Terhitung sudah seminggu semenjak Renjun berhenti bekerja, awalnya semua nampak baik-baik saja. Jaehyun sudah berupaya menghapus semua desas-desus yang muncul dengan segala koneksi yang ia miliki, tapi berita-berita itu terus bermunculan, bukan hanya mengenai pertunangan Renjun dan Jeno saja, tapi juga sebuah berita yang menyangkut tentang dirinya.Masa lalunya dibongkar begitu saja melalui sebuah artikel yang ditulis oleh seseorang di sebuah laman dan juga media massa. Dan semua itu berdampak pada perusahaannya dan juga beberapa anak perusahaan yang ia pegang. Saham perusahannya turun bukan hanya beberapa persen, tapi nyaris setengahnya.
Dijelaskan di sebuah berita itu bahwa pewaris tunggal Jung yakni Jung Jaehyun ternyata merupakan anak yang lahir dari hubungan tidak harmonis. Ibu dan Ayahnya dulu hampir bercerai dan Jaehyun tumbuh tanpa adanya rasa kasih sayang. Di saat mendiang ibunya dulu jatuh sakit, Jaehyun yang masih duduk di bangku menengah atas merundung beberapa teman sekolahnya yang menyinggung perihal ibunya yang sakit-sakitan, padahal dijelaskan di berita itu bahwa teman-temannya hanya bertanya biasa saja tanpa ada niatan untuk menyinggung. Juga karena Jaehyun adalah anak seorang konglomerat, ia tidak mendapat hukuman di sekolah atas perbuatannya dulu.
Padahal yang sebenarnya terjadi, teman-temannya dulu memang menghina ibunya yang sedang sakit bahkan menginjak-injak harga dirinya. Jaehyun tentu tidak terima dan berakhir terlibat perkelahian. Tidak tahu mengapa hal begitu justru harus terbongkar di masa mendatang seperti sekarang.
Jaehyun mengernyit kecil saat rasa panas menyeruak ke kerongkongannya. Pikirannya sedikit kacau dan berakhirlah ia di tempat ini, di sebuah bar yang terletak di pusat kota. Bar kelas atas yang hanya bisa didatangi beberapa orang tertentu saja.
"Kau harus cari dalangnya." Johnny meletakkan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja pantry. Pria itu adalah partner bisnis Jaehyun selaku teman minumnya.
"Aku sudah tahu," jawab Jaehyun dengan kedua tangan mengepal.
Johnny menatapnya heran, lantas bertanya. "Kau serius? Kenapa tidak temui saja langsung?"
"Tidak untuk saat ini." Jaehyun menghela napasnya. "Aku sudah merencanakan sesuatu."
Johnny mengangguk-angguk mendengarnya. "Baiklah, apa pun rencanamu itu, aku harap berhasil." Johnny menepuk bahu Jaehyun beberapa kali sebelum memanggil bartender dan kembali memesan minum.
Jaehyun lalu beranjak dari duduknya, tungkai kakinya melangkah menuju belokan ujung lorong yang menghubungkan bar dan toilet. Menjauh dari keramaian dan alunan musik untuk membuka ponselnya dan mencari kontak seseorang di dalam sana untuk ditelepon.
"Cari tahu jadwal Lee Jeno sekarang."
-
Renjun menyuapkan sup bening ke dalam mulutnya. Rasanya sedikit pahit, karena ia sedang panas dalam. Mangabaikan rasa pahit itu, Renjun terus menyuap sup sembari mencampurnya dengan bubur gandum. Perutnya sempat sedikit keram tadi, mungkin karena akhir-akhir ini ia sering memforsir dirinya dengan hal yang berat. Untunglah tidak terjadi sesuatu yang serius.
Selagi memakan makanannya, Renjun melirik jam dinding yang berada di dapur. Hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam, seharusnya Jaehyun sudah pulang ke rumah, terkecuali ada lembur atau urusan lain.
Setelah makanannya habis, Renjun meletakkan piring kotornya lalu beranjak menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Memutuskan untuk mandi sembari menunggu Jaehyun pulang. Tapi selesai mandi pun, Jaehyun belum pulang dan tak ada kabar.
Renjun duduk cemas di pinggir ranjang sambil memegang ponselnya. Ia sudah mengirimkan banyak pesan untuk Jaehyun. Namun, ponselnya malah berdering menampilkan deretan nomor asing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | JaeRen✔️
FanfictionBerawal dari kejadian di sebuah pesta, masalah mulai datang perlahan ke dalam hidupnya. Setiap Renjun berada dalam masalah itu, ia tanpa sengaja akan selalu bertemu dengan Jaehyun, penolongnya. Start : 25/04/23 Finish : 11/02/24 RANK #1 JAEREN 23/12...