23. Welcome baby

4.1K 445 64
                                    

Nanon pov

Aku tidak bersalah. Mengapa aku harus di bawa ke kantor polisi? Aku bahkan tidak berniat membunuh kakakku. Kenapa? Kenapa harus aku?!.

Aku terduduk diruang intrograsi. Sudah aku jelaskan bahwa bukan aku yang bersalah tapi polisi selalu mendesakku aku yang bersalah. Aku berushaa untuk tidak menangis tapi apa? Ini menyakitiku. Tak ada seorangpun yang percaya padaku bahkan dadaku sendiri yang sudah sangat aku percaya selama ini.

Aku sakit hati... ketika dada membiarkan polisi membawa aku ikut dengan mereka. Bahkan dada tak ingin menatapku seolah dia kecewa padaku. Mengapa? Mengapa di saat aku mulai percaya padanya tapi dia melakukan ini padaku? Apa aku sudah tidak memiliki keluarga yang percaya padaku lagi? Ini kejam.

"Semua bukti sudah jelas.. kau bersalah.. kau akan di tahan" polisi itu berkata dan aku menatapnya hampir menjatuhkan air mataku.

"Sudah aku katakan bukan aku yang melakukannya!! Aku tidak mungkin membunuh kakakku!!" Kataku tajam dan polisi itu tidak mau tau.

"Maaf... kami hanya melakukan tugas kami dari bukti yang ada" katanya dan aku benar kalut sekarang. Mengapa harus padaku? Mengapa?!.

Aku di bawa ke sel tahanan. Terpuruk terpenjara dengan dinginnya lantai sel. Aku hanya terdiam, meratapi nasib yang bahkan aku tak tau bagaimana ke depannya.

.
.
.

Yeri pov

Aku terburu buru, tidak memikirkan hal lain selain aku harus menemui kekasihku. Aku mendapat kabar dari beardy dan itu lah yang aku khwatir kan sejak kemarin. Sudah aku katakan, firasatku menandakan sesuatu terjadi dengannya.

Aku sampai di rumah sakit, segera menemuinya di dalam ruang inapnya. Semua orang disini dan aku segera mendekatinya yang berbaring di atas ranjangnya dengan semua alat yang menempel di tubuhnya.

Aku menangis, kesedihan yang aku alami adalah tercampur aduk dengan semua perasaan khwatir. Apa dia akan bangun? Apa dia akan tetap begini atau justru... tidak! Dia harus bangun! Aku mohon tolong jangan ambil dia saat ini.. aku menginginkan dia disini.

Auntie jen juga mendampinginya, menangis di sisinya dan aku yakin sekali dia tidak meninggalkan atasa sejak semalam. Kenapa ini bisa terjadi?.

"Sayang..." Panggilku lirih mengenggam tangannya yang lain dan kemudian menangis. Ibuku menyentuh bahuku dan mencoba menenangkanku.

Aku memeluk ibuku. Menangis di pelukannya karna aku takut dia tidak  akan bangun. Tidak atasa.. kamu harus bangun.

———————————-

Aku mendapat kesempatan untuk berada di sisinya. Aku dengar yang melakukan ini adalah nanon.. benarkah? Aku tidak yakin. Tapi mengingat dia pernah ingin membunuh kakaknya aku menjadi ragu akan kepercayaanku.

Aku mengenggam tangannya erat, mengusap kepalanya dan mencium punggung tangannya lirih.

"Sayang... bangunlah... jangan membuat aku khwatir dan berfikir meninggalkanku" kataku menangis memandangi wajahnya yang masih terpejam. Aku sangat takut jika dia benar meninggalkan aku.

"Aku mencintaimu" kataku mencium punggung tangannya dan berharap bahwa dia akan bangun membuka matanya.

.
.
.

Author pov

Nanon terduduk bersandar di tembok di dalam sel tahanan kepolisian. Dia dinyatakan bersalah oleh polisi dan menjadi tersangka atas kasus penusukan kakaknya.

Kecewa, dia sangat kecewa. Mengapa dia harus di tuduh dan di fitnah seperti ini? Bahkan tak ada seorang pun yang mau mempercayainya.

Ini sudah hampir sore tapi dadanya belum datang untuk membantunya apalagi sekedar memastikan keadaannya. Padahal, sebelumnya dadanya berkata dia akan berjanji akan membantunya membawakan pengacara untuknya agar dia bebas. Tapi apa? Bahkan dia menunggunya sejak tadi tak ada seorang pun yang datang unruk menjaminnya.

Sky & butterfly 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang