27.

12.8K 196 67
                                    

Tampak seorang cewek sedang memejamkan kedua mata, tubuhnya terendam dengan air bathup, wajahnya pucat pasi, bibirnya bergetar karena menahan rasa dingin. Tapi itu tidak membuat Cia bangkit dari sana, dia memang berniat menyiksa dirinya.

Cia sudah lelah menangis, menangisi nasibnya yang tiba-tiba berubah hancur seketika. Dengan kedua tangannya, dia meremas perutnya yang masih rata, yah.. disana ada nyawa yang lain di rahimnya.

Dia tidak tahu lagi harus bagaimana, bahkan sekarang Cia tidak tahu dimana keberadaan Nasa, sejak kemarin ketika Cia memberitahu dirinya hamil, Nasa murka dan ingin menggugurkan kandungan Cia, tapi karena Cia ingin mempertahankan bayinya, akhirnya dengan berat hati Cia memutuskan hubungan.

Setelahnya Cia mendengar Nasa sedang di buru polisi.

"Akh!!" Cia menjambak rambutnya, dia berpikir dengan kehadiran janin ini, Nasa akan bertanggung jawab atas dirinya, dan juga memperbaiki ikatan kedua keluarga yang memang sudah bermusuhan sejak dulu, maksudnya disini adalah masalah bisnis Daniel dengan Ayah Nasa.

Sekarang Cia hanya bisa menyesal, menyesal dan menyesal. Cia menyayangi bayi ini, tapi dia tidak ingin bayinya lahir tanpa Ayah.

Memikirkan itu membuat kepala Cia pusing bukan main, kedua matanya memburam, baru saja ia ingin bangkit berdiri, namun karena sudah tidak tahan, akhirnya Cia jatuh terpeselet di lantai.

Sementara di kamar lain.. tepatnya di kamar Zio, tampak kedua anak manusia sedang bercumbu di atas kasur, keduanya saling melumat, menghisap dengan intens. Setelahnya Kia memisahkan diri, menaiki tubuh Zio, mengangkangi cowok itu bersama wajah yang menggoda.

Melihat itu membuat libido Zio terbakar, dia menjulurkan telunjuk dan jari tengahnya di depan mulut Kia, dan di sambut baik oleh gadis itu. Kia mengemut jari-jarinya dengan gerakan sensual.

"Nakal banget ya," ucap Zio terkekeh.

Saat ini keduanya memang masih di kediaman Abraham, pasalnya Daniel dan Nathalie membatalkan perjalanan bisnis atas permintaan Kia, katanya sih ingin meluangkan waktu dengan anak-anak mereka. Dan minggu depan barulah orangtua itu berangkat.

"Zoo, udah cukup!" Kia mendorong tubuh Zio pelan, saat cowok itu akan menindihi dirinya.

"Kenapa, sayang? Aku udah gak tahan."

"Jangan dulu, soalnya aku udah lama di kamar kamu. Nanti kalo Mommy nyariin atau curiga sama kita gimana?"

"Gak bakal. Nanggung ini, Yang."

Kia menggeleng. "Nanti malam, oke?"

Mendengar itu membuat Zio mendesah berat, yah apa boleh buat. Sekarang dia tak bisa memaksa Kia, tidak boleh mementingkan nafsunya sendiri.
"Yaudah keluar sana, jangan lupa nanti malam."

Kia terkekeh geli, tangannya terangkat mengacak-ngacak rambut tebal Zio.
"Iya-Iya. Btw kamu jangan bolongin sabun ya," ucapnya cekikikan.

Bibir Zio cemberut. "Tau ah, aku ngambek sama kamu."

"Duh gemesnya." Kia mendekat lalu mengecup bibir Zio sekilas. "Awas aja kalo ngocok, gak aku kasih jatah."

"Hm." Zio beralih membaringkan tubuhnya, membuat Kia mengulum senyum geli.

Memutuskan untuk melihat Cia terlebih dahulu, pasalnya Kia sedikit heran dengan cewek itu yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam.

Apakah itu semua karena Nasa? Yah, wajar saja, Cia pasti sangat terpukul mendengar berita itu. Sebagai saudara kandung, Kia akan mencoba menguatkan kembarannya, dan Kia juga berusaha mencoba mengusir bayang-bayang kesalahan Cia dan Zio. Yap, Kia harus bisa berdamai dengan hatinya, terutama harus menghapus rasa bencinya pada kembarannya sendiri.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang