Heyyo, what's up bro. Gimana nih bab sebelumnya? Bagus gak? Nyambung gak?
Oh ya, makasih ya yang udah baca cerita gue walaupun cerita gw ini gaje.
Jangan lupa komen + vote! Makasih.
Ya udah, silakan baca bab selanjutnya semuanya. Jangan lupa dikoreksi kalau ada typo atau kesalahan.
***
"Eughh," lenguh Aksa terbangun dari pingsannya. Objek yang pertama kali Aksa lihat setelah bangun dari pingsannya itu adalah dua pria berbadan kekar sedang berdiri tegak sembari menatapnya datar.
Tiba-tiba, Aksa merasakan kepalanya yang mendadak pusing seperti habis dihantam benda keras.
Saat Aksa mencoba berteriak, Aksa harus mengurungkan niatnya saat ia menyadari bahwa tubuhnya sedang diikat disebuah kursi, dan mulutnya sedang dilakban.
"Hai, boy. Lama tidak bertemu."
Aksa mengalihkan atensinya ke arah wanita yang penampilannya bisa disebut sebagai jalang. Bagaimana tidak? Terlihat jika pakaian dari wanita tersebut yang kurang bahan hingga mengakibatkan tereksposnya dua belahan dadanya, make up yang sangat tebal hingga mengalahkan boneka mampang.
Aksa hanya menatap ngeri ke arah wanita tersebut. Setelah wanita tersebut sampai di depan wajahnya, tiba-tiba saja tangan wanita tersebut membelai wajah mulusnya dengan kuku-kuku panjangnya.
Bahkan, Aksa bisa merasakan gesekan yang ditimbukan oleh kuku-kuku panjang dari wanita tersebut membuatnya merasa geli dan risih.
"Oh baby, kenapa? Apa kau risih disentuh oleh diriku? Kurasa tidak."
"Emang kenyataannya begitu, tolol! Gak sadar diri banget sih nih orang kalau kukunya udah kek mau saingan sama Kuntilanak!" batin Aksa menggebu-gebu.
"Kenapa kamu tidak menjawab pertannyaku, hm?" tanya wanita itu lagi. Kemudian kembali membelai wajah Aksa dengan kuku panjangnya itu. Dan sialnya itu sangat membuat Aksa semakin risih.
"Oh iya, aku lupa jika mulut kamu masih dilakban."
Aksa hanya menatap datar wanita yang berada di depannya itu. Namun detik berikutnya, ia dibuat meringis saat wanita tersebut menarik lakban yang berada di mulutnya itu dengan sedikit kasar.
"Shh, siapa lo? Kenapa lo nyulik gue, hah?!"
Wanita yang mendengar ucapan dingin dan ketus dari Aksa itu pun hanya menunjukan senyum smirknya. "Kau lupa dengan diriku, baby? Oh ayolah, kau pasti ingat dengan diriku."
Aksa mencoba mengingat-ingat siapa wanita yang berada di depannya itu.
Selang beberapa menit kemudian, Aksa membulatkan matanya saat mengingat siapa wanita yang sedang berada di depannya itu. "L-lo!"
"Haha, betul sekali, baby. Aku adalah orang yang dulu pernah berada di dalam hatimu dan menjadi bagian separuh jiwamu. Tapi kenapa kamu putusin aku, baby? Kamu jahat!"
Aksa hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar saat orang yang ia benci dulu telah kembali. "Gimana gue gak mutusin lo? Lo aja selingkuh di belakang gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsesion [End]
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA, MINIMAL FOLLOW AKUN AUTHORNYA DULU] Kisah ini menceritakan seorang lelaki yang harus menjadi bahan obsesian oleh sekelompok mafia yang sangat kejam. Lelaki tersebut dijadikan bahan obsesian karena ada sesuatu hal penting yang mena...