Rigel berlari di lorong sekolah oh shit dia lupa kalau hari ini ada gladi resik sebelum acara mulai senin besok.
"Maaf telat" ujar rigel sambil ngos-ngosan saat sudah membuka pintu aula.
"Yaudah gak papa cepetan sini" ujar salah satu senior yang bertanggung jawab atas pelatihan.
Rigel pun menetralkan dirinya dan berjalan menuju bangku yang sudah ada bima juga di sana.
"Ck ngapa lo telat? " tanya bima yang heran padahal kan kelas mereka sama.
"Iya gw makan dulu yakali gw gak makna matilah" ujar rigel.
Bima memutar bola matanya dan kembali fokus pada mc yang sedang membaca susunan acara.
Hingga pelatihan selesai rigel dan bima pun berjalan beriringan menuju kelas untuk mengambil tas mereka.
Pelatihan tadi lebih lama dari biasanya merela sambil take 2 kali untuk pelatihan ini kalau kata senior sih ini adalah acara yang berharga jadi mereka harus tampil maksimal di tambah lagi pemilik sekolah ini akan datang.
Karena pelatihan yang lama tadi mereka menghabiskan jam pelajaran terakhir jadilah sekarang waktu nya mereka pulang.
"Gw denger pemilik sekolah ini tuh punya usaha lain tau" bima membuka perbicaraan.
Rigel hanya ber-oh ria saja tapi sebenarnya dia cukup tertarik dia bisa caper mana tau dapat uang jajan banyal hheheh bercanda.
"Lu pikir deh sekaya apa coba gila! " bima antusias tak sabar ingin jumpa.
"Mikir ngajak-ngajak lo pikir noh sendiri" ketus Rigel.
"Yeee lu gak penasaran apa? Orang kaya pasti ganteng" pemikiran bima yang masih sekecil udang itu memang begitu.
Rigel tampak berpikir "ada kakak cantio gak ya? " tanya nya saat mendengar perkataan bima barusan.
"Maybe" jawab bima dia juga menantikan itu sebenarnya.
Rigel dan Bima lanjut berjalan dan sampailah mereka di kelas yang sudah sepi karena dah pada pulang.
Mereka mengambil tas mereka dan ke parkiran sepeda untuk mengambil sepeda Bima.
Rigel gak bawa sepeda dia berniat numpang sama Bima mau nelpon pak yudha mager.
"Nail gih" ujar bima saat sepedanya sudah sampai di depan rigel.
Sepeda itu sepeda gunung mana ada boncengan "udah tenteng aja yuk jalan" ujar rigel
"Jauh cuy rumah kita" ujar bima yang gak habis pikir.
Rigel tak menjawab dan malah berjalan duluan mau gak mau ya bima ikutan "gak capek? " tanya bima lagi.
"Itung olahraga" jawab rigel.
Mereka pun berjalan dengan santai sambil memandangi lurusan pantai yang indah.
Mereka mengambil jalan potong itulah kenapa bisa ada pantai di kanan kiri jalan.
Drtttt...
Ponsel rigel berdering...
Rigel merogoh sakunya dan mengambil ponsel yang bergetar melihat ke arah layar dan mendapati nama 'Bang ziel' berada di sana.
Rigel menganhkat "iya? " tanyannya singkat.
"Gel kai masuk rumah sakit kamu bisa tolong abang gak? " tanya aziel di sebrang sana.
Rigel berdecak "tolong apa? " tanya nya.
"Pergi ke kantor abang terus kasih berkas yang ada di meja kerja abang kasih ke prof. Lixue eugene ya? Minta antar pak yudha" ujar aziel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul in the Ocean
OverigRigel hanyalah anak manis yang ingin mendapatkan perhatian abang nya kembali melakukan segala hal demi merebut abang nya kembali itu prioritasnya namun apakah dia berhasil?atau dia akan selamanya tenggelam membawa mimpi itu bersama dirinya? Sudah pu...