IX

2.9K 103 4
                                    

"Abang!! Hiks Abang!! Jangan diemin adek!! Abang!!!" Anggara mendengar teriakan Agra sebenarnya, karena ia mengamuk di dekat telinganya.

Agra mengamuk tidak ingin tidur dan respon Anggara hanya mendiaminya. Agra terus menangis dan meronta ronta di lantai, Anggara tidak peduli dan hanya mengurus berkasnya yg menumpuk.

Ia takut malah membalas Agra dan kelepasan, makanya ia diam saja. Agra terus mengamuk hingga satu jam kedepan. Anggara akhirnya mendekati begitu Agra tenang, "udah ngamuknya?" Agra mengulurkan tangannya.

Anggara menggendong Agra yg masih sesenggukan. Agra memeluk leher Anggara, ia ingin susu.

"Susu nanti, kamu belum mandi habis main sama Ver. Mandi dulu baru tidur" Agra merengek lagi, ia lelah dan hanya ingin susu.

"Yaudah Abang tinggalin disini" Agra menggeleng, ia memeluk leher Anggara erat. Anggara lalu membawanya ke kamar mandi "kita mandi bentar ya" Agra hanya membiarkan Anggara melepas bajunya.

Dari kepala hingga ujung kaki, Anggara membersihkan tubuh Agra dengan lembut, begitu Anggara membawa Agra keluar dari kamar mandi, Agra sudah setengah tertidur.

"Sebentar ya" Agra ditidurkan di kasur, Anggara lalu membaluri badan Agra dengan minyak telon dan bedak sebelum memakaikan popok.

Agra yg diberi susu itu hanya diam menatap Anggara di kasur, "Anggaaa" Anggara menghela nafas, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Agra lalu mengecup seluruh wajahnya.

"Kan adek bisa manggil Abang, kok jadi Angga lagi?" Agra menggeleng "no Abang, Anggaa" Anggara menghela nafas.

Ia mengambil kain lalu menggendong Agra menggunakan kain panjang yg ia ikat, ia membuka kancing bajunya lalu membiarkan Agra meminum susu sembari digendong.

Anggara menutupi kepala Agra menggunakan kain sisa lalu menimangnya, lampu kamar sudah mati dan hanya meninggalkan cahaya remang dari bintang yg ditempel Agra di dinding.

Suara pintu terbuka mengejutkan Anggara yg sedang melamun, ia langsung melirik ke arah pintu menemukan Fian dan Asta disana.

"Angga, kita pulang dulu ya" Anggara menatap mereka intens "nggak nginep?" Asta menggeleng, "katanya Fian kangen berduaan" Fian langsung memukul pundak Asta keras, Asta langsung mengaduh kesakitan.

"Oh yaudah, tiati dah malem soalnya" Anggara yg masih menggendong Agra mengantar Asta dan Fian kedepan rumah.

Ia membuka pagar lalu melambaikan tangan saat motor Asta dan Fian mulai menjauh, ia menutup pintu lalu masuk kedalam rumah.

Ver sudah pulang lebih dulu, saat Agra mengamuk. Ver ada keperluan, katanya ada tawuran antar pelajar dan ia harus turun tangan karena murid sekolah lain yg menyakiti anak muridnya.

Jadi ia menitipkan maaf untuk Agra lalu pergi, Anggara menimang Agra sebentar lalu duduk saat merasa lelah.

Agra sudah tertidur lelap saat ia tak bangun ketika Anggara duduk. Biasanya jika Anggara berhenti bergerak, Agra akan langsung menangis.

Dan Anggara sepertinya berhasil membuatnya lelah, setelah menangis selama dua jam dan bermain cukup lama.

Anggara menidurkan tubuh Agra lalu keluar dari kamar untuk membuat kopi. Pemuda itu mematikan lampu apartemennya lalu menyalakan lampu kecil yg ada di dapur agar tak terlalu gelap.

Setelah selesai membuat kopi, ia kembali ke kamar untuk mengerjakan berkas-berkas yg sangat-amat mengesalkan.

Ia duduk di kasur lalu mulai bekerja, tiga jam berlalu. Agra tiba tiba terbangun, ia duduk lalu menatap Anggara yg juga menatapnya.

Agra mendorong laptop Anggara hingga jatuh dari kasur lalu ia duduk di paha Anggara. Ia kembali tertidur setelah menyamankan dirinya, Anggara tak bisa berkata kata.

Ia mengambil laptopnya lalu menghela nafas, kerjaannya belum ia simpan. Anggara mengambil handphonenya lalu kembali mengerjakan berkasnya menggunakan handphone, tangan sebelahnya mengelus punggung Agra.

Jam menunjukkan angka empat, Anggara mematikan handphonenya lalu mengubah posisi Agra dan ikut tertidur.

Perjalanan hari ini selesai dan saatnya beristirahat

Huweeeeeeeee, selama libur sekolah aku dipaksa pake kacamata terus༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ soalnya katanya udah kayak orang lagi tidur berjalan gegara GK bisa liat apa apa, sering nabrak kulkas juga lagi

Asa (KAGAK JADI HIATUS I WILL FIGHT FOR MY FREE WILL TILL THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang