5. Rasa Takut Yang Luar Biasa

402 6 0
                                    

Halo, nona-nona. Gue ada pantun nih buat kalian. Tapi kalau gak nyambung, mohon di maaf keun ye?

Malam-malam makan ikan Paus

Rasanya enak, sampai terpaus-paus

Agar tali silahturami tidak terputus

Maka pinjam dulu sembilan ratus

Gimana nona-nona pantun gue? Nyambung gak? Kalau nggak ya udah, tapi adakah 9 ratus? Gue lagi bokek ini, tapi candalah woe.

***

Saat mereka sedang berada di tengah perjalanan, tiba-tiba saja Aksa mengerjapkan matanya lalu melihat ke sekelilingnya. Ia baru mengingat kejadian di mana ia diculik tadi dan sekarang ia pun masih dibawa oleh 2 pria berbadan kekar itu entah kemana.

Mereka berdua yang menyadari jika Aksa telah bangun dari pingsannya itu pun menepikan mobil mereka secara mendadak, sampai-sampai hampir membuat Aksa terjungkal.

Pria yang asetnya telah ditendang Aksa itu pun keluar dari kursi pengemudi lalu berjalan menuju kursi penumpang tempat Aksa.

Aksa yang melihat salah satu dari mereka berjalan menujunya itu pun menjadi panik kalang kabut. Dan saat pria tersebut membuka pintu mobil, Aksa ingin menendang kembali aset milik pria tersebut. Namun sayangnya, pria tersebut terlebih dahulu menahan kaki Aksa.

"Haha, mau nendang aset berharga gue lagi kan lo? Oh, tentu tidak semuda itu, ferguso!" ledek pria tersebut, lalu masuk dan menutup pintu mobil tersebut.

"Jauh-jauh lo dari gue! Gue gak sudi orang tampan kek gue ini deket sama orang modelan kek lo!" maki Aksa mencoba melepaskan kakinya yang ditahan.

"Ck! Berisik banget lo bocah ingusan!"

Karena merasa jengah dengan tingkah Aksa, pria tersebut mengeluarkan sebuah kain dari saku celananya.

Melihat jika pria di sampinya itu mengeluarkan sebuah kain legend yang membuatnya berkali-kali pingsan itu, Aksa mencoba untuk menghindari pria tersebut.

"Jangan bius gue lagi, anjing! Gue capek dibius mulu! Bisa-bisa gue koid kalau dibius terus-terusan," kesal Aksa, menghindari pria di sampingnya itu.

"Banyak bacot lo!" Pria tersebut menarik tangan Aksa secara paksa, hingga membuat Aksa berbaring dengan paha pria itu yang menjadi bantalan.

Setelah melihat jika posisinya yang pas itu, dengan cepat pria tersebut membekap mulut Aksa menggunakan kain tersebut.

"Mmmpphhh! Mmmppphhhh!" Aksa memberontak, mencoba melawan aroma kloroform yang masuk ke dalam indra penciumannya itu. Namun tidak ada gunanya, perlahan mata indahnya itu pun tertutup. Aksa kembali pingsan karena ulah dari 2 pria dan aroma kloroform tersebut.

"Cepet jalan biar cepet sampai di markas. Gue udah capek nanganin nih bocah woi!"

Sementara itu, temannya yang sedang menyetir hanya bisa terkekeh geli melihat wajah penderitaan milik temannya. "Tapi kalau diliat-liat, lucu juga ni bocah. Kalau aja ini bukan tugas dari Tuan, udah gue culik sendiri aja habis itu gue bawa pulang gue jadiin anak."

The Obsesion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang