1. Ep. 1 Starting the Paid Service (1)

384 63 3
                                    

Drrttt-! Drrttt-! Drrttt-!

Berkat sensasi aneh yang terasa di pahaku, aku membuka mataku dengan kesal. Ayolah, aku sudah lelah menghabiskan waktu untuk ujian agar bisa lulus semester.

Aku mengucek mataku dan melihat sekitarku ... apa ini mimpi?

Seingatku aku tidur di rumahku, kamarku yang berwarna biru tua.

Namun, yang kulihat setelah membuka mataku bukanlah atap kamarku.

Tempat yang kurasakan juga bukan ranjang empuk yang selama ini kugunakan.

Tiba-tiba leherku terasa sakit, walau aku tidak tahu kenapa. Aku mengusap leherku sambil mengamati sekitar.

Sesuatu yang bergerak, diisi oleh beberapa orang dengan posisi duduk maupun berdiri, tua maupun muda.

Lalu aku menatap lurus ke depan yang merefleksikan diriku.

Terdapat sosok seorang gadis dengan kemeja putih polos dengan rompi dan dasi hitam, dibarengi dengan tas yang tergeletak di pahaku.

... Siapa itu? Kenapa aku ada di kereta bawah tanah?

Sekali lagi aku mengamati sekitar, memastikan apakah yang kulihat saat ini benar-benar nyata atau hanya sekedar khayalan saja.

Bahkan aku mencubit tanganku sendiri dengan cukup kuat.

Sialan, sakit sekali.

Artinya ... ini nyata.

Benar-benar nyata.

Tetapi, kenapa? Bagaimana bisa? Aku yakin sekali setelah dari kampus aku langsung menuju rumah dan berbincang melalui smartphone dengan temanku sebelum tidur.

Disaat pikiranku kalut, suara dari samping kiriku membuyarkan lamunanku.

"Dokja-ssi, penulis seperti apa yang kau sukai?"

"Kau tidak akan tahu bahkan jika aku menyebutkan nama mereka."

"Aku sudah membaca banyak novel. Siapa penulisnya?"

Tunggu. Dia bilang apa?

Aku reflek melirik ke sebelah kiri, ke tempat dimana suara itu berasal. Pandangan yang kulihat di sudut mataku membuatku tertegun.

Terdapat seorang pria dengan penampilan rambut hitam disertai setelan khas kantoran dan memangku tas sambil memegang smartphone dengan kedua tangannya. Disampingnya terdapat seorang wanita dengan rambut coklat yang cukup panjang, dia juga mengenakan setelan khas kantoran dengan warna yang senada dengan warna rambutnya.

Lalu, perempuan tadi menyebut si pria siapa? Dokja-ssi? Tidak.

Ini tidak mungkin.

Entah karena peka atau aku yang tidak berhati-hati, pria yang dipanggil Dokja-ssi itu menyadari tatapanku dan menoleh. " ... Ada apa?"

"Ah, tidak. Tidak ada." Aku tersenyum kikuk sebelum mengalihkan pandanganku dariny dan bergelut kembali dengan pikiranku.

Pandanganku teralihkan ke sosok anak kecil yang duduk sambil memangku kotak berisi serangga di depanku. Bahkan tanpa berpikir pun aku tahu siapa dia.

Lee Gilyoung. Salah satu anak yang akan menempel pada Kim Dokja. Aku tidak percaya. Tidak mungkin hal ini benar-benar terjadi.

Aku mengusap wajahku, lalu kembali melirik ke sebelah kiri yang mulai membahas hal lain seperti kehidupan pembaca atau yang lainnya. Entahlah, pikiranku sedang kacau.

Tapi, melihat penampilan mereka berdua sekali lagi membuat keraguanku berubah menjadi keyakinan.

Mereka Kim Dokja dan Yoo Sangah. Karakter dari novel yang terakhir kali kubaca.

What's Your Wish? || [ORVxFem/OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang