zhan
"Kau sedang sakit"
"Aku ingin. Aku ingin hamil anak perempuan" kata Xiao Zhan
"Tunggu sebentar" kata Wang Yibo

Zhan, Kau KeajaibanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang