Night Bazaar: 2

179 17 6
                                    

-Play "Style" - Taylor Swift while reading this chapter
Disclaimer: All these characters belong to Eiichiro Oda
Happy reading-

.

.

.

"Katakan padaku, ada apa? Aku bisa membantumu"

Zoro terdengar sedikit memaksa, disaat Robin yang tengah sibuk mengecek layanan taxi yang kosong, entah kenapa di saat seperti ini tidak ada taxi yang kosong dan bisa ditumpangi sementara Robin sendiri tidak memiliki motor atau mobil yang bisa dikendarai.

"Euhm itu... Bukan masalah besar"

Robin tersenyum, kedua ujung bibirnya tertarik keatas membuat hati siapapun pasti tenang melihat senyuman semanis itu.

"Kenapa? Kau butuh tumpangan?"

Zoro mulai menganalisis setiap kelakuan Robin, yang tampak mencurigakan tentunya, karena Robin terus membuka ponsel untuk memeriksa aplikasi ojek online, dan terus melirik ke jalanan, tentu itu sudah terlihat.

"A-ah iya, untuk nanti" jawab Robin

"Memangnya siapa yang mengantarmu kesini?"

Zoro kembali bertanya, membuat Robin merasa seperti diinterogasi.

"Aku kesini jalan kaki, hanya saja Nami mengundangku untuk ikut nonton film dirumahnya, jadi-"

"Lalu kenapa bukan Nami yang menjemputmu? Kau menyetujuinya namun tidak tau siapa yang bisa mengantarmu kesana? Kau ini sungguh-"

Sebelum Zoro melanjutkan apa yang ia ingin katakan, terlebih dahulu Robin memotongnya, seperti apa yang Zoro lakukan tadi.

"Dengarlah dulu perkataanku Zoro, aku belum selesai tadi."

Zoro ingin berdecak, namun melihat aura di sekitar Robin sedikit suram membuat Zoro mengurungkan niatnya, entah apa yang membuatnya tiba tiba menakuti wanita bersurai hitam dihadapannya ini, hanya saja ia seketika kehilangan keberaniannya untuk melawan.

"Awalnya aku ingin menolaknya, hanya saja Nami memaksaku dengan bilang kalau dia dan Sanji akan menjemputku disini, namun ia tiba tiba ada kepentingan dan aku tidak enak jika Sanji harus bolak-balik mengantar Nami dan menjemputku"

Penjelasan Robin yang panjang lebar disimak baik baik oleh Zoro, hingga akhirnya ia mulai mengerti alur permasalahan ini.

"Jadi... Kau yang menolak dan sekarang kau yang kebingungan, kau tidak enak untuk tiba-tiba membatalkan janjimu dengan Nami, disisi lain kau juga tidak enak untuk meminta tumpangan Sanji, sungguh Robin, hidupmu penuh dengan kesungkanan"

Zoro menghela nafas, seolah ialah korban disini, padahal ia sama sekali tidak terlibat. Robin sedikit menunduk lagi lagi merasa tidak enak karena Zoro ikutan pusing dengan masalah Robin sendiri, namun rasa sungkannya seketika memudar digantikan dengan rasa kaget, dimana Zoro langsung menarik tangannya dan membawanya menuju wahana Bianglala yang ada di pasar malam.

"Ayo naik itu, aku ingin mencari letak Luffy dan mobilku dengan cepat dari ketinggian"

Robin tertegun dikala Zoro menyeringai dan menarik tangannya untuk masuk ke salah satu kabin yang disediakan oleh penjaga Bianglala, tentu Zoro memiliki tiketnya, ia sudah membelinya sebelum masuk ke area bianglala.

Keheningan menyelimuti mereka dikala bianglala mulai berputar dan terus membawa mereka kepuncak, namun ketika mereka telah sampai dipuncak, Robin langsung terkagum kagum, pemandangan Kota terlihat jelas dari kabin, matanya bersinar, bak lampu lampu yang menghiasi kota, meski bintang tak terlihat karenanya, namun keindahan lampu kota juga patut dikagumi. Zoro sontak terdiam tatkala mata Robin bersinar layaknya anak kecil yang baru pertama kali naik bianglala bersama orangtuanya, namun itu tak bertahan lama sebelum Zoro akhirnya tertawa kecil menikmati ekspresi Robin itu, meski mereka hanya beberapa kali bertemu, namun tak pernah Zoro lihat ekspresinya yang seperti itu.

She's Mine [Zorobin || Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang