52

5.4K 330 45
                                    

🍒🍒🍒

Sebulan berlalu, rasanya hampa. Keisha semakin merasa jauh dari Marlon, laki-laki itu mulai sama seperti Darren yang memiliki kesibukan diluar nalar.

Keisha bahkan tak sempat berbicara banyak dengannya, laki-laki itu terlalu mementingkan kesibukannya daripada meluangkan waktu untuk Keisha dan anaknya.

Akhir-akhir ini juga Keisha sering menangis, bukan karena dia baby blues tapi karena sikap Marlon yang membuatnya bingung. Seperti kataku kemarin, sikap Marlon kadang lembut kadang dingin.

Kedua bayinya kini diurus oleh babysitter yang sudah dicarikan oleh Marlon untuk menjaga bayinya, tapi jujur Keisha sedikit kaget saat Marlon memanggil babysitter untuk menjaga bayinya.

Keisha jadi merasa bahwa dirinya tak bisa menjaga anaknya sendiri, Marlon jadi berpikir Keisha masih terlalu muda untuk menjaga dua bayi itu.

Sekarang, Keisha tengah asik bermain dengan kedua anaknya. Tanpa adanya babysitter, gadis itu akan menyuruh babysitter berkerja hanya saat ada Marlon saja.

Keisha tertawa saat Kevin dan Sheila tersenyum melihat ibunya yang bertingkah lucu, membuat mereka merasa bahagia.

Selang beberapa lama kemudian, kedua bayinya tertidur karena Keisha tadi bernyanyi dengan merdu dan lembut sehingga membuat mereka jadi terlelap tidur yang hangat.

Keisha pun ikut tidur, pagi ini dia habiskan untuk tidur. Dia sudah bosan dengan semuanya, kebiasaan yang dulu sering terjadi sekarang hilang begitu saja.

Dia sudah seperti janda saja, tidak ada suami yang menemaninya untuk mengurus kedua bayinya yang juga anaknya.

Tiba-tiba saja, dia bangun lalu bergumam tak jelas dan merasa kesal juga.

"Brengsek"

"Ya, brengsek!"

"Wanita mana yang menggodanya, benar-benar brengsek!!!"

Keisha menutup kedua wajahnya dengan tangannya, dia menangis tanpa mengeluarkan suara. Dia lelah, setiap hari harus mengurus seorang diri bayinya. Benar, dia tidak butuh bantuan dari babysitter kecuali untuk menyuapi anaknya.

Oh ayolah, Keisha butuh sandaran hangat dari Marlon saat ini. Apakah laki-laki itu tak bisa meluangkan waktu untuk berdua dengannya, juga dengan anak-anaknya.

"Brengsek!! Aku benci kau! Aku ngga tau bakal kaya gini akhirnya.. Hiks.. Hiks.. Sialan!!"

"Siapa yang kamu sebut sialan itu, hm?"

Seseorang dibalik pintu membuat Keisha bangun dengan kaget, dia tatap sosok dibalik pintu dengan lekat dan jelas. "S-siapa..??"

Terbukalah pintu itu dengan lebar, Marlon berdiri dengan tersenyum pada Keisha. Tapi gadis itu tak ingin dibohongi lagi dengan sikap manisnya, tapi kali ini dia merasa bahwa dihadapannya itu benar-benar tulus padanya.

Marlon menghampiri Keisha lalu memeluk gadis itu dengan lembut dan hangat, dia mengecup kepala Keisha berkali-kali dan mengelus nya dengan lembut. Lalu dia lepas pelukannya dan menatap wajah Keisha.

Ia tangkup wajah gadisnya dengan tangan kekarnya, "kamu nangis? Kenapa nangis, hm? Jangan nangis dong" ucap Marlon.

Keisha menggeleng, "ngga, aku ngga nangis. Mataku kemasukan debu" bohongnya.

"Aku ngga suka kamu bohong, sayang" suara Marlon benar-benar menebarkan hati Keisha berlipat-lipat.

Keisha terdiam, lalu dia tersenyum kecil. "Maaf ya aku nangis" ucapnya.

"Maaf ya? Aku bikin kamu nangis" ucap Marlon.

Keisha mengangguk, "aku nangis karena kecapean aja, tapi bukan cape ngurus mereka ya! Aku malah seneng ngurus mereka"

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang