51

5K 296 24
                                    

🍒🍒🍒

Dua minggu kemudian, Keisha mengurus kedua bayinya didalam kamar dibantu oleh babysitter yang dipekerjakan Marlon untuk menjaga bayinya. Padahal itu tidak usah, Keisha tidak keberatan menjaga dua bayi tapi apa boleh buat.

Babysitter itu akan bekerja disaat ada Marlon saja, seperti saat ini. Marlon yang tengah bersiap-siap untuk pergi entah kemana tujuannya Keisha tak diberi tahu, laki-laki itu kini berjalan menghampiri Keisha.

"Sayang, aku pergi dulu ya" ucapnya sembari mengecup kening Keisha lama, lalu tersenyum.

Keisha tersenyum, "hati-hati" ucapnya.

Marlon mengangguk, lalu dia mengelus dan mengecup kedua bayinya dengan lama lalu dia kembali berjalan pergi keluar kamar dengan terburu-buru.

Keisha kembali menghela napas, "kembalilah" ucap Keisha pada babysitter itu, panggil saja Nela.

Nela menoleh, lalu mengangguk dan berjalan mundur. Dia pun keluar dari kamar dan tak lupa membawa tempat makan kotor milik kedua bayi Keisha.

Kini Keisha melipat baju-baju milik kevin dan Sheila, setelah melakukan semuanya kini dia menyalakan televisi untuk mencari tontonan yang bagus.

Tak ada angin yang menusuk matanya, tapi Keisha tiba-tiba saja menangis saat menonton televisi. Tak ada film yang membuatnya menangis, dia menangis karena merindukan sosok Marlon yang dulu mencintainya dengan tulus.

Yang sangat membuatnya kaget sekaligus takut adalah, malam tadi Keisha melihat ponsel Marlon yang tergeletak diatas kasur sementara laki-laki itu tengah membersihkan diri.

Kalian tau? Lima telepon tak terjawab dari seseorang yang tak lain adalah Zerlina.

Gadis itu menelepon dan mengirim pesan banyak, pesan yang dikirim bisa saja lebih dari sepuluh. Saat itu Keisha ingin menangis dan menanyakan hal itu pada Marlon tapi tetap saja, dia memilih untuk diam.

Tangannya memainkan remot televisi, bibirnya bergetar dan tetes air matanya banjir di pipinya. Entah sesakit apa yang dirasakan Keisha.

"Zerlina" ucapnya dengan sedikit geram. "Apa dia suka sama kak Marlon?" tanya nya entah pada siapa.

"Aku butuh Valen.."

Baru saja dia menyebut nama gadis itu, bodyguard mengetuk pintu kamarnya dan berkata. "Nyonya, ada Tuan Fabio dan Istrinya nyonya" ucap bodyguard itu.

Keisha turun dari atas kasur, lalu dia buka pintu itu. Dia lihat dari atas, memang benar ada Fabio dan Valen yang tengah duduk di ruang tamu.

Keisha tersenyum, lalu dia sedikit berlari turun ke bawah. "Valen!" panggilnya, dan air matanya tak sengaja jatuh begitu saja.

Dia menangis dalam pelukannya, Fabio yang melihat itu jadi bingung. Kenapa Keisha menangis, lalu dia menoleh ke atas seperti mencari sesuatu, dia menemukan apa yang dia cari. Dia tatap penuh pertanyaan dengan apa yang dia tatap saat ini.

Kembali pada Keisha dan Valen. Valen membawa gadis itu duduk di sofa, lalu mengusap pipi Keisha dengan lembut. "Kamu kenapa? Sini cerita" ucap Valen.

Keisha menggeleng, "aku, aku ngga apa-apa. Aku cuma cape aja" ucapnya.

Valen mengerutkan keningnya, "kamu cape ngurus bayi kamu?" tanya nya.

Keisha menatap dalam Valen, lalu dia menggeleng. "Aku ngga cape ngurus mereka, aku cape sama satu hal. Bisa aku ceritain ini di kamar?" jawabnya.

Valen mengangguk, "ayo". Lalu Valen menoleh pada Fabio, dia menatap sebentar laki-laki itu dan melanjutkan langkahnya menuju kamar Keisha.

Fabio, setelah melihat kamar Keisha tertutup. Dia langsung naik ke atas dan pergi ke suatu ruangan yang tak lain adalah kamar Marlon.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang