KOS #28

254 6 2
                                    

No sider ygy
Sorry kalo typo.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Author pov

Raut khawatir setia menghiasi wajah Ayu, Kadek juga orangtua Anna. Mereka bingung kenapa Anna tiba-tiba pingsan padahal sebelumnya Anna dalam keadaan baik-baik saja bahkan sangat excited selama perayaan wisudanya.

Dokter yang memeriksa Anna "keluarga pasien!" Serunya.
Armand seraya menggandeng Silvia berlari mendekat kearah dokter "kami orangtuanya Dok." Imbuh Armand.
"Selamat Tuan dan Nyonya akan menjadi Kakek dan Nenek." Cicit Dokter itu.

Deg

"Maksudmya gimana Dok?" Kepo Kadek.
"Kamu siapanya?" Tanya Dokter.
"Kita sahabatnya Dok." Ucap Kadek.
"Sahabatmu sedang hamil. Usia janinnya baru tiga minggu." Papar Dokter.
"Apaaaaaa." Pekik Ayu kaget.

Antara terkejut, marah dan bingung Ayu terkulai lemah jatuh pingsan.
Di seberang sana juga terlihat Silvia syock berat setelah mendengar berita kehamilan Anna.
"Paaa, ini ada yang tidak beres, Anna ga mungkin mau berhubungan badan sama Nathan. Anna benci Nathan Paaa." Rengek Silvia dan setelahnya iapun jatuh tak sadarkan diri.

Semua jadi sibuk sendiri. Kadek dengan Ayu, Armand dengan Silvia yang sama-sama tak sadarkan diri.

Berita kehamilan Annapun sudah sampai terdengar di keluarga Nathan.
Nathan yang baru saja tiba langsung mendapat pukulan keras di perut atletisnya.

Bughhhhh

"Paaaa, ada apa ini, kenapa memukulku." Desis Nathan tak terima.
"Kamu kenapa selangkah lebih maju dari kita?" Tanya Sandy.
"Apa maksud papa, aku tidak mengerti." Kilah Nathan.
"Anna hamil, sudah pasti itu kelakuanmu kan!" Sarkah Sandy.
"Apaaaaaaaa." Pekik Nathan.
"Kita memang menginginkan cucu Nathan tapi tidak secepat ini apalagi Anna masih terlalu muda untuk melahirkan anak." Cicit Sandy. Sementara Rina hanya terdiam membisu enggan menimpali pembicaraan Suami dan Anaknya karena yang ada difikirannya adalah kondisi Silvia.
"Aku bahkan belum melakukan apa-apa tap____ dimana ruangan Anna." Kepo Nathan.
"Tunggu sebentar, Anna akan dipindahkan keruang inap." Cicit Sandy.

"Beraninya kau bermain dibelakangku Anna, siapa laki-laki yang berani mengambil sesuatu yang harusnya milikku." Batin Nathan bergejolak dengan rahang mengeras menahan amarah.

Anna sudah berada diruang inap, selang inpus sudah bertengger di sebalah tangannya.

Pintu terbuka dengan kencang membuat Anna berpaling kearah pintu dan terkejut dengan kehadiran Nathan yang terlihat sangat marah.

"Ada apa? kenapa loe natap gue kek gitu?" Tanya Anna.
"Katakan Anna siapa?" Sarkas Nathan.
"Siapa apanya, katakan yang jelas." Maki Anna balik.
"Kamu belum mengerti Anna, atau? Pura-pura bodoh untuk menutupi kesalahanmu." Desis Nathan.
"Kalau loe cuma mau membual ga jelas. mending keluar gue mau istirahat." Usir Anna.
Nathan mendekat dan langsung menghimpir rahang Anna dengan jemarinya "katakan siapa Ayah dari bayi yang kau kandung Anna?" Imbuh Nathan.
Netra Anna membulat dengan sempurna "jangan bicara omong kosong, gue ga hamil. Cepat lepaskan tanganmu" Kilah Anna mencoba melepaskan dari himpitan Nathan dari wajahnya.
"Aku serius Anna. KATAKAN SIAPA YANG MENGHAMILIMU ANNA?" seru Nathan marah.

Ditengah ketegangan pintu ruangan terbuka munculkan dokter berserta suster.
"Kamu sudah sadar?" Tanya dokter.
"Sudah dok." Jawab Anna.
"Sudah merasa baik atau ada yang tidak nyaman." Tanyanya lagi.
"Tidak ada, hanya kramnya belum mereda." Ucap Anna.
Dokter tersenyum dengan manis "kamu harus rileks, jangan tegang dan stress karena bisa mengganggu perkembangan janinmu." Terang Dokter.
Dengan gugup dan takut Anna memberanikan diri untuk bertanya mencari kebeneran yang terjadi "jadi apa benar saya hamil Dok?" Imbuh Anna.
"Benar, janinnya berusia tiga minggu masih rentan, kamu harus banyak istirahat, jaga pola makan dan jangan terlalu stresss." Jawab Dokter.

Anna menutup mulutnya dengan jemarinya menahan isakan bahagia dan sedih secara bersamaan.

"Selamat tuan atas kehamilan istrinya, kami permisi dulu." Setelah berkata dokter dan juga suster pergi meninggalkan ruangan Anna.

Anna menangis haru dengan kehamilannya tapi ia merasa sedih dan kecewa pada dirinya sendiri karen merasa telah mencoreng nama baik keluarganya sendiri.

"Maaaa, paaah maafin Anna." Batin Anna sedih.

"Katakan Anna siapa laki-laki itu?" Desis Nathan kembali bertanya.
Anna menoleh netra merahnya bertemu dengan sorotan gelap dan kelam milik Nathan "bukan urusan loe, mending loe pergi saja dari sini, lagian loe dan keluarga loe ga mau kan punya menantu hamil diluar nikah." Sarkas Anna.
"Aku tidak butuh istri, yang aku butuhkan perusahaan papamu. Itu saja." Kilah Nathan enteng sekali.
"Wowwww. Hebat sekali anda om, sayangnya semua keinginan loe tidak ada satupun yang akan terkabul." Delik Anna sangar.
Suasana kembali tegang dengan keterdiaman Anna dan Nathan.

☆☆☆

Entah mendapat firasat atau naluri seorang Louise yang sepanjang pertemuan dengan sekutunya selalu tidak fokus. Fikirannya selalu di bayangi Anna disepanjang perjalannya.

"Lord, batu blue moon bergetar hebat bertanda akan ada kelahiran seorang raja dari keturuan kalian." Tutur Harly.
"Apaaa, bagaimana bis___" Louise teringat bahwa ia hanya berhubungan dengan satu wanita yaitu Anna "apa mungkin gadis kecilku hamil anakku."  Monolog Louise pada dirinya.

Senyum bahagia terbit dirahang tampannya "katakan pada Raja Levorn, kita harus undur diri lebih cepat. Sebagai gantinya kirimkan pasukan elite disepenjuru perbatasan." Titah Louise.

☆☆☆

Penghuni kerajaan Titanoz tengah heboh dengan adanya guncangan hebat seperti gempa bumi dengan skala 11 diatas permukaan laut.

Para tetua juga raja James berkumpul di ruangan yang di khususkan untuk membahas sesuatu yang penting dan mendesak.
"Misi Louise sudah berhasil, kelahiran penerus tahta kerajaan titanoz didepan mata, batu blue moon adalah petunjuk bahwa akan ada kelahiran anak raja yang mempunyai kekuatan luar biasa. Dari sini kita harus menjaga calon cucu kita juga ibunya." Jelas Atlas.
"Perlu kita minta persetujuan Louise?" Tanya James.
"Tidak perlu, Louise hendak menemui gadisnya. Tapi kusuruh untuk kembali terlebih dahulu" ujar Atlas.
"Lucy, sebagai ibunya kamu bertanggung jawab penuh atas kondisinya. Bawa Anna tinggal bersama kita disini, selebihnya biar James dan Ayah yang mengaturnya." Cicit Atlas.
"Baik Ayah." Jawab Lucy.

Tak selang lama Louise sudah tiba di istana. Sesuai arahan Juliane, Louise berderap menuju ruang khusus "aku kembali." Imbuh Louise.
Ucapan selamat mengalir begitu saja dari tetua juga sanak familinya.
"Bawa dia kemari El." Tutur Alice Bibi Louise.
"Pasti. Akan ku bawa kesini." Jawab Louise.

Setelah beberapa penghuni keluar tersisa ia, James, Lucy juga Atlas didalam.
"Kamu harus merahasiakan asal usul kita dari orangtua Anna. Mengerti." Titah Atlas.
"Iya kek." Jawab Louise.
"Beri alasan masuk akal agar semua mudah dipahami mahluk manusia. Seperti contohnya balas budi dan sebagainya." Terang Atlas.
"Iya kek, aku sudah mengerti bahkan telah mempersiapkan segala konsekwensinya." Jelas Louise.
"Bagus, kamu memang cucu tersayangku El." Puji Atlas.
"El, segera kesana Anna pasti sangat butuh kamu disisinya. Jelaskan berlahan pasti orangtua Anna akan luluh dengan sendirinya." Cicit Lucy.
"Thanks Maa, aku pamit dulu, karena ada yang sangat membutuhkan aku disisinya."  Ujar Louise.
"Pergilah, doa kami menyertaimu." Papar James.













Tbc gezzz
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤

Makin rumit aja
Hmmm

Tetep pantengin aja

Dan jgn lupa dukung otornya
Vote
Komen
Follow

Maacih
Nylo chan✌️

KING OF SNAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang