KOMENTARNYA.
Typo bertebaran.....
.
.
Karina duduk terdiam bertopang dagu menatap kedepan, melihat sesosok bidadari cantik yang sedang sibuk mengobrak-abrik dapur miliknya. Kapan lagi bisa ngeliat bidadari tercantik masak tepat di depan mata. Kebahagia Karina telah dimulai, mempunyai pujaan hati yang sudah resmi menjadi miliknya. Aahh mulai saat ini Karina akan selalu merasa bahagia.
"Kamu lagi liatin apa Hah..!"
"bokongmu..."
"APA...!!"
Karina langsung bergidik ngeri setelah sadar akan pekekikan suara yang mengganggu gendang telinganya. Astaga, bisa-bisanya Karina lupa kalau dia sedang bersama dengan kekasih barunya.
"Hehe enggak, maksud aku lagi liatin kamu masak" kilahnya sebelum Karina mendengar suara yang begitu nyaring untuk yang kedua kalinya.
Brakk....!
Karina terlonjak kaget dari tempat duduknya, wahh gebrakan yang Winter layangkan pada meja kayu itu cukup membuat dirinya merinding. "Awas ya kalo kamu berani macam-macam" ucap Winter lalu mengarahkan pisau dapurnya kearah Karina.
"I-iiyaaa..."
Karina tergagap bahkan sampai menelan ludahnya sendiri pun dia tidak sanggup. "Turunin dong itu pisaunya, gak baik loh tunjuk pacar sendiri pake benda tajam. Nanti kalo ada setan lewat gimana?" Ucap Karina menyuruh kekasih barunya untuk segera menyimpan pisau yang masih mengarah kepadanya.
"Biarin..."
"Aku emang sengaja nunggu setan lewat kok... biar langsung nancep kamu pake pisau ini"
Karina hanya bisa mengusap dadanya, sabar akan tingkah Winter yang membuat dirinya gemas dan ngeri disaat yang bersamaan.
"Iya iya maaf, gak lagi-lagi deh liatin bokong kamu pas kamu lagi masak" Winter langsung membulatkan kedua matanya, sedangkan Karina hanya bisa menepuk mulutnya. Astaga kelakuan, salah ngomong lagi deh.
"Tuhhh kannn...!! Emang bener ya kamu"
"Aaaakhhhhhh......" Karina hanya bisa memejamkan kedua matanya melihat Winter yang berjalan kearah Karina dengan pisau dapur yang masih tergenggam erat dalam genggamannya.
Cuppp
Cuppp
Dua kecupan mendarat begitu manis pada mata si dominan yang terpejam. Winter melengkungkan senyumannya ketika dia melihat pacarnya yang sedang mengerjap-ngerjapkan kelopak mata. Aaah imut banget, mana bibir merahnya ikut mengerucut lucu. Jadi mau cium lagi, pikir Winter di dalam hatinya.
"Astaga,,, kamu buat aku jantungan" ucap Karina kembali mengusap dadanya pelan, Winter meraih tangan Karina lalu menggantikan tangan kanannya untuk mengelus-ngelus dada pacarnya ini. "Hehe maaf" ujar Winter memberikan wink pada Karina. "Lagian kamunya juga hobi banget liatin area sensitif tubuh orang lain" Winter mengadu mengembungkan pipinya menatap sebal kearah Karina. "Aduhh... jangan diremas juga gunung aku" Winter menampilkan wajah polos membuat Karina gemas dibuatnya. "Gununggg, sejak kapan kamu punya gunung" tanya Winter masih dengan tampang minta di tampol, ah maksudnya minta dicium.
"Udah lama lah....." jawab Karina memutar bola matanya malas. "Itu yang kamu pegang sambil remas-remas manja ini namanya gunung kembar" Winter mengarahkan pandangan mata menatap telapak mungilnya yang memang sedang menangkup gunung Karina, maksudnya payudara sang dominan. "Hobi banget remes, padahal kamu juga punya" ucap Karina diakhiri kekehan yang membuat Winter sadar akan perbuatan yang sudah termasuk tidak senonoh itu.