Happy Reading!
Revin menyeret kopernya memasuki aparteman. Ia baru saja pulang setelah melakukan perjalanan bisnis di eropa. Tubuhnya rasanya sangat lelah, ia juga kurang tidur karena ingin menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Jujur saja, Revin sangat ingin menemui Elia. Mungkin besok setelah tubuhnya membaik, ia akan kembali menyelinap ke rumah menemui Elia dan menggempur wanita itu habis-habisan.
"Pegal sekali."keluh Revin setelah membaringkan tubuhnya di sofa. Disaat seperti ini harusnya ada Elia di sampingnya. Mungkin wanita itu bisa memijatnya atau hanya sekedar menyambutnya dengan senyum manis. Revin yakin senyum manis Elia bisa meruntuhkan rasa lelahnya yang menggunung.
📲Drttttt
Revin menghela napas. Baru saja ia ingin menutup mata dan kini ponselnya malah berdering.
"Papa."gumam Revin saat melihat siapa yang menelponnya. Revin langsung bangun dan menjawab panggilan itu.
"Iya, pah?"
"Sudah pulang?"
Revin memijat keningnya."Baru saja. Ada apa?"
"Bagaimana hasilnya?"
"Baik. Revin menyelesaikan semuanya dan mungkin besok baru aku bisa menemui papa."
"Baguslah."
"Hm. Bagaimana dengan Elia? Aku harap papa tidak akan mengingkari perjanjian kita."
Perjanjian yang Revin maksud adalah bahwa papanya akan mencari cara untuk menikahkan dirinya dengan Elia. Dengan catatan ia harus selesaikan pekerjaannya dengan baik.
"Kau tenang saja. Papa tidak pernah ingkar janji."
Revin menghela napas lega."Baiklah. Apa besok aku bisa ke rumah?"
"Hm. Papa akan mengaturnya!"
Tutt
Revin menyeringai lalu beranjak menuju dapur. Sebaiknya ia sekarang makan untuk mengisi energi.
Sedang di tempat lain, Revan langsung menyimpan ponselnya saat istrinya datang.
"Besok Elia akan pergi tapi dia malah sakit."beritahu Mawar lalu melangkah menuju tempat tidur.
Revan membuka lengannya, meminta sang istri untuk berbaring dipelukannya.
"Sudah panggil dokter?"tanya Revan lembut.
Mawar menggeleng. Karena ini sudah malam jadi lebih baik memanggil dokter besok.
"Bagaimana kabar Revin?"tanya Mawar. Sudah lama ia tidak bertemu dengan putranya itu. Terakhir yang ia dengar, Revin diminta suaminya untuk melakukan perjalanan bisnis ke Eropa.
Revan menyeringai."Kau tenang saja. Revin sudah menemukan wanita baru."
Mawar segera melotot."Apa maksud mas?"tanya Mawar kaget.
Revan memasang wajah datar."Revin sepertinya sudah melupakan obsesinya terhadap Elia. Dia sudah menemukan wanita baru di Eropa."ucap Revan bohong dan Mawar langsung berdiri.
"Menemukan wanita baru. Lalu bagaimana dengan Elia?"tanya Mawar emosi.
Revan menyentuh lengan istrinya."Elia bukannya akan tinggal di luar kota dan kamu mendukungnya."
Mawar menggeleng."Mas, aku memang ingin mengirim Elia pergi tapi Revin tetap harus bertanggungjawab atas perbuatannya terhadap Elia."ucap Mawar.
Revan memasang wajah bingung."Sayang, mas tidak mengerti apa yang kau pikirkan. Tapi itu sangat bertele-tele. Padahal kita bisa langsung menikahkan keduanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Kesayangan Tuan Revin
RomanceWarning: 21+ Elia Hasyim, gadis berusia dua puluh tahun. Ia adalah putri seorang pengurus kebun yang bekerja di rumah besar tuan Revan dan nyonya Mawar. Namun disaat sedang menanam bibit bunga, tiba-tiba saja Elia dibekap hingga pingsan. Dan begitu...