Bismillahirrahmanirrahim
Semoga sampai ratusan bahkan ribuan pembaca.
Happy reading
-
Suasana koridor amorfati sudah sepi, bel masuk telah berbunyi 10 menit lalu. nick berjalan sambil memandangi wajahnya di layar ponsel hitam miliknya.
"sial!" Decaknya ia mengelus pangkal hidungnya yang terluka.
Nick mengeluarkan plester dari saku celananya, menatap plaster itu beberapa detik lalu membuangnya asal.
Ia menghela nafasnya gusar menaruh kembali ponselnya ke saku celananya. Menaikkan pandangannya menatap lurus ke depan di iringi dengan helaan nafasnya.
Entah apa yang membuat nick menghela nafasnya puluhan kali hari ini.
Nick menyipitkan kedua matanya ketika melihat seorang gadis berjalan tak pokus sambil membaca sebuah buku tebal, yang ia tidak tau apa isinya.
"Ckckck, jalan aja masih belajar, gila." gumanya
Dukk!
Nick mengigit bibir bawahnya yang tak sengaja melihat gadis dengan mama tag ashyfora atlanna sastra itu menabrak kursi kayu yang berada di tengah-tengah koridor.
Mesikpun terdengar samar nick bisa mendengar ringisan kecil dari anna. Anna yang tadinya sibuk menatap buku tebal miliknya kini menatap kursi kayu itu.
Nick tersenyum tipis ketika melihat anna hanya menatap kursi kayu yang telah ia tabrak itu dengan tatapan yang tidak bisa di baca, tatapan yang terlihat dingin membuat nick meregangkan otot lehernya.
"Natapnya jangan kelamaan" Ujar nick lalu melintas melewati anna yang meliriknya dengan tatapan datar.
Nick menoleh ke belakang melihat anna yang sudah berjalan menjauh. "tidak ada kata?" Heran nick.
****
Aurora mengeser kursinya hingga berdekatan dengan fayyana. "tu anak kenapa?" Tunjuknya menggunakan kepadanya.
Fayyana mengedikkan bahunya "gue nggak tau" jawabnya, melirik liam yang sejak tadi tak kunjung mengangkat kepalanya.
"Maybe, ada masalah" tebak aurora.
Fayyana mengangguk "iya, mungkin"
Suasana di kelas 12A cukup berisik karna belum ada guru yang memasuki ruangan kelas di tambah dengan kepergian ketua kelas, anna yang sedang memanggil guru membuat murid-murid lainya berbicara bebas sebelum guru atau ketua kelas mereka datang.
"Buku lo" Gerald menaruh buku yang fayyana minta gerald untuk di kasih stempel di perpustakaan tadi.
Fayyana mendongak menatap gerald yang berdiri "makasih" Balas fayyana dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.
"Hm" Balas gerald berniat pergi namun dengan cepat di tahan oleh fayyana.
Gerald menatap pergelangan tangannya yang di pegang oleh fayyana lalu menatap fayyana dengan tatapan tanya. "nanti pulang sekolah lo bisa ngajarin gue materi yang gue nggak bisa nggak?" Tanya fayyana dengan mata berbinar.
Aurora yang tadinya sibuk menatap layar ponselnya kini menatap fayyana dengan tatapan aneh. "Bisa kan?" Tanya fayyana lagi.
Gerald nampak berpikir "oke" Gerald mengangguk membuat fayyana merasa sangat senang, selama berpacaran dengan gerald baru kali ini gerald mengiyakan permintaan nya dan tentu itu membuat fayyana sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two twilight (HIATUS)
Teen FictionDijadikan musuh oleh ayah sendiri itu bukanlah kemauan ataupun pilihan, itu adalah takdir, takdir yang tidak bisa seorangpun yang mengubahnya. Fayyana shazana adhiyaksa, gadis cantik yang sebentar lagi berusia 18 tahun. gadis pemberontak sekaligus...