19. pagi baru

4.3K 279 30
                                    

"ughh" tubuh mungil itu menggeliat pelan, tidur nya terusik karena Sinar matahari yang menyorot terang dari jendela yang sudah dibuka tirainya.

Tangannya langsung meraba kasur disamping, mencari sosok yang tak bisa jauh darinya akhir-akhir ini.

Matanya terbuka saat tak mendapati sosok jovan. Ia bangun, dengan bibir mencebik. Matanya melihat sekitar dan ia baru sadar kalau ia berada di kamar jovan, bukan kamar hotel tempat pernikahan mereka berlangsung.

"Masa aku bisa teleportasi sih"

Pikiran anehnya ia enyahkan, memilih turun dari kasur dan menuju kamar mandi. Renja juga baru sadar kalau bajunya sudah berganti Dengan baju piyama. Pasti jovan yang melakukan semuanya.

Ceklek

Pintu kamar mandi ia buka, sedikit terkejut saat mendapati jovan Yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Sudah bangun, sayang?"

Bukan, bukan panggilan sayang yang membuat renja masih mematung. Tapi penampilan jovan yang bertelanjang dada, ditambah hanya menggunakan celana pendek yang benar-benar pendek sehingga hanya menutupi sebagian pahanya yang terlihat kokoh.

Pipi renja bersemu, ia masih memegang gagang pintu dan tercengang. Bagaimana ya, tubuh jovan ternyata sangat sempurna. Suaminya memiliki proporsi tubuh yang pas, tidak kurus dan sedikit berisi. Tapi berisi nya tubuh Jovan itu penuh dengan otot, seperti kaki jenjang dan lengannya, terlihat besar dengan urat dan otot yang menghiasi.

"Dek?" jovan mendekat, menarik kedua bahu renja dengan lembut agar masuk kekamar mandi.

"Huh?" renja masih linglung ternyata, itu cukup menggemaskan.

"Mau cuci muka? Atau mandi hm?" jovan bertanya lembut sembari mengusap rambut si manis yang mencuat ke sana kemarin.

"Cium?" ujarnya polos.

Jovan terkekeh, memberi ciuman singkat di bibir si manis.

"Sudah, sekarang mau mandi atau cuci muka aja dulu?"

"Cuci mukaaa~ adek laper mau makan cepet-cepet"

Gemas sekali, jovan selalu menyukai sisi manja renja yang ditunjukan kepadanya.

"Mau mas temenin?" tanyanya, yang diangguk semangat oleh istri kecil nya. Ah, senang sekali bisa menyebut bahwa renja istrinya, sesuatu yang akan jovan syukuri terus menerus.

Renja mulai membasuh mukanya Dengan air, lalu jovan dengan sigap mengambil sabun muka milik si mungil, menuangkannya ketelapak tangan kecil renja.

Sembari menunggu renja mencuci mukanya-lebih tepatnya bermain-main dengan busa sabun di wajahnya. Jovan mengambil sikat gigi dan odol.

"Buka mulutnya coba"
Renja menurut, membuka sedikit mulutnya Yang menampakan gigi-gigi putihnya.

"iiii"

Jovan dengan cekatan menyikat gigi simanis hingga bersih.

"Nah, sudah"

Renja mulai membersihkan wajahnya dan berkumur-kumur dengan air. Lalu berbalik untuk memperlihatkan cengirannya kepada jovan.

Tentu saja hal itu membuat jovan mengerang menahan agar tidak menyerang renja yang terlihat berkali-kali lipat lebih manis pagi ini.

"Gemasnyaaa" renja semakin menyengir senang mendapat pujian semacam itu. Dipeluknya tubuh jovan yang tak terbalut apapun, hingga dapat merasakan kerasnya perut si dominan.

"Mas Kenapa ga pake baju?" tanya nya sembari menyandarkan kepalanya di dada bidang sang dominan. Sesekali menghirup wangi tubuh jovan yang sepertinya benar-benar renja senangi akhir-akhir ini.

Mas ||Noren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang