18. Masih Dengan Bandung

1.1K 46 0
                                    

Setelah Claudia dan Panji berada di acara pernikahan itu sampai cukup sore, mereka kemudian berpamitan untuk pulang.

Ibu Panji juga ikut pulang bersama mereka rencananya. Panji akan mengantarkan Claudia terlebih dahulu menuju vila tempat acara Satria dan setelah itu baru Panji akan pulang dengan ibunya.

Saat ini mereka berada di dalam lift untuk menuju ke basment hotel ini, tapi di lantai 8 lift itu berhenti karena seseorang seprtinya akan turun juga bersama mereka tapi saat pintu lift terbuka seketika Claudia diam mematung karena melihat yang berada di depan pintu lift itu adalah Hasan.

Hasan juga sepertinya cukup terkejut, tapi dia langsung mengendalikan kembali ekspresinya menjadi biasa saja. Hasan langsung menampilkan senyum sopan ke arah Ibunya Panji, Claudia dan juga Panji kemudian dia masuk.

Keberadaan Hasan membuat Panji seketika langsung mendekatkan tubuhnya pada Claudia dan merangkul pinggang Claudia. Sedangkan Claudia yang sejak tadi hanya mematung terdiam tidak merespon apapun akan tindakan Panji itu.

"Hasan, kok ada disini? Gak ke atas? Lita sama Yoga kan menikah." Ibunya Panji mulai berbasa-basi kepada Hasan. Di lift ini cuma ada Claudia, Panji, ibunya Panji dan Hasan. Untung saja tidak ada orang lain, karena jika ada suasananya akan terasa canggung.

"Saya lagi ada urusan di sini tante.  Yoga menikah ya? Sayangnya saya gak diundang jadi gak mungkin saya datang kan." Hasan menjawab ucapan ibunya Panji dengan santai seperti biasa.

"Masa gak diundang? Papah kamu juga dateng sama istri dan anaknya. Lagian kamu kan bagian dari keluarga ini kenapa gak datang aja, kayanya Yoga emang lupa kasih undanganya ke kamu." Ucapan ibunya Panjinya memang terkesan ramah tapi Claudia menyadari bahwa semua itu terasa palsu.

Claudia sangat tidak menyukai suasan didalam lift ini yang terasa jadi canggung dengan aura yang panas.

"Memang saya dianggap keluarga ya? Saya baru tahu. Tapi makasih loh Tante. Saya terkesan dengan ucapan Tante."

"Ya kan mau bagaimanapun kamu anaknya Husen Malik, walaupun dengan cara yang memang gak diduga-duga."

"Iya Tante benar. "  Ucap Hasan tanpa ekspresi, dia biasa saja menanggapi ucapan ibu Panji yang terdengar kurang baik. Hasan seakan tidak terpengaruh apapun dari ucapan itu.

Hal yang Hasan Ucapkan. Membuat ibunya Panji sedikit kesal dan terdiam. Tak mencoba untuk berbicara lagi ke Hasan.

Sampai akhirnya lift itupun kemudian menjadi hening, Claudia tidak berani menatap Hasan yang berada tidak jauh dari dirinya, tapi Claudia sedikit melihat penampilan Hasan saat ini dari sudut matanya.

Saat ini Hasan menggunakan sebuah kaos yang dibalut sebuah jaket kulit hitam dipadukan dengan celana jeans.

Hasan sekilas melihat ke arah Claudia tapi dia bersikap seperti mereka tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Claudia mensyukuri hal itu karena dengan begitu dia tidak perlu berbohong atau mencari alasan tentang kedekatan mereka.

Setelah sampai di lantai dasar, suara Hasan memecahkan keheningan. "Tante Panji Saya duluan." Ibunya Panji dan Panji mengangguk kemudian Hasan berjalan melewati mereka menuju ke arah mobilnya berada tanpa melihat ke arah Claudia sedikitpun.

Begitupun dengan Claudia yang memang mencoba, mengabaikan kehadiran Hasan.

Walaupun Claudia cukup penasaran Hasan akan pergi kemana setelah dari sini, apakah dia akan menuju ke acaranya Satria dan Istrinya atau ketempat lain.

Jika Hasan ke villa tempat acara itu, berarti ada kemungkinan mereka akan papasan dengan mobil Panji dan hal itu membuat Claudia sedikit was-was, dia takut ibunya Panji melihat Hasan dan mempertanyakan tentang kedekatan mereka.

Belum Usai (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang