Aku merasa ujian ini mengajarkan aku, bahwa apa yang begitu menyakitkan ini membawa ku bertemu dengan mu. Aku yang penuh luka dan kau obatnya
~Nabila Anasera|untuk Rony•
•
•
•
•
•
•
•Kali ini Nabila tengah memperhatikan Rony yang tengah memeluk anak kecil di sebuah taman yang cukup besar. Nabila merasa hatinya menghangat. Tapi bukannya harus bahagia Nabila malah menitikkan air mata.
" Kira-kira kak Yusar lagi ngapain ya di atas sana ? Nara kangen kak Yusar " ucap Nabila merasa suasana hatinya sendu.
Ia hanya tengah merindukan seseorang yang berarti banginya. Bagi sebagian orang ayah adalah cinta pertama tapi bagi seorang Nabila Anasera sosok kaka lah yang menjadikan Nabila mendapatkan peran ayah yang baik.
Nabila mendongak dengan mata yang merah dan berkaca. Sebuah usapan halus di kepala yang begitu menenangkan. Sirat tulus yang tak pernah pupus. Senyum manis yang mampu membuatnya merasakan pantas.
Di genggamnya tangan mungil Nabila, di usap halus untuk menghantarkan ketenangan.
" Jangan nangis berlebih yaa, jadikan aku sesuatu yang bisa menjadi tempat kamu berbagi Nab. Aku Rony Revandra Parulian tidak menyukai seseorang yang di cintainya menangis dan terluka. Jangan di simpan sendirian yaa, aku ada di sini tepat di mana kamu bahagia dan menjadi obat saat kamu terluka "
Nabila semakin menangis mendengar penuturan dari Rony. Sangat manis dan teasa begitu tulus.
Ohh ayolah Nabila kamu harus bisa memahami perasaan mu sebelum terlambat!
Rony membawa Nabila ke dalam pelukannya, di usapnya kepala Nabila dengan penuh tulus dan halus.
Keduanya saling beradu tatap mengulas senyum yang menjadi lebih sempurna dan menunduk merasakan disiran hebat di hati keduanya.
" Jangan pergi ya kaa, maaf jika selanjutnya aku akan mengandalkan ka Rony di hidup aku "
____________________Kehidupan tak akan pernah selamanya bisa kita perkirakan. Sebagai manusia hanya bisa menjalani dengan sebaik mungkin. Hanya sampai pada mengusahakan tidak memaksakan. Begitu pun Nabila. Ia hanya bisa menjadi semua hal dengan menelannya pahit.
" Nabilaa, jangan terus-terusan seperti dong. Kamu itu sudah besar, mana? Kembalikan lagi semua uang saya yang habis untuk biaya kamu sekolah. Kamu mengerti kan maksud saya ?"
Nabila memilin ujung bajunya, hatinya terkikis mendengar penuturan ibu nya. Apa maksud dari perkataannya? Apakah penyesalan mendapati Nabila sebagai anaknya?
" Kalo Yusar masih ada di sini, pasti Yusar bakalan terus bela dan memaklumi tingkah kamu ini. Inget Nabila, Yusar udah gak ada. Dan itu semua karena kamu. Kenapa sih harus Yusar yang pergi. "
Nabila merasakan tangannya tremor sebuah respon terhadap gertakan dan ketidaknyaman. Nabila merasakan lututnya melemas. Nabila ingin bersuara tapi dia tak bisaa.
" Jangan jajan mulu bisanya. Harus ngasilin uang dong, buat apa saya sekolahin kamu, kalo nyatanya kamu cuman bisa minta dan minta terus. Lama-lama saya capek hadapin kamu. "
Seseorang yang di panggil ibu itu menjauh, Nabila dapat melihat punggung wanita paruh baya itu menghilang.
" Aku emang se gak pantas itu untuk di cintai "
_________Nabila mencintai keadaan ini. Duduk di sebuah taman sendirian dan tanpa di kenali. Menikmati semilir angin yang menerpa, sesekali Nabila membetulkan jilbab nya yang tersapu angin.
Gadis dengan hidung bangir itu menutup matanya, untuk menikmati sensai yang menangkan.
" Aku seperti angin, aku seperti hujan tapi aku tak pernah benar-benar menjadi keduanya, karena aku tak bisa menenangkan "
Entah mengapa Nabila mengucapkan kalimat itu. Nabila membuka kembali matanya dan menengadahkan kepala. Menatap pepohonan yang menanungi nya yang tengah menari.
Suara angin yang terkena daun pepohonan menjadikan Nabila jauh lebih senang. Hal-hal sederhana memang jalan ninja untuk mempertahankan hidup di tengah lara.
" Aku harap, aku masih bisa bertahan untuk seterusnya "
__________________Nabila bergegas menurununi anak tangga di rumahnya, setelah sebuah panggilan kurir menelponnya, ayolah Nabila tidak memesan apaun.
Nabila menatap seseorang yang tengah berbalik badan. Dan mengernyit heran terlebih sebuah logo yang tertera di jaket orang itu.
" Maaf mas, salah alamat kayanya saya gak pesen apapun " ucap Nabila memberitahu
" Gak ko mbak, betul alamatnya tepat. Saya nya udah tepat belum buat mbak nya ?"
Nabila tertawa geli, Rony sangat effort meniru gaya mang gojek seperti biasanya. Bahkan dengan kumis yang sepertinya terbuat dari hampas kopi hitam.
" Aku berhasil buat kamu tertawa Nab, tapi kamu udah cinta belum ?" Gumam Rony dalam hati.
" Kak Rony kenapa sih lucu terus. Tanggunngjawab aku jadi sakit perut "
" Sebenernya aku bukan Rony. Aku Ony mbak "
" Baiklah, halo Ony ada apa gerangan datang ke sini ?"
Rony menyodorkan peper bag berukuran sedang. Dengan senyuman manis yang memikat siapapun.
" Ini tolong terima dengan senang hati yaa, dari orang yang selalu mengharapkan kebahagian mbak nya "
" Aman kok, gak aku kasih zat berbahaya. Tapi mengandung zat cintaa "
Rony dan Nabila tertawa lepas. Rony yang kaku sekarang berpenampilan lain di depannya.
" Kak Rony kenapa beda ? Kalo sama yang lain kaku banget "
" Yaa gimana yaa, soalnya aku terkena serangan tau Nab "
Rony sengaja menggantung ucapannya. Menatap Nabila yang tengah memberi respon polos.
" Serangan jatuh cinta "
Rony meringis kecil saat tangannya di pukul Nabila. Kemudia tersenyum dengan kepala yang sedikit miring.
" Terimakasih untuk segala bentuk cinta nya kak. Dan terimakasih telah menjadikan aku tujuan hati kak Rony. Denger ini kak, maaf kalo selama ini perjuangan kak Rony sia-sia, aku ngerasa gak pantas sama kak Rony. Maaf kak "
Nabila melihat raut muka Rony yang menyiratkan rasa sedih.
" Maaf aku gak bisa nolak buat gak jadi pacar kak Rony. " Ucap Nabila dengan suara yang rendah.
Nabila menatap tangannya yang di genggam Rony, mencoba mendongak dan melihat seseorang yang tengah menatapnya dengan tulus.
" Nab, terimakasih, terimakasih banyak. Aku merasa aku yang paling beruntung mendapatkan hati kamu Nab. Jadii ayo kita berlayar bersama mau kan ?"
Nabila mengangguk dan mengucapkan kata "iya" tanpa suara. Nabila di dekap erat dan membalas pelukan Rony. Air mata turun begitu saja di pelupuk matanya.
Dengan cepat Nabila mengusapnya ia tak mau Rony mengetahui ia menangis. Keduanya melapaskan pelukan tapi genggaman tangan keduanga masih terus terpaut.
" Ayo kita usahakan untuk bisa mengarungi semuanya bareng-bareng yaa. Nabila Anasera dan Rony Revandra Parulian siap menciptakan warna indah "
•
•
•Jadii gimana? Baper gak sih? Dapet feel nya gak yaa?
Mohon maaf readers, aku baru update lagii, terima kasih sudah membaca cerita "RONA" yaa...
Salam hangat, untuk semuanyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
RONA
Viễn tưởngAku tak menyangka bisa jatuh hati. Di yakinkan dengan penuh tenang. Kau dapati ku penuh luka, sedang kau datangiku penuh warna. ~Nabila Anasera Kau selalu berharga, bukan aku yang memberimu warna tapi kita menjadi warna indah jika bersama bukan? ~R...