36. Merayu Tuhan

225 24 2
                                    

Fakta baru tentang Raisa dan Antonius yang ternyata sudah memiliki anak, membuat Rere semakin yakin dan percaya diri untuk terus melancarkan misinya. Mendapatkan hati dan cinta Ares Danuarta. "Selamat pagi, kak Ares." Seperti sekarang, untuk pertama kalinya Rere mengucapkan selamat pagi pada Ares. Tentunya, sikap Rere juga mengejutkan Ares, tetapi membuatnya merasa senang.

"Pagi, Re. Bahagia banget kayaknya, ya?" Ares tersenyum lebar, melihat Rere yang sepertinya sedang dalam mood baik.

"Iya nih. Kak Ares nanti pulang jam berapa?"

"Kayak biasanya, Re. Jam lima paling cepet. Gimana?"

"Pengen bakso sama es krim." Saat mengatakannya, Rere sembari tersenyum lebar. Membuat pipinya yang semakin chubby itu, terlihat menggemaskan.

"Boleh, Re. Tunggu aku pulang ya, setelah itu kita beli bakso dan eskrim."

Rere mengangguk bersemangat. Setelah Ares selesai sarapan, seperti biasa Rere mengantarkan keluar. Tidak lupa, Rere mencium tangan Ares. Namun, tidak seperti biasa, Ares memberi kecupan singkat pada bibir Rere, lalu pria itu berjongkok mensejajarkan tingginya pada perut Rere. Tangan kanannya terangkat, memberi usapan lembut pada perut wanita itu. "Sayang, Papa kerja dulu, ya. Tunggu Papa pulang. Nanti sore kita beli bakso sama es krim, oke?"

Rere yang melihat itu tidak bisa menyembunyikan senyuman bahagia dan perasaan senangnya. "Oke, Papa!" balas Rere dengan nada suara seperti anak kecil.

Ares terkekeh kecil, lalu tidak lupa juga memberikan kecupan lama pada perut Rere yang sudah terlihat buncit. "I love you, sayang."

"I love you too, Papa."

Ares berdiri, menatap Rere gemas. "Lucu banget sih," ujarnya dengan gemas mengusap pipi chubby Rere. "Aku berangkat dulu ya, Re."

"Iya. Hati-hati, kak Ares," ujar Rere masih dengan senyumannya. Lalu saat Ares akan masuk ke dalam mobil, Rere menghentikannya. "Kak Ares, tunggu!"

"Kenapa, Re?" Ares berbalik, menutup kembali pintu mobilnya.

Rere berjalan, menghampiri Ares dan berdiri tepat di hadapan pria itu. Tangan Ares refleks memeluk pinggang Rere, membuat tidak ada jarak di antara mereka. Tanpa banyak bicara dan aba-aba, Rere sedikit berjinjit, memberikan kecupan pada bibir pria itu, sedikit lebih lama dari sebelumnya. Saat Rere akan melepaskan kecupannya dengan menjauhkan tubuhnya, Ares menahan. Tangan kiri pria itu menahan tengkuk Rere, kembali mendekatkan wajah mereka dan menempelkan bibir keduanya, mulai melumatnya dengan lembut.

Rere membalas kecupan Ares dan berlangsung beberapa menit hingga suara Pras membuat mereka menyudahinya. "Maaf mengganggu, Mas Ares. Ini Mas Steven telepon di hape Saya, katanya sudah ditunggu untuk rapat."

Rere menahan rasa malunya, menatap Ares dan Pras canggung. "Aku masuk dulu. Kak Ares hati-hati."

Ares mengangguk, tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Pras sebelum masuk ke dalam mobil.

Kegiatannya setelah kehamilan, Rere memang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Toko bunga sudah ia percayakan pada kekasih Pras yang kebetulan juga sedang mencari pekerjaan. Jadi, ia bisa istirahat dengan nyaman selama di rumah tanpa memikirkan toko bunganya. Apalagi sekarang di rumah sudah ada rumah kaca, membuat Rere semakin betah berlama-lama di rumah. Ia akan dengan senang hati berada seharian penuh di rumah kaca untuk merawat bunga-bunga kesayangannya dan tentu juga melukis.

Rere sedang menyelesaikan 1 lukisannya. Di mana itu adalah gambar Ares. Rencananya, lukisan itu akan ia berikan pada Ares saat pria itu ulang tahun dan itu sekitar 6 bulan lagi dari sekarang. Setiap tahunnya, Rere selalu memiliki kejutan untuk Ares, meskipun ia tidak tau disimpan di mana hadiah-hadiah yang sudah ia berikan itu pada Ares.

Tahun pertama pria itu ulang tahun, setelah mereka menjadi suami istri. Rere memberikan sebuah miniatur seorang koki laki-laki. Ia tau, Ares pernah memimpikan ingin menjadi seorang chef. Pernah juga Rere memberikan sepaket alat masak, tapi sampai sekarang ia belum pernah melihat Ares menggunakannya. Lalu berbagai macam pisau yang didesain khusus oleh Rere untuk diberikan pada Ares. Untuk pisau, Rere melihat beberapa kali salah satu pisau dari 7 macam masih Ares gunakan, saat pria itu memotong daging. Ya, terkadang, Ares ingin memasak.

Rere menatap puas lukisan di hadapannya, sudah 70%. Sedikit lagi akan selesai. Ia hanya tinggal memperhalus, mempercantik dan merapikan lukisannya. Lalu karena sudah merasa bosan, Rere memutuskan untuk mengganti bunga yang berada di dalam vas untuk di pajang di meja. Baik meja yang berada di dalam rumah maupun rumah kaca. Yang membuat unik adalah di setiap ruangan di rumah, Rere selalu memberikan bunga yang berbeda.

Di kamarnya dan Ares, Rere memilih untuk meletakkan tanaman hias berjenis bunga anggrek yang memiliki aroma seperti coklat stau aroma vanila bercampur kayu manis. Di ruang bersantai, ada bunga lily of the valley sebagai pilihannya. Di meja makan, ada bunga lavender. Di ruang tamu ada mawar pot yang cantik. Lalu untuk rumah kaca, Rere meletakkan tanaman jenis daun mint. Sekarang, Rere sedang memilih bunga yang bagus dan layak untuk dipajang.

Rere yang sibuk dengan bunga-bunga kesayangannya membuat ia tidak sadar jika sejak seseorang tengah memperhatikannya dalam diam.

Ares, pria itu tidak jadi berangkat ke kantor padahal pagi ini ada rapat penting. Entah kenapa, ia ingin menghabiskan waktunya seharian ini bersama Rere di rumah. Apalagi, sejak wanita itu hamil, membuat Ares rasanya enggan pergi hanya untuk pergi ke kantor. Di matanya, Rere juga semakin cantik saja. Aura yang dimiliki wanita itu sejak kehamilan semakin terpancar membuat ia betah berlama-lama di rumah asal bersama dengan Rere.

Ares dengan sikap labilnya yang membingungkan. Jika Ares saja juga bingung dengan apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Lalu bagaimana dengan Rere dan orang lain yang merasakan dampaknya?

Saat Rere sedang berada di posisi membelakanginya, Ares melangkahkan kakinya perlahan tanpa menimbulkan suara. Hingga Ares sudah berdiri tempat di belakang Rere, ia langsung memeluk Rere dan meletakkan dagunya pada bahu wanita itu. "Eh, kak Ares?"

Tanpa berbalik, Rere sudah menebak jika yang memeluknya adalah Ares. Apalagi aroma pria itu yang memiliki ciri khas, membuat Rere sangat hafal. Ya, alasan kenapa meletakkan bunga anggrek di kamarnya karena bunga anggrek dengan jenis yang ia pilih memiliki aroma yang sama dengan yang dimiliki oleh Ares. Jika ia merindukan Ares, Rere tidak perlu bingung-bingung bagaimana mengobatinya. Aroma bunga anggrek yang semerbak harum di kamarnya, sudah menjawab semuanya.

Ya. Rere begitu mencintai Ares. Merindukan Ares dan sangat menginginkan pria itu menjadi miliknya, seutuhnya. Tapi, untuk saat ini semuanya masih menjadi angan-angan. Rere hanya bisa merayu Tuhan untuk merebut Ares dari wanita yang dicintainya, tentu itu bukan dirinya. Mungkin saat ini, Rere masih belum bisa mendapatkan Ares sepenuhnya. Namun, nanti, siapa yang tau? Melalui rayuannya pada Tuhan, tentu akan luluh, kan?






btw, cerita Ares dan Rere sudah ending di KaryaKarsa dan beberapa platform lainnya (KBM App dan GoodNovel) ya! kalian bisa baca secara ekslusif di sana dengan username: thxyousomatcha

oiya, selain itu juga tersedia versi PDF secara lengkap dengan harga 55.000 dan untuk pemesanan bisa langsung hubungi nomor WA ini: 089667748603

jumlah keseluruhan cerita Ares dan Rere ada 60 BAB dan 4 ekstra part yang nggak akan diupload di wattpad ya. Tapi tenang, kalian masih tetep bisa baca sampai end di wattpad gratis kok secara berkala! tapi bedanya untuk ekstra part hanya bisa dinikmati secara ekslusif ya.

segitu saja informasi dari aku.

THX U!

Beautiful Heart (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang