Part 19

170 5 0
                                    


Aku kembali membawa kelanjutan bab kemarin.

Happy Reading & jangan lupa tinggalkan jejak kalian😉


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Marcell mendapatkan tamparan dari tangan Mila di wajah kirinya sedangkan sebelah kanan ia dapatkan dari Wika. Meskipun demikian Marcell menerima hukuman dan menyesali perbuatannya.

Melihat Marcell yang diam membuat Ricko menarik istrinya agar tak kembali mendaratkan tamparan, begitu pula dengan Irgi yang menarik Wika menjauh.

"Baru hari pertama dan kamu sudah mengacau!" Mila membentak.

"Harusnya kamu bertanya baik-baik bukan membentaknya!" Wika diselimuti amarah begitu mengetahui kondisi Kessa. "Dia memiliki trauma."

"Wika tenanglah. Marcell juga tidak tahu kalau Kessa memiliki trauma." Irgi membela sambil menahan Wika agar tak berlari menerjang Marcell.

"Setidaknya dia bisa bersikap lebih lembut, kan? Dia menunggu selama enam tahun, tapi sikapnya tak menunjukkan betapa berharga Kessa untuknya."

"Kendalikan dirimu, Marcell. Dia gadis yang rapuh!" Mila menimpali tak kalah emosi.

"Jangan menyalahkan Marcell." Darwin menyela. "Aku juga bersalah karena hampir menabrak Kessa."

Wika mengangkat tangannya, meminta Darwin untuk diam. "Kalau aku tahu akan begini jadinya, tidak akan aku katakan ingin tinggal di kota ini."

Marcell menggeleng tegas, meminta Wika untuk tak mengatakan penyesalan. "Tidak akan ada yang kedua kali, aku berjanji."

Wika menghela napas, melepaskan tangan Irgi lalu duduk di sofa. "Dokter, apa Kessa harus minum obat penenang terus-menerus?" tanyanya pada Mila.

Mila juga melakukan hal yang sama, duduk di samping Wika. "Tidak selama dia bisa mengendalikan emosinya. Kondisi Kessa masih bisa ditangani orang-orang terdekatnya, kita buat dia terbuka dengan apa yang sedang dirasakannya."

"Kukira hidupku yang paling menderita."

"Kessa bilang padaku, kalau dia melihat bayangan wajah Kenan saat Marcell membentaknya." Mila merangkul bahu Wika. "Kehidupan seperti apa yang sudah kalian lewati?"

Wika menatap Mila lalu beralih pada semua orang yang diam seolah menunggu jawaban. "Keluargaku ditipu, ibu dan ayah terlilit hutang lalu bunuh diri. Kakakku banting tulang melunasi hutang yang ditinggalkan mereka hingga dia nekat menjadi pengedar lalu tertangkap. Kakakku meninggal di dalam sel karena di keroyok napi lain." Wika menceritakan masa lalunya tanpa beban, tapi di mata Irgi tidak demikian. Pria itu dapat melihat kesedihan serta luka yang disembunyikan Wika.

"Bagaimana dengan Kessa?"

Wika menatap Marcell dengan sebelah alis terangkat. "Kessa belum menceritakan apa pun padamu?"

Mengejar Cinta Gadis Muda - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang