Gita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan.
Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...
Malam hari tiba, tadi siang adalah hari yang paling melelahkan bagi Gita. Akibat berita gosipnya dengan Shani, saat pergi ke kampus banyak orang-orang yang tiba-tiba mengerumuninya hanya untuk bertanya tentang kebenaran berita tersebut. Bahkan orang yang sama sekali tidak Gita kenal sampai orang yang pernah bermasalah dengannya jadi mendekati Gita dan banyak bertanya tentang Shani.
Tadi siang semua orang seperti wartawan saja yang menanyakan banyak hal pada Gita. Gita sebagai seorang yang banyak diam dan introvert sangat tersiksa. Belum lagi dosen pun ikut-ikutan bertanya.
Seharunya tadi Gita ada pertemuan bimbingan skripsi dengan dosennya paling lama satu jam, tapi tadi tiba-tiba dosennya banyak tanya pada Gita diluar konteks skripsi. Mau tidak mau demi status amannya dia menjawabnya sambil berusaha tetap tersenyum ramah.
Ngomong-ngomong soal Shani, setelah kejadian Shani bertemu dengan Bunda-nya Gita—mereka berdua belum bertemu lagi selama 3 hari dan Shani maupun Gita belum bertukar pesan padahal sudah menyimpan kontak masing-masing.
Terakhir mereka mengobrol adalah saat Gita terpaksa harus mengantarkan Shani pulang ke salah satu apartemen Shani yang tak diketahui orang lain. Katanya sih baru Gita saja yang tahu, karena apartemen itu baru Shani beli 2 bulan lalu.
Obrolan di perjalanan menjadi obrolan panjang mereka, mereka saling memperkenalkan diri dengan benar. Dan bahkan Gita jadi tahu jika Shani umurnya lebih tua darinya dan akhirnya Gita memanggil Shani dengan sebutan Cici. Tadinya dengan sebutan Kakak, tapi Shani sendirian yang meminta Gita memanggilnya dengan sebutan Cici.
Balik lagi ke Gita sekarang, walaupun tubuhnya sangat lelah, dia masih tetap betah di depan laptopnya. Dia sedang mengerjakan skripsian yang akhirnya bisa lanjut ke bab selanjutnya setelah revisinya yang diberikan dosennya akhirnya di acc.
Suara ketikan di atas keyboard laptop Gita adalah suara yang saat ini mendominasi di kamarnya.
Sesekali Gita menguap dan meregangkan otot-ototnya yang pegal, sesekali juga dia menyeruput kopi yang sudah dia siapkan untuk menemaninya begadang kali ini.
Biasanya ada Eli yang membuat suasana menjadi heboh, tapi Eli sedang di Bandung dan Muthe masih di rumah orang tuanya. Bisa saja Gita meminta Dey menemaninya, tapi dia tidak mau ambil resiko jika akhirnya mereka berdua hanya akan terjebak dalah keheningan saja.
Disaat ketenangan dan asiknya Gita mengetik, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Pertama hanya ada notif chat yang entah dari siapa, Gita tidak ada niatan untuk berdiri dan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur yang ada dibelakangnya.
Namun, tiba-tiba ponsel Gita berbunyi lagi. Kali ini ada banyak notif yang masuk, dari mulai notif pesan masuk bahkan notif panggilan masuk.
Mau tak mau dia beranjak dari duduknya, dengan langkah yang diseret Gita mendekati tempat tidurnya dan melihat ponselnya yang menyala dan penuh notif.
Segera dia mengambil ponselnya, membuka kunci layarnya dan melihat siapa yang mengganggunya di malam hari.
"What the?!" Kaget Gita saat dia melihat banyak pesan masuk dan dia di tag di beberapa grup. Dan semua pesannya adalah sama, yaitu menunjukkan sebuah berita dari Twitter yang membicarakan tentangnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.