Project

6 2 4
                                    

"Oke, kelompok sudah saya bagi, tidak menerima protes, dan untuk narasumber nya terserah kalian mau dari wirausaha kecil kayak tukang cilok atau besar sekali pun suka-suka kalian yang penting 2 Minggu lagi tugas sudah ada di meja saya" ucap pak Wanto sebelum kelas di bubarkan.

Kelas terakhir di semester ini pun usai. Tak terasa semester 1 telah berlalu. Tugas dari pak Wanto menjadi tugas UAS terakhir mereka yang berupa project group di semester ini. Pak Wanto menjelaskan bahwa mereka akan di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang mahasiswa setiap kelompoknya. Mereka akan terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan observasi serta belajar bagaimana berwirausaha yang benar dan akan dikumpulkan dalam bentuk laporan. Baskara, Sakha dan Meidiana berada di dalam kelompok yang sama. Sedangkan Aruna dan Nadin berada di kelompok yang berbeda, begitu pun dengan Gading. Para mahasiswa di kelas itu termasuk Aruna, Nadin dan Meidiana segera membereskan barang-barangnya sesaat setelah pak Wanto selaku dosen mereka keluar.

Aruna, Nadin Meidiana tengah berbincang kecil di kantin saat tiba-tiba sosok Baskara, Sakha, dan juga Gading datang menghampiri mereka. Ketiga laki-laki yang kini berdiri di hadapan para gadis baru saja keluar dari ruang kelas mereka.

"Halo" sapa Gading kepada kekasih dan para sahabatnya.

"Hai kak" ucap Aruna dan Nadin, sedangkan Meidiana hanya mengangguk.

"Gue sama temen-temen gue boleh gabung gak? Soalnya ini katanya si Sakha ada yang mau di omongin sama Mei" ucap Gading

Sedang Baskara dan Sakha hanya mengangguk mengiyakan ucapan Gading. Mereka bertiga pun akhirnya duduk bergabung dengan para gadis.

"Halo Mei, gue Baskara panggil aja mas Babas" ucap Baskara seraya mengulurkan tangannya ke arah Meidiana.

"Sih udah tau kali dia" ucap Sakha sambil memukul tangan Baskara yang menggantung.

"Yee gak papa sih, kan belum kenalan secara formal ya gak Mei" ucap Baskara dengan senyum lebarnya.

"Jadi mau ngomong apa kak?" ucap Meidiana tanpa basa-basi.

"Aduh basa-basi dulu bentar kan bisa Mei" ucap Baskara sedikit merajuk.

Sakha dan Meidiana hanya memutar bola matanya malas. Akhirnya Sakha yang harus menjelaskan kepada Meidiana karena kalau menunggu Baskara agaknya Meidiana akan segera pergi dari tempat duduknya sekarang.

"Gini Mei gue mau bahas tentang tugasnya pak Wanto yang di kasih tadi. Kan harus di rembuk dulu kita maunya gimana dan siapa yang jadi narasumbernya" ucap Sakha.

"Ohhh tugas pak Wanto, gue ngikut aja sih kak mau gimana-gimana nya. Kalo kak Sakha punya kenalan bisa kita pake orang itu aja buat narasumber nya, jadi pas observasi enak kitanya karna ada salah satu dari kita yang kenal orang itu" ucap Meidiana

"Boleh deh, entar gue tanya bokap gue dulu. Nanti gue kabarin di grup" ucap Sakha

"Mei kok mas Babas gak di ajak ngobrol sih?" Ucap Baskara seraya meletakkan tangannya di dagu dengan Tatapan ke arah Meidiana.

"Dah ya gue mau cabut" ucap Meidiana segera pergi setelah menghabiskan minumannya.

"Lah Mei Mei kok mas Babas di tinggal sih. Loh loh ini pada mau kemana juga kok pada berdiri. Ey Ding, Kha, Runa, Nad lah kok gue di tinggal sendiri sih. KALIAN JAHAT" rengek Baskara sendiri di meja kantin yang sudah kosong.

🍒

Denting yang berasal dari handphone milik Meidiana berbunyi menandakan bahwa ada seseorang yang mengiriminya pesan. Meidiana yang tengah berjalan dari dapur menuju sofa di depan tv nya dengan piring serta gelas di tangan nya menandakan bahwa ia baru saja selesai membuat makan malamnya. 1 porsi nasi goreng beserta telur ceplok setengah matang menjadi menu makan malam nya kali ini. Ia mulai menyendokan sedikit demi sedikit nasi goreng ke dalam mulutnya seraya membaca dan membalas pesan yang masuk. Pesan tersebut ternyata berasal dari pesan grup yang dibuat oleh teman kelompoknya Baskara.

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang