prolog

17 4 0
                                    

Banyak hal yang tak ku pahami di dunia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banyak hal yang tak ku pahami di dunia ini. Begitu banyak misteri yang tersimpan di dalamnya membuat bayangan semu yang sulit untuk ku mengerti, salah satunya adalah kamu. Ya, kamu.

Kamu adalah bayangan semu yang ada di hidupku, keberadaan mu, tingkah laku mu, merupakan misteri yang belum bisa ku pahami.

Berawal dari sebuah keramik dingin yang mampu membekukan tatapanku padamu. Kamu pemuda hening dengan tatapan dingin yang ku temui di tempat pengerajin keramik.

Lagi - lagi aku datang menemui mu, berlari tak kenal lelah untuk dapat melihat mu memutar pelarik.

Aku tersenyum kala mata kita saling bertemu, tatapan mu masih sama dinginnya seperti awal kita bertemu. Mengapa kamu tak pernah melembut padaku? Apakah kamu tidak tau betapa tulusnya cinta yang ku sampaikan melalui senyuman ini.

Ku hampiri dirimu yang kembali fokus pada tanah liat di hadapan mu. Ku tarik nafas ku dalam - dalam mengumpulkan keberanian untuk menyapamu terlebih dahulu.

"Mas Ibnu".

Nama mu pun terucap namun bukan dari kedua belah bibirku, melainkan pengerajin wanita berambut panjang di sebrang sana.

" Mas bisa minta tolong benarkan pelarik saya gak? Dari tadi gak mau muter" Tanpa suara kamu langsung menghampiri wanita itu, meninggalkan ku sendiri disini.

Aku mengulum bibirku sedih.

Hanifah Ibnu Baatsya, apakah dirimu terlalu mustahil untuk seorang Aratya
Safira. Mengapa dirimu selalu menghindari ku?, Apa yang salah dariku?.

Ku lihat dirimu disana, betapa ramahnya dirimu padanya. Lihat bagaimana kamu merespon ucapannya dengan gerak tanganmu. Kapan aku dapat merasakan momen itu?.

Mungkin kalian bertanya - tanya bagaimana aku bisa jatuh cinta pada pemuda hening dan dingin sepertimu.

Mari kita kembali pada momen itu. Momen dimana hatiku jatuh padamu. 17 September 1990. Aku datang ke rumah nenekku untuk liburan sekaligus menjenguk nenek yang sudah tua.

Hari itu nenek menyuruhku untuk mengambil vas yang telah dia pesan di tempat pengerajin keramik yang cukup jauh. Sebenarnya aku sangat kesal karna harus berjalan kaki sejauh itu. Namun rasa kesal ku perlahan luntur begitu melihat pahatan sempurna di hadapanku.

Ya Tuhan, apa tidak berlebihan memberikan wajah setampan itu pada mu.

Mata kami saling bertemu, aku melayangkan senyuman ku pada mu tapi tatapan apa itu?. Kamu seperti menguliti ku hidup - hidup dengan tatapan itu.

Mulai hari itu aku sangat penasaran tentang mu, ku cari informasi kemana - mana layaknya fans fanatik. Setelah berkelana mencari informasi akhirnya aku tau siapa kamu. Kamu, Hanifah Ibnu Baatsya pemuda 19 tahun yang hidup seorang diri di tempat pengerajin keramik. Kamu pemuda spesial yang lahir ke dunia ini. Kamu berbicara dengan gerak tubuhmu,kamu hening namun indah.

Ya, Ibnu adalah seorang tunawicara.

Menurut cerita yang ku dengar, Ibnu kehilangan kemampuan bicaranya karena trauma pasca kecelakaan yang menyebabkan kedua orang tuanya meninggal dunia. Saat itu Ibnu kehilangan segalanya di usia 4 tahun.

Sungguh Ibnu yang malang, aku sangat kasihan padamu pada awalnya hingga salah mengartikan rasa cinta yang meluap di dalam diriku sebagai rasa iba.

Namun semua itu segera sirna ketika ku mengetahui betapa luar biasanya dirimu, betapa sabar dan kuatnya dirimu dalam menjalani kehidupan yang berat ini.

Senyumanmu sore itu memancarkan makna bahwa kamu bukanlah manusia yang ingin di kasihani. Kamu berjuang untuk dirimu sendiri, dan kamu tersenyum untuk kebahagiaan mu sendiri.

Pada akhirnya aku menyadari, bukan rasa iba yang menyelimuti ku, bukan pula rasa kemanusiaan yang aku curahkan pada mu.

Ku rasakan detak jantung ku yang menggila karena mu, maka aku sadar bahwa ini adalah cinta. Cinta yang tercipta dari hati, di rasakan dengan hati, dan di kuatkan oleh hati.

Cinta yang abadi tanpa harus mengenal raga. Cukup rasakan dengan hati, maka semuanya akan sempurna.

Entah itu berhasil atau tidak? Yang pasti,

Dengan ini ku tegaskan, mulai hari ini aku, Aratya Safira telah jatuh cinta pada Hanifah Ibnu Baatsya.

Di mulai pada 13 februari 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di mulai pada 13 februari 2024

Ini adalah awal dari semua cerita
Aku harap kalian semua bakal enjoy untuk membaca part - part selanjutnya.

Oh iya kalau kalian suka dengan cerita yang aku buat, jangan lupa ya untuk dukung aku dengan vote serta komen kalian 🦋❤

Jujur agak minder waktu nulis tapi aku coba yakinin diri aku untuk coba.

Karna ini cerita pertama ku, aku minta maaf jika nanti cerita ini tidak sesuai harapan kalian para pembaca.

Aku masih belajar dan akan terus belajar meningkatkan skill tulis aku supaya lebih baik lagi kedepannya.

Terimakasih and see you next part.

HeningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang