Harap-harap bijak dalam menanggapi cerita
Jangan lupakan tinggal jejak, buat support authornya
***
Aya terbangun lebih awal pagi ini, ia perlu mengompres bekas matanya yang membengkak karena menangis dengan air dingin. Setidaknya sekarang matanya menjadi lebih baik, walaupun masih ada bekas kehitaman dibawah lingkar mata.
Aya memasak lebih awal, agar bisa cepat selesai tanpa harus membuat Haekalmenunggu lama dan berakhir tidak memakan masakannya. Selesai menata makanan diatas meja, seperti biasa, Aya melepas apron yang dipakainya, lalu menggantungnya pada dinding ditempat semula.
Aya sedang mencuci tangannya, ia menoleh saat merasa ada seseorang dibelakang dan ia melihat Haekal yang berjalan sempoyongan.
Aya mengernyit, apa suaminya semalam sedang mabuk? Kenapa wajah pria itu terlihat pucat?
Dengan rasa khawatir, Aya menghampiri Haekal, memegang kedua pundak suaminya dengan ragu, dan menuntunnya untuk duduk pada kursi meja makan. Sedikit tenang mengisi hatinya, ketika Haekal tidak menolak sentuhannya, biasanya Haekal akan menepis tangannya dengan kasar.
"Haekal, kamu kenapa?" Tanya Aya dengan nada cemas.
"Bisa buatin gue teh anget? Atau susu, terserah lo. Gue Cuma pengin minum yang manis, mulut gue pait."
"Uhm," Aya mengangguk cepat, ia dengan cekatan membuat teh hangat untuk Haekal, menambah lebih banyak gula dari biasanya.
"Ini," Aya meletakkan gelas yang berisi teh hangat itu didepan Haekal, ia membantu Haekal minum dengan hati-hati,
"Pelan-pelan Haekal," ucapnya tanpa sadar.
Haekal mengernyit, ia menjauhkan gelas itu didepannya, ia beranjak cepat dari duduknya, berlari menuju wastafel lalu memuntahkan isi perutnya.
Aya terkejut saat melihat Haekal yang merunduk dan berusaha mengeluarkan semua isi perutnya.
Aya menghampirinya, lalu mengurut tengkuk pria itu,
"Kamu kenapa Haekal?" Tanya Aya kedua kalinya, panik.
Tidak mungkin jika Haekal mabuk, tidak ada bau alkohol apapun pada tubuhnya.
Haekal menekan keran didepannya, lalu berkumur setelah rasa mualnya sedikit berkurang, walaupun masih terasa nyeri diperut.
Sadar ketika tangan halus Aya masih mengurutnya dengan lembut, Haekal langsung menepisnya, hingga pinggang dan tengkuk Aya membentur ujung meja dapur.
"Gausah deket deket" sentaknya dengan suara lemah karena tenaganya seperti baru saja terkuras banyak.
"Haekal!" Aya tidak menyerah, ia mengikuti Haekal yang mulai menaiki tangga, "Seengganya kamu harus makan dulu, perutmu pasti sakit kalo ga diisi lagi," ucap Aya susah payah, karena nafas yang terengah mengejar Haekal yang berjalan cepat didepannya.
"Berhenti ngikutin gue!" Bentak Haekal nyaring, ia berbalik dan mendapati wajah Aya yang mendongak dengan tatapan khawatir, "Tetep jaga Batasan lo, Mahadeva," ucapnya dengan penuh penekanan pada Aya yang berdiri berjarak beberapa anak tangga darinya.
Haekal berdecak, saat Aya masih berdiam ditempatnya, Haekal turun mendekati Aya, meraih pergelangan tangan Aya lalu menyeretnya naik tangga lebih cepat, tidak peduli Aya yang merintih kesakitan karena kesulitan mengikutinya.
Pria itu menghempaskan tubuh Aya untuk masuk kekamarnya hingga jatuh tersungkur, kepalanya membentur dinginnya lantai kamar, Aya berusaha untuk kembali bangun namun terlambat ketika Haekal sudah menarik pintunya dan menutupnya. Aya menarik gagang pintunya berkali-kali namun tapi tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
6929 - Heejay (END)
Romansa"Aya begini juga istrimu Haekal.." PLAKKK "Diem bangsat.." "Anak ini gaboleh lahir.. Aya gamau, Aya gamau, ... Maaf" . . Heejay AREA‼️ Slight Hoonjay BXB 6929 - Thank you, but the chapter has ended. Let's end all the pain. Start : Dec, 01, 2023 End...