Namanya Callista Aurellia, biasa dipanggil Aca gadis yang duduk di bangku kelas 10 SMA. Bertempat tinggal di Kota Bandung, merupakan anak kedua dari Agung dan Dewi. Di umur yang sudah bisa dikatakan memasukki usia dewasa, Callista masih diperlakukan seperti anak kecil oleh kedua orang tuanya. Bisa dibilang, Callista merupakan anak Strict Parents. Dia juga tidak mengerti dan tak mau
mengenal apa itu dunia percintaan. Callista mempunyai satu orang kakak yang selalu dibandingi dengan dirinya oleh kedua orang tuanya.Suatu hari, di kelas sepuluh IPA satu, tepatnya di kelas Callista sedang diadakan presentasi pelajaran biologi. Callista menyampaikan setiap materi bersama ketiga sahabatnya di depan kelas, diperhatikan oleh guru juga teman sekelas mereka yang lain. Ketika Callista sedang mendapat giliran untuk membacakan materi, tiba-tiba saja ada seorang temannya yang bernama Geraldy Ramadhan melemparkan sebuah kertas kepada Callista. Callista yang kaget, segera menangkap kertas tersebut. Setelah selesai presentasi dan jam istirahat tiba, Callista mulai membaca isi surat itu. Rika, Juni, dan Annisa turut membaca isi surat yang
dilemparkan oleh Gerald tadi. Ternyata isinya adalah tentang perasaan Gerald kepada Callista. Jujur saja Callista tidak menyangka jika Gerald akan menembaknya, karena Callista berpikir memang akan
ada orang yang menyukainya?“Wah gila sih, Gerald beneran suka sama kamu? Ini mah harus kamu terima sih Ca. dia ganteng, baik pula,” ungkap Nissa.
Rika menganggukkan kepalanya semangat. “Bener tuh, sebelas dua belas sama Dika. Anak futsal lagi, terima aja Ca nanti kita biar bisa bucin sama-sama.”
“Gimana ya? Tapi aku takut ayah sama bunda marah. Kalian tahu sendiri kan orang tua aku gimana,” ucap Aca. Aca bingung, sebenarnya Gerald suka sama dia dari sisi mana? Aca sangat pendiam di kelas dan jarang bergaul, sebenarnya Aca ingin menerima Gerald tapi dia takut jika kedua orang tuanya tahu
hal ini, justru dia akan semakin ditekan. Ditambah Aca dan Gerald berbeda keyakinan, tidak mungkin Aca bersatu dengan Gerald. Jika pun bersatu, hubungan mereka pasti terhalang restu dari masing-masing keluarga.
Salsa duduk tepat di samping Aca, memakan permennya terlebih dahulu kemudian berucap,“Bisa kali kalo diem-diem mah. Jangan sampai tahu aja orang tua kamu sama orang tua Gerald. Ponsel kamu juga pake kata sandi, aman ‘kan?” usulnya.
“Duh, gimana ya? Nanti aja deh dulu. Aku simpan dulu aja suratnya.” Kemudian, Aca memasukkan surat yang tadi dilempar oleh Gerald ke dalam tasnya. Jam istirahat sudah selesai, pelajaran kembali dimulai. Sekarang waktunya pelajaran matematika, Aca fokus memperhatikan guru yang menerangkan agar setiap rumus yang diajarkan dapat dia
mengerti. Selain selalu dibandingkan dengan kakaknya, Aca juga selalu dituntut agar mendapat peringkat satu di kelasnya. Kadang, Aca bisa sampai rela begadang agar bisa mengerjakan setiap soal ujian dan mendapat nilai bagus. Ketika pelajaran sedang berlangsung, lagi dan lagi Gerald melemparkan kertas kepada Aca. Fokus Aca terganggu sehingga dia malah membaca kertas yang Gerald lemparkan dan bukan memperhatikan guru. Salsa, yang duduknya satu bangku dengan Aca memperhatikan kertas yang
dipegang oleh Aca.
“Aku lihat dong, apa isi kertasnya.” Salsa mengambil kertas yang sedang dibaca oleh Aca dengan cepat, karena sangat penasaran.“Astagfirullah, romantic banget sih Gerald. Fiks ini mah kamu harus terima dia!” ucap Salsa.
“Enggak! Ah aku bingung deh, jadi gak fokus gini,” keluh Aca. Aca mendengus sebal, terpaksa malam ini dia harus kembali begadang untuk menghapal rumus matematika. Aca sudah tidak bisa fokus lagi, alhasil dia hanya mencoret-coret buku catatannya dan mengingat kembali apa isi surat yang dituliskan oleh Gerald. Aca sebenarnya masih ragu, apakah harus
menerima Gerald? Tapi jika ketahuan oleh orang tuanya bagaimana? Rasanya sangat pusing hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Bahagia
Teen FictionIni kisah tentang Acha yang selalu dibandingkan dengan kakanya, dan anak Strict Parents yang memulai hubungan secara sembunyi dari semua orang. Yuk saksikan kelanjutan cerita Acha. Jangan salin ceritaku ya, harus saling menghargai jadi manusia Ga s...