prolog

17 1 0
                                    

" Bisa gak sih kayak kakak? " Batin perempuan yang iri dengan kehidupan sang kakak yang jauh lebih baik daripada dirinya

Gimana tidak iri ia aja selalu di banding banding kan oleh sang ayah  dan bukan hanya itu ia saja ia juga dipaksa untuk mendapatkan nilai sempurna jika dirinya tidak bisa ia akan mendapatkan hukuman tidak di kasih makan seminggu dan bukan hanya itu saja ia juga mendapat kan pukulan tinjuan dari sang ayah

" Bunda, bunda kapan pulang? Kenapa bunda ninggalin dinda di sebuah rumah tanpa adanya arti kehidupan disini kenapa bunda gak bawa dinda ikut sama bunda di jerman? " Ucap dinda yang sudah berlinang airmata menatap dirinya di kaca yang sudah seragam yang sangat rapi ia kangen sangat kangen kepada ibunya

orang tuanya berpisah saat dirinya berumur tiga tahun saat diperpisahan itu anton- ayah dinda malah menyalahkan dinda yang membuat orang tuanya bercerai padahal saat itu saja dinda berumur tiga tahun yang tidak tahu apa itu perpisahan?

Tok.. Tok... Tok...

Suara ketok pintu yang membuat dinda tersadar kembali orang yang tadinya mengetok berkata " Non sarapan udah siap " Ucap wanita paruh baya yang berada diluar pintu kamar

" Iya bibi nanti saya turun kebawah " Ucap dinda langsung menatap kembali ke kaca dinda menarik nafas dan

menghebuskan secara perlahan dan ia tidak lupa menghapus air mata yang tadi sempat mengalir ia tidak mau kalo ayahnya mengecap dirinya cewek cengeng cewek lemah dan lain nya

" Semangat dinda, lo pasti bisa menghadapi kehidupan yang tidak pernah menggangap dirimu ada " Ucap dirinya dengan tersenyum lebar ya walaupun hatinya ingin sekali menangis tapi ia tutupi dengan topeng senyuman

Ia berjalan dengan lesu ia malas sekali sarapan di rumah ayah pasti yang ditanya akan nilai nilai dan nilai sampai kepala dinda sudah penuh yang dipaksa untuk mendapatkan nilai yang sempurna

Saat ia sudah berada di meja makan tapi ia tidak melihat ayah dan kakak di meja makan merasa kebingungan dinda berjalan kearah bibinya " Bibi ayah sama kakak kemana? Kok gak ada di meja makan "

" Tuan sama non Rachel udah berangkat dari tadi non maaf kan bibinya " Ucap bibi jum yang merasa bersalah

Dinda yang kelihatan bingung kenapa bibi meminta maaf kepadanya? emang bibi salah apa sama dirinya? " Kenapa minta maaf bi? Waktu nya idul fitri padahal masih lama bi"

" Non mau saya masakin apa? " Bukan nya menjawab bi jum malah tanya balik

" Ya sarapan yang tadi dimasak bibi kan, masih ada kan bi makanan nya? "

" Maaf non tadi bibi udah sisain buat non dinda tadi non Rachel ingin bawa bekal tapi bibi nolak kalo bibi kasih non dinda sarapan apa? tuan malah nyuruh bawain bekal bibi terpaksa bawain bekal untuk non Rachel maaf nya non "

" Non mau makan apa biar bibi masakin aja "

Bulan tersenyum kecut mendengar cerita dari bibi ayah malah bawain bekal buat kak rachel padahal anak bungsunya saja belum sarapan " Gak usah bi,biar dinda beli sarapan di kantin sekolah aja "

" Maaf ya non " 

" Gak usah minta maaf bi yang salah juga saya, saya kan telat datang ke bawah jadi makanan udah habis kalo gitu dinda pamit nya bi " Ucap dinda sambil mencium punggung tangan bibi yang sudah ia anggap sebagai ibunya

" Assalamu'alaikum " Ucap dinda berjalan kearah bagasi untuk mengambil motor beet yang selalu ia pakai berangkat sekolah ia tidak diantar seperti sang kakak yang selalu diantar jemput oleh sang ayah

" Waalaikumsalam "

..............

Setelah motor memasuki pagar sekolah sma angkasa ia mempakirkan motor beet nya di paling pojok tempat pakir dan ia melihat arloji yang sudah menunjukkan jam 7:10 yang artinya sudah mulai pelajaran nya

" Mati gue telat lagi siah " Ucap dinda yang langsung berlari melewati lorong sekolah sma angkasa dengan

tergesa-gesa ia tidak sengaja menabrak seorang pria yang memakai seragam sama seperti nya ia meminta maaf kepada pria itu dan langsung melanjutkan larian nya kebetulan kelas dengan pakrian itu sangat jauh sekali jaraknya

Akhirnya nyampai juga sudah diduga pelajaran sudah mulai dan memperlihatkan seorang pria paruh baya itu menulis sesuatu di papan tulis berwarna putih

" Permisi pak,maaf saya telat " Ucap dinda yang menetralkan pernafasan nya yang tadi sempat larian menuju ke kelas

" Kebiasan banget kamu, dinda telat telat telat terus mumpung hari ini bapak lagi baik hati jadi  hari ini bapak tidak akan ngasih hukuman dengan syarat jangan telat lagi " Ucap pak eko- guru matematika yang selalu

mengasih hukuman karena dinda telat datang sekolah entah hari ini pak eko seperti tersambar petir di disiang bolong tapi gak papa hari ini libur gak ada yang ngasih hukuman dan juga dinda capek mengerjakan hukuman

" Makasih pak " Ucap dinda yang berjalan kearah tempat duduk yang paling belakang dan disebelah kirinya dekat dengan jendela kebetulan kelas dinda berada di lantai tiga

Dan di lantai satu itu terdapat sebuah taman yang sangat indah di tumbuhi oleh tumbuhan yang cantik serta tidak lupa air mancur yang membuat taman itu semakin indah di pandang walaupun dari jendela

............
























Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gimana kabar kalian???

👋👋👋

Ini cerita kedua aku semoga kalian semua suka sama cerita ku!!

Pecinta LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang