9. Bebas

204 4 0
                                    

Gimana nih, kalian udah mulai bosen gak sama ceritanya? Kalau udah komen aja, ya, gapapa kok.

Sebenarnya gue binggung sih teks yang tebel atau pembukaannya ini mau ngetik apa gue. Mangkannya gue ngetik ini-ini aja. Jadi mohon dimaap keun, ya?😀🙏

***

Di sisi lain, tepatnya di rumah kosong yang sudah lama terbengkalai, Zidan baru saja mengerjapkan matanya. Pertanda dia sudah mulai sadar dari pingsannya.

 Pertanda dia sudah mulai sadar dari pingsannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zidan mengedarkan pandangannya kesana-kemari. Namun tiba-tiba saja, kepalanya terasa sangat pusing. "Shh, pusing banget kepala gue. Di mana gue ini? Perasaan gue tidur di rumah deh, kok malah di rumah kosong kek gini?" batin Zidan.

Namun beberapa detik kemudian, dia membulatkan matanya saat melihat Aksa, anaknya masih dengan keadaan tidak sadarkan diri diikat dengan posisi kepala menunduk.

"Hhhmmmpppp!" teriak Zidan tidak jelas. Gimana bisa jelas, orang mulutnya aja dilakban. Tangannya pun sama seperti Aksa, diikat ke belakang.

"Sialan! Siapa yang berani-beraninya nyulik gue sama anak gue? Tangan diikat lagi, aelah!" umpat Zidan dalam hati. Zidan kembali mencoba membangunkan Aksa, namun Aksa belum bangun-bangun juga.

Drap

Drap

Drap

Zidan mengalihkan pandangannya ke arah pintu saat mendengar ada langkah kaki yang berjalan menuju ruangan di mana dirinya dan Aksa disekap. Namun lagi-lagi, Zidan membulatkan matanya saat melihat siapa orang yang berada didepannya.

"Hallo, honey. Lama tidak bertemu."

Zidan memberontak dikursi saat tangan wanita yang ada di depannya itu membelai wajah tegasnya. "Ish, kenapa sih kamu ngeberontak terus?"

"Hhhmmmpppp!" teriak Zidan.

"Kenapa-kenapa? Kamu ngomongnya kok nggak jelas banget sih!" kesal wanita di depannya itu. "Oh iya, orang mulut kamu aja aku lakban."

"Bangsat! Ngapain sih ni jalang nyulik gue sama anak gue? Arghhh, bisa ngamuk nanti istri gue," batin Zidan miris. Namun sedetik kemudian, ia dibuat meringis karena wanita itu menarik lakban yang berada di mulutnya dengan sedikit kasar.

Setelah membuka lakban yang berada di mulut Zidan, wanita itu berjalan menuju Aksa. Wanita itu mengangkat wajah Aksa dengan tangannya lalu membuka lakban dengan sedikit keras, seperti Zidan tadi. Lalu wanita tersebut mengambil air dan menyipratkan air tersebut ke wajah Aksa.

The Obsesion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang