••••
Semenjak resmi berpacaran, hubungan Lino dan Lia tidak berbeda jauh dari biasanya, mereka masih sering berangkat dan pulang sekolah bersama. Yang membedakan mungkin, mereka tidak malu-malu lagi menunjukkan kedekatan mereka di depan publik. Keduanya juga sekarang mulai berani melakukan skinship seperti bergandengan tangan dan berpelukan. Tidak ada yang berubah dari keduanya, baik Lino maupun Lia masih sama seperti mereka yang biasanya.
Pagi itu, suasana di kelas XII MIPA 1 nampak begitu ramai, waktu menunjukkan pukul 07.15 dan jam pelajaran dimulai pada pukul 07.40. Mata pelajaran pertama sampai ketiga yaitu Pendidikan Jasmani dan Rohani atau PJOK.
"Li, semalem lo ketiduran ya? Gue chat belum di bales." Tanya Lino kepada Lia yang berada di sampingnya.
"Iya, maaf banget ya. Gue mau bales chat lo eh tapi tiba-tiba malah ketiduran." Sesal Lia sambil menundukkan kepalanya.
Lino terkekeh pelan, "Gapapa kali, kan udah waktunya istirahat juga." Ujar Lino sambil mengusap rambut Lia.
"Lain kali pasti gue bilang dulu kalau udah ngantuk." Balas Lia sambil menatap Lino.
"Iya sayang." Jawab Lino sambil mencubit gemas pipi Lia.
Lia yang mendengar panggilan sayang dari Lino pun sontak mendelikkan matanya, "Ih jangan bilang gitu di sini!" ucap Lia pelan.
"Kenapa hm?" tanya Lino.
"Malu tau!" balas Lia.
Lino pun tertawa pelan mendengar ucapan Lia, mungkin gadisnya itu belum terbiasa atau memang benar-benar malu jika Lino memangilnya dengan sebutan sayang seperti tadi.
"Iya-iya maaf ya." Ujar Lino.
Lia menganggukan kepalanya sembari mengembungkan pipinya. Lino yang melihat kelakuan gadisnya pun sebisa mungkin tidak mengecup pipi Lia yang menggoda untuk dicium itu. Ia masih sadar jika ini masih di area sekolah. Akan ia lakukan di lain waktu dan tempat supaya gadisnya itu tidak malu, tentu saja.
"Jangan gemes-gemes, nanti gue karungin mau?" tanya Lino.
"Jahat banget, masa pacar sendiri mau dikarungin." Sahut Lia.
"Makanya jangan gemesin gitu, gue gamau kalau cewek gue jadi konsumsi publik berkat kegemesannya." Balas Lino.
Lia yang mendengarnya tak bisa jika tidak tersenyum, ia pun menyandarkan kepalanya di bahu milik Lino.
"Iya, nanti dijadiin konsumsi pribadi aja sama lo nya." Jawab Lia.
Keduanya pun terus mengobrol dan mengabaikan keadaan sekitar termasuk teman-temannya yang sedang asyik sendiri. Mereka juga asyik, asyik dengan dunia mereka sendiri maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I love you
Novela Juvenil"Oke fine, gue kasih lo satu kesempatan lagi. Dan hal yang harus lo ingat adalah, gak bakal ada lagi kesempatan ketiga atau keempat buat seorang pembohong kaya lo!" ucap Lia disertai penekanan pada setiap kalimatnya. Ia benar-benar muak saat ini. "C...