Solar mendorong Halilintar menjauh darinya ketika pintu yang dari tadi terbuka memperlihatkan Taufan yang berkacak pinggang menatap mereka dengan datar.
Dan juga ada Gempa yang siap dengan sendal tidur-nya untuk dilempar ke muka Halilintar.
"Wah wah lihat siapa yang diam-diam ternyata mematikan" Ucap Gempa dengan senyum mengerikan kepada Halilintar.
Halilintar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu, jujur dia takut sama Gempa yang memang menyeramkan ketika marah.
"E-em aku mau balik kamar lah!" Solar balik badan dan kabur dari sana dengan perasaan malu.
"Oy bensin! Nanti kamu nyasar woy!" Taufan mengeluarkan Hoverboard nya untuk mengejar Solar yang larinya cepet banget, bahkan dah ilang dari pandangan Taufan.
Gempa mengalihkan perhatian nya ke Taufan yang ngejar Solar, omega itu berdecih kesal.
"Kejar Solar, jangan sampe dia nyasar"
Halilintar mengangguk, dia langsung mengejar Solar dengan gerakan kilatnya. Gempa hanya menatap mereka dengan tatapan lelah, nambah lagi deh tiga bocil kematian.
"Sayang, kok di sini?" Sebuah bayangan menjulur dari bawah ke atas membentuk Sesosok manusia tampan bersurai ungu gelap.
"Abis anterin Taufan ke toilet sama mau masak buat sarapan"
"Oh ya udah, masak nya nanti aja kita ke kamar dulu yuk Ay~ pengen itu~"
Gempa melirik Fang dengan tatapan malas, "Anakmu belum lahir, nanti susunya dah keburu habis sama kamu"
"Eh kan kata Dokter gak papa atuh di bantu suami biar gak kebanyakan hehe"
"Nyenyenye, mentang-mentang aku udah bisa produksi susu ya! Aku tetep gak mau! sakit dadaku di isep mulu sama kamu"
Fang tertawa, dia memeluk Gempa dengan erat dan tangan nya mengelus perut besar sang istri.
"Dek, gak papa ya Papa minta jatah susu kamu hehe"
PLAK
PLAK
PLAK
Fang tergeletak menggenaskan di atas lantai dengan benjolan di kepalanya karena di tampol Gempa.
"Hump! Rasain!" Gempa meninggalkan Fang yang masih tergeletak di lantai.
Kembali ke si jenius yang buta map, sesuai perkiraan kalau budak narsis ni nyasar entah dimana.
"Ya elah nyasar lagi masa"
Solar berhenti berlari, dia berjalan santai melihat-lihat dimana sekiranya dia berada. Ruangan besar ini seperti gudang dengan banyak barang yang usang dan berdebu.
Gudang itu cukup gelap, Solar mengeluarkan bola cahaya berukuran kecil untuk menerangi ruangan itu.
"Tadi pintu nya dimana sih" Solar mencari pintu untuk keluar dari gudang yang besar itu, namun sekilas dia mengingat kejadian beberapa menit laku dan reflek nyentuh bibirnya.
Wajah Solar merah sempurna, first kiss nya sudah diambil oleh sosok gledek merah yang sialnya sangat tampan itu.
Ingin rasanya Solar berteriak, salting tingkat tinggi di cium oleh orang yang terkenal di kampus dengan sebutan kulkas seribu pintu yang sangat dingin, ekspresi datar sedatar papan triplek dan tingginya setinggi tiang listrik.
Jujur Solar iri dengan gledek merah itu yang memiliki lebih banyak fans darinya, Solar tidak terima! Padahal Solar sendiri sangat tampan dan melebihi Halilintar.
Tapi ya, lihat saja perbedaan fisik mereka. Solar pendek cuma 164 cm aja seperti toples lebaran, sedangkan Halilintar sekitar 187 cm nah kalo ini tiang listrik.
Kalau mereka berdiri sejajar pun Solar kalah telak, tingginya hanya sebatas dada Halilintar dan juga badan Halilintar itu lebar, gagah, perkasa.
Lah ni bensin? Langsing, seksi dan monto- yah begitulah.
Solar itu cantik dan manis, kalau yang tampan Halilintar. Kebanyakan fans Solar ya para alpha dan beta, kalau Halilintar entah lah semua golongan pasti.
"Hufft, mana sih pintunya? Ini gudang gede banget! Bikin orang nyasar saja!" Omel si bensin menyalahkan ruangan besar itu.
CETEK
"WAH HANTU!" Solar teriak ketakutan ketika lampu gudang itu tiba-tiba nyala dengan sendiri nya.
"Oy mana ada hantu!" Kesal Taufan yang berkacak pinggang di ambang pintu.
"Kamu gak papa?" Tiba-tiba saja Halilintar muncul di belakang Solar.
"HUWAH! AYAM!"
"HAH MANA AYAM!?" Secara tiba-tiba juga si pemilik elemen api ini muncul entah darimana.
"KUNTILANAK!"
"Eh kuntilanak tuh apa?" Thorn muncul di samping Taufan.
"HWAK!" Kini Taufan yang kaget dengan kemunculan Thorn.
"Apa sih pagi-pagi udah teriak!" Kesal Ice yang juga ada di sana karena ngikutin Taufan yang tadi berlari melewati ruangan mereka.
"Tumben bangun, es batu" Ucap Taufan.
"Gabut"
Taufan menatap Ice dengan datar.
PRANG!
Mereka terlonjak kaget, muka Halilintar, Blaze dan Thorn sudah pucat mendengar suara yang sangat mereka kenali.
"Ehem! Masih mau ribut?" Gempa memberikan senyum manisnya yang tampak sangat mengerikan untuk mereka yang ribut di pagi hari.
Dia berdiri di atas tangan Golem tanah nya untuk menghampiri mereka karena dia malas berjalan. Suaminya itu lagi di obatin sama Ochobot di ruang makan akibat pukulan Gempa.
Di tangan nya sudah ada panci yang tadi sempat dia pukulkan ke tembok besi itu untuk menarik perhatian mereka.
"E-eh kita gak ribut kok Gemgem hehe" Thorn mencoba untuk menenangkan Gempa yang ingin menabok kepala mereka dengan panci kesayangan nya.
"Hump! Cepat kumpul di ruang makan jika kalian ingin dapat jatah makan! Solar, kau bangunkan Kakak mu ya" Usai mengatakan itu, Gempa menyuruh golem tanah nya untuk membawanya kembali ke ruang makan.
Setiap lorong dan ruangan di sana sangatlah besar jadi golem tanah milik Gempa pun masih bisa muat di dalam. Hanya ruang istirahat dan ruang kesehatan saja yang ukuran nya normal.
"Woah makhluk apa tu yang ada sama Gempa?" Tanya Taufan dengan mata berbinar-binar.
"Itu namanya Golem tanah, itu adalah kekuatan khusus Gempa yang bisa menciptakan makhluk seperti itu" Jawab si manik emerald.
"Oh ada benda yang bisa ia ciptakan kah selain golem tanah?" Kini Ice yang bertanya karena dia juga penasaran.
"Aku ingat! Ochobot pernah cerita, Gempa sempat mengeluarkan Golem naga tanah nya saat melawan musuh yang cukup kuat sebelum bertemu aku dan Thorn" Blaze yang menjawab pertanyaan dari Ice.
"Mengesankan" Gumam Solar.
"Eh sudah lah tuh, ayo kita ke ruang makan kalau gak mau kena getokan panci Gemgem hehe"
"Kejab! Ice, Taufan, bantu aku bangunin kakak ku oke?"
"Eh apesal pula harus dibantu ni?" Tiba-tiba saja ada suara lain yang mengintrupsi mereka.
"HWAH!!!" Solar yang kaget reflek lompat dan meluk Halilintar, Ice dan Taufan juga kaget dan saling berpelukan.
"Punyaku"
"Punya Thorn!"
Blaze menarik Ice yang berpelukan dengan Taufan, begitu juga dengan Thorn.
"HOYYY!" --Ice dan Taufan
"Ehehe sori sori tak sengaje aku kagetkan kalian"
"Eh...GOPAL?" -Solar, Taufan dan Ice.
.
.
.
BERSUMBANK
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is MINE! {HalilintarxSolar} BXB (END)
Genel KurguBagaimana jika si cahaya narsis akut yang di tobatkan sebagai omega manis populer di SMA nya dulu malah di pertemukan dengan alpha dominan berekspresi datar seperti triplek dan irit bicara di kampus barunya. Dan ternyata banyak kejutan ketika ia ber...