Hiiii, gimana nih kabarnya? Udah mau akhir tahun aja nih, gimana tahun ini? Berat gak masalahnya? Semoga selalu kuat, ya❤️❤️
Selamat membaca, semoga suka🌹🌹
Hamparan langit malam yang membentang tampak bersih tanpa sedikitpun awan hitam. Sinar rembulan nan pucat menyoroti wajah sendu seorang gadis yang tengah duduk di balkon kamarnya.
Pandangan gadis itu mengarah pada jalanan sepi yang ada di depannya. Sepi, sepi sekali. Setelah kepergian sang kekasih dan adiknya, dia kembali merasa hampa. Ia kemudian memilih beranjak, meninggalkan acara televisi favoritnya yang belum usai dia tonton.
Shannaya Clairene namanya. Gadis yang dikenal jutek karena wajahnya yang sering membuat orang lain berprasangka buruk terhadapnya. Gadis yang tidak pandai mengekspresikan perasaannya sendiri.
Naya bodoh soal perasaan. Dia tidak dapat mengatakan apa yang dirasakannya. Dia juga tidak bisa mengungkapkan isi hatinya jika ia begitu menyayangi seseorang. Namun, perasaan tulus Naya akan terlihat saat dia memperlakukan orang yang dia sayang dengan sangat baik dan penuh perhatian.
Sekilas Naya memang terlihat seperti orang yang tidak memilik perasaan dan ekspresi. Wajahnya yang sering terlihat tenang membuat beberapa orang memiliki persepsi berbeda padanya dan menganggap Naya sebagai orang yang tidak mempedulikan orang lain.
Selain tidak pandai mengekspresikan perasaan, Naya juga tidak cukup pintar untuk bercerita akan masalahnya kepada orang lain. Akan tetapi, tidak pada Jendra. Jendra adalah tempat ternyaman bagi Naya untuk pulang. Jendra salah satu orang yang paling mengerti Naya selain ketiga saudara laki-lakinya. Itulah alasan mengapa Naya begitu mencintai dan takut kehilangan Jendra.
Naya menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Semilir angin malam yang terasa menusuk kulit tak sedikitpun membuat Naya ingin beranjak dari sana. Naya menyukai ketenangan. Naya suka sendirian tapi tidak dengan kesepian.
Sama seperti Kara, adik bungsunya. Sifat keduanya juga hampir sama. Sama-sama menyukai malam dan kesendirian. Menurutnya, ketika sendiri ia bisa meluapkan segala emosi yang telah lama menumpuk di dalam jiwanya.
Tak terasa sudah lebih dari setengah jam gadis itu berdiam diri di balkon kamar. Perhatian yang awalnya terfokus pada jalanan yang berhiaskan cahaya bulan kini beralih pada sebuah benda persegi panjang yang tergeletak di atas meja kecil di sebelahnya.
Kepala Naya kontan berputar saat handphone miliknya bergetar dan memperlihatkan panggilan masuk dari salah satu nama di kontaknya. Nama yang akhir-akhir ini sulit dia hubungi dengan alasan yang sama.
Naya enggan mengangkat panggilan masuk itu. Ia memalingkan wajahnya, tak ingin melihat nama yang masih berusaha meneleponnya. Sampai dering telepon kedua memecah keheningan di malam yang sunyi itu.
Satu helaan napas berat terdengar jelas. Tangan Naya terulur meraih ponsel yang masih berdering lalu menggeser icon telepon hingga suara di seberang sana dapat terdengar olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Burung Kertas untuk Naya
Fiksi RemajaKatanya, kalau kita berhasil membuat 1000 burung kertas, satu keinginan kita akan terwujud. Namun, apakah itu juga berlaku untuk Jendra? Jendra ingin membuat satu permohonan kepada Tuhan. Jendra ingin Tuhan memberinya kesempatan kedua untuk membahag...