4

427 17 1
                                    

Akhs....hentikan."rintihan suara yang mulai melemas.

Ya! Kini Evelyn berada di bassment mansion, kedua tangannya yang di ikat dengan rantai, dan kedua kakinya yang di pasung. Darah bertebaran dimana mana.

Ck, itulah akibatnya kau bermain main dengan kami. Maka nikmati saja nona" ucap arthan seringai. Ia menancapkan pisau tajam di paha kanan dan kiri wanita itu.

AKHHHSS,.. SAKITTTT" teriakan wanita itu menggema di seluruh ruangan.

"Hikss..bunuh saja aku... Aku sudah tak sanggup.."

Tidak sekarang nona." Lalu venno mengambil sebilah pisau kecil lalu ia menyayat pipi wanita itu.

Srek.

Author nya ngeri sendiri.😭😭

Akhssh... Kumohon bunuh saja aku....akshhh"

Rintihan itu terdengar selama dua jam sebelum wanita itu menghembuskan nafas terakhirnya di tangan ketiga orang itu.

Tak lama arthan menyuruh bodyguard untuk membuang jasad Evelyn ke dalam kandang buaya. Arthan, Axel, dan venno pun bergegas kembali ke rumah sakit. Sebelum nya mereka membersihkan diri terlebih dahulu.

........

Sesampainya di rumah sakit Axel,arthan, dan venno pun duduk di sofa yang tersedia khusus di ruangan itu. Kai masih terlelap.

Alice? Ah dia memutuskan untuk pulang sebentar, karena ada urusan.

Jam terus berputar, matahari mulai terbenam.

Mata indah milik kai kini mulai terbuka. "Hikss...... kai hiksss... Daddyyy" Aaron yang sedari memandangi wajah putra bungsunya menjadi panik. "Kenapa sayang ada apa, bilang sama daddy",

Hikss...kai.. gabisa nafas... Hiks.." ucapan kai terbata dadanya mulai sesak.

cepat panggilkan dokter ian!!" Suruh nya pada ketiga anak itu. Venno yang berniat pun bergegas untuk memanggil.

Axel dan arthan pun ikut khawatir. "Sayang.. sebentar yaa.. kai bertahan lah.", arthan memegangi tangan kiri yang bergetar.

Segera dokter ian masuk di ikuti dengan satu perawat di belakangnya, lalu memeriksa kai."pasangkan masker oksigen itu."lalu perawat itupun memasangkan masker oksigen di mulu kai.

Kai, dengar dokter oke? Tarik nafas pelan pelan."
Ujar dokter ian, namun kai menggeleng ia hanya menangis kencang.

ambilkan obat bius itu." Suruh dokter ian, lalu dokter ian pun menyuntikan di bagian lengan kai,
Tak lama obat itu bekerja membuat kesadaran kai hilang.

"Tak perlu khawatir kai mengalami sesak nafas karena terlalu sering menangis, sebentar lagi dia akan bangun. Dan setelah bangun beri dia makan agar perutnya terisi lalu berikan obat ini,
Saya pamit", jelas dokter ian memberikan botol yang berisikan obat. Lalu arthan mengangguk paham.

Arthan, venno, dan Axel kalian jaga kai sebentar Daddy ada urusan di kantor." Jelasnya lalu ia menepuk pundak arthan lalu pergi meninggalkan mereka.

Arthan duduk di kursi yang terdapat di samping kai sedangkan venno dan Axel duduk di sofa.

Sekitar pukul 2 siang, kai terbangun, ia merasakan sakit Di bagian kepalanya.

KAI (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang