🔞
Silakan di-follow agar tidak ketinggalan notifikasi & update❣️
Perkenalkan Xander McStar, idola K-pop generasi kelima yang berhasil memikat seluruh dunia, dan menjadi harta nasional negaranya dengan wajah tampan bagai pangeran negeri dongeng...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Follow tiktok Cece, teman-teman. Cece Dechan lagi belajar bikin cuplikan-cuplikan I'm Freya😍 sama berbagi ilmu kepenulisan🤗
Baca novel baru Cece, judulnya: Billionaire's Fangirl. Cerita anak Edward dan Alicia Wellington dari novel ~𝑰𝒏𝒕𝒐 𝒂 𝑫𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓𝒐𝒖𝒔 𝑪𝑬𝑶~-Velove Wellington sahabat Maximilian dan salah satu siswi misterius juga di Harrweals🤗
Wattpad Freya: FreyaAvrielly Follow akun KaryaKarsa Cece yuk @DessyChandra, agar tidak ketinggalan info & cerita menarik lainnya💕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menemukan typo komen di inline ya😉
Happy Reading semuanya❣️
Kau terlarang..
Sepanjang perjalanan pulang benak Velove terus mengulang-ulang dua kata itu. Dia mengerjap, masih ketakutan melihat kemarahan Miguel. Pengawalnya itu duduk di depan di samping sopir. Bugatti berhenti dan melirik ke jendela, pucat pasi melihat lampu mansion menyala semua. Ayahnya pasti akan memarahinya habis-habisan.
Dia mendengar pintu terbuka lalu tertutup, lagi pintu di sampingnya terbuka dan dia melihat Miguel mengulurkan tangan dengan kaku.
"Ayo."
Velove melepaskan sabuk pengaman dan meraih tangan Miguel. Kakinya bagaikan agar-agar, dia nyaris tersungkur ke halaman jika saja Miguel tidak menangkapnya.
Interkom berbunyi bersama lampu sensor keamanan yang menyinari mereka.
Miguel mengerang. "Kau membuatku benar-benar dalam masalah."
"Maafkan aku..." Kalimat Velove terputus begitu pintu utama terhempas keras menampilkan sosok ayahnya. Sambil tetap berpegang pada lengan Miguel, Velove mencoba berdiri tegak.
"Velove Wellington, kau masih ingat rumah rupanya." Mata Edward berkilat-kilat, tubuh kekarnya berbalut piama sutra hitam dengan sandal berbulu. Sandal rumah yang lucu itu tidak mengurangi aura menyeramkannya yang sekarang membuat putrinya bergidik.
"Dad, aku..."
"Ini semua salah saya, Mr. Wellington, tidak seharusnya saya membiarkan Miss Wellington minum di acara tadi."
