Jangan (Pernah) Takut!

2 1 0
                                    

Malam ini mungkin menjadi malam yang panjang bagi Sadhara. Pertemuan pertamanya dengan Deehan meninggalkan secercah kebahagiaan. Ia menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur, menengadahkan kepalanya ke arah langit-langit ruang kamarnya mengingat kejadian saat ia bertemu dengan Deehan.

"Eh maaf enggak sengaja ketabrak," ucap seorang gadis yang tak lain adalah Sadhara. Ia tak sengaja menabrak seorang anak laki-laki seumuran nya, yang tak lain adalah Deehan.

"Sekali lagi, maaf," ucapnya yang akan berlalu pergi. Tanpa menunggu balasan dari Deehan yang hanya menatap Sadhara dengan diam.

Sadhara pun segera membalikan badannya untuk pergi, namun tiba-tiba ada yang menarik kerah bajunya dari belakang. Ia pun memutar kembali badannya.

"Kalau mau nabrak orang itu satu aja. Jangan banyak-banyak kamu enggak tau ini lagi ramai banget."

"Iya, makasih udah diingetin." Sadhara tersenyum tipis kemudian pergi meninggalkan Deehan di depan pintu Gramedia, salah satu toko buku di Kotanya.

Depan Gramedia malam itu memang sangatlah ramai. Sadhara yang telah selesai mencari beberapa buku untuk persiapannya dalam mengikuti perlombaan fisika tingkat SMA harus dipertemukan dengan Deehan laki-laki yang belum jelas ia ketahui siapa namanya saat itu.

_ _ _

Pagi ini Sadhara telah siap dengan seragam almamater SMA Parahyangan, lengkap dengan tas oren di punggungnya. Waktu masih menunjukkan pukul 06.00 tapi ia harus segera berangkat ke sekolah untuk mewakili sekolahnya dalam perlombaan fisika tingkat SMA se-Kota.
Ia datang tepat pukul 07.30. Di gedung terpadu Kota.

Di sana pun juga sudah terdapat banyak siswa perwakilan dari sekolah lainnya. Cabang perlombaan yang ada hanyalah fisika namun gedung lantai 6 ini langsung terpenuhi dengan banyak orang.

Ditemani guru pembimbing Sadhara terlihat sangat gugup menuju tempat duduknya untuk mengerjakan soal perlombaan hari ini. Ia harus bisa membanggakan SMA Parahyangan, sekolahnya tercinta.

Sadhara memandang lurus ke depan melihat ke arah jejeran soal yang telah dibagikan oleh panitia perlombaan. "Harus fokus!" itu satu kata yang terus terlintas di benaknya.

Pandangannya menatap tak asing anak laki-laki seumurannya di bangku sebelah, yang tak lain adalah Deehan.

"Kamu yang waktu itu bukan sih?" Tanya Sadhara kepada laki-laki yang terus fokus pada kertas-kertas yang berada di mejanya.

"Kamu dengar aku ngomong enggak sih?" Tanya Sadhara sekali lagi.
"Fokus ke soal ujian aja ya," tegur seorang panitia yang melewati bangku antara Sadhara dan Deehan.

Tak terasa waktu 2 jam yang digunakan untuk mengerjakan soal-soal tersebut sudah selesai. Sadhara yang lembar jawabannya sudah diambil oleh panitia berniat menegur Deehan namun laki-laki itu tak melihat ke arah Sadhara dan terus melangkah pergi.

Sadhara tak mau ambil pusing ia segera pergi menuju guru pembimbingnya untuk istirahat siang dan menunggu pengumuman kejuaraan.

"Kita sholat sama makan siang dulu ya, Ra. Habis itu ke sini lagi menunggu pengumuman kejuaraan," ucap Pak Sarwo selaku guru pembimbing Sadhara.
"Iya, Pak," sahut Sadhara sambil mengikuti langkah pergi gurunya tersebut.

_ _ _

"Ya para peserta lomba fisika tingkat SMA se-Kota dan para guru pembimbing yang telah datang pada hari ini. Kita telah sampai pada saat yang kita tunggu-tunggu.. pengumuman kejuaraan perlombaan fisika tingkat SMA se-Kota!!" Teriak pembawa acara lomba tersebut dengan lantang mengundang teriakan dari peserta lomba.

"Kita mulai dari juara 3.." sahut pembawa acara tersebut
"adalah.. Aluna Askaira dari SMA Nusantara.. silahkan peserta dari SMA Nusantara untuk naik ke atas podium."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan (pernah) Takut! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang